Karena udah ada 500 vote jadi aku update lagi, ya, Gaes. Kenapa sih nunggu 500 vote? Karena cerita ini udah sampe 100 bab. Krusial banget kan buat kalian mau memutuskan lanjut baca atau enggak. Jadi, aku butuh antusias kalian, buat aku lanjutin atau stop dengan vote ini. Hehe.
Tidak boleh jatuh cinta.
Poni rambut yang menjuntai itu beterbangan saat Kirana meniupnya. Beberapa kali dia memikirkan kata-kata Gama. Tentang larangan pria itu padanya agar tidak jatuh cinta.
Bagi Kirana ini sangat tidak masuk akal. Perkara hati memangnya kita bisa mengendalikan? Bahkan dirinya sudah merasa jatuh sebelum Gama sempat melarangnya.
"Sudah sepuluh menit kamu bengong begini loh, Ran. Daripada bengong, mending kamu bantuin pekerjaan aku yang makin nggak ada habisnya ini."
Bola mata Kirana melirik tumpukkan dokumen di meja Lita. "Kan aku ke sini mau bantu kamu, Mbak."
"Bantu apa? Kamu dari tadi cuma bengong. Tau nggak, samping unitku orangnya suka bengong, eh besoknya dia mati dong," ujar Lita seraya memperagakan gerakan seolah-olah kepalanya putus.
"Mbak, ih! Malah bercanda."
Lita tertawa. "Makanya jangan bengong terus. Nih, aku kasih kamu kerjaan." Wanita berkacamata nyentrik itu meraih beberapa berkas, lalu menyerahkannya kepada Kirana.
"Kok dikit banget sih, Mbak?"
"Aku nggak bisa kasih kamu kerjaan banyak-banyak. Nanti Pak Gama marah asisten kesayangannya capek."
Kirana berdecak. Kesayangan dari mananya?
"Oh iya, kamu diajak ke pesta Beta Grup enggak sama Pak Gama? Dulu itu Pak Gama seringnya bawa Silvana kalau ada acara pesta di Beta Grup. Tapi tahun ini kayaknya nggak mungkin karena Silvana sudah tunangan sama Pak Raja."
Kirana mengerutkan bibir mendengar cerita itu. Dia makin pesimis saja menembus dinding hati pria itu.
"Mungkin saja mereka masih bisa hadir bersama," ujar Kirana mengedikkan bahu. Mencoba untuk tidak peduli.
"Ya nggak mungkinlah. Dan, By the way hanya para petinggi yang diundang di acara Beta
Grup. Apalah aku ini yang hanya seorang kacung?""Kalau Mbak Lita kacung, aku apa dong?" Kirana beranjak berdiri, membawa satu bundel kertas yang berisi beberapa berkas. "Aku kerjain ini dulu, deh, Mbak."
"Kamu lucky kalau Pak Gama ngajakin kamu ke acara itu," ujar Lita yang cuma dibalas senyum singkat oleh Kirana.
Baru saja Kirana duduk di kursinya sebuah pesan singkat mengalihkan perhatiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil inside You
Romance"Kamu pikir, kamu itu siapa?! Berani sekali mengatur hidupku." Gama menatap tajam, penuh intimidasi kepada wanita yang kini terpojok dengan bibir bergetar. "Kamu itu cuma asisten! Aku ingatkan sekali lagi posisimu. Kamu itu cuma asisten!" bentak G...