1. Gus rese'

2K 77 0
                                    


Assalamualaikum semua, salam kenal ya..
Pengalaman pertama nulis jadi sorry banget kalo banyak typo 😁😁😁🙏🙏
Semoga suka yaa..❤️❤️

🌷🌷🌷

"Dasar Gus rese’! "

"Kapan sih dia berhenti ngerjain aku?! "

Teriak Sofia. Tubuhnya ia rebahkan di atas kasur dengan kasar. Wajahnya tampak suram, menunjukkan betapa kesalnya ia pada Gus Sulthan yang orang-orang sebut dengan Gus Yusuf karena wajahnya yang tampan itu. Gus rese', nama yang ia sematkan padanya karena tak henti-hentinya memberikan tugas yang tak masuk akal.

Memang sih, profesinya sebagai staf pengajar di MA atau Madrasah Aliyah di lingkungan pesantren yang juga menjadi abdi ndalem sudah menjadi hal yang wajar seandainya ia mendapatkan perintah dari keluarga ndalem. Tapi apa yang sudah Sulthan lakukan, Shofia pikir sudah kelewat batas.

“Kamu kenapa Vi. Habis ketemu Gus Sulthan itu harusnya senang. Ini kok malah marah-marah.” Sahut Khodijah meledek. Helaan nafas kasar menyembur dari gadis cantik bernama Shofia. Mukanya merah padam bak kobaran api.

Khodijah tahu, sahabatnya itu sering mendapatkan tugas yang bertumpuk. Tugas yang bisa saja diberikan kepada para santri ataupun rekan guru yang lain. Atau bahkan bisa dilakukan oleh Gus itu sendiri.

Seperti sekarang, setelah selesai mengajar ia diminta ke mall membeli kemeja untuk Gus sulthan. Selepas dari mall, ia diminta ke pasar membeli sayur mayur untuk memasak makanan untuk makan malam. Padahal masih banyak bahan makanan di kulkas yang bisa diolah menjadi makanan yang lezat. Hanya saja bukan Gus Sulthan kalau tidak membuat Sofia kesal. Dia sengaja meminta makanan yang bahannya tidak tersedia di kulkas.

Sofia hanya bisa patuh. Mengingat yang melakukan itu semua adalah Gus Sulthan putra dari kyai Yahya yang sangat ia hormati. Juga umi Salma yang lembut dan sangat mengasihinya. Abah kyai Yang ternyata sahabat kecil ayahnya, telah menerimanya sebagai santri secara cuma-cuma di pondok pesantren miliknya, hingga ia bisa mengenyam pendidikan sampai ia sekarang menjadi guru dan mengabdi di pondok Abah Yahya tersebut. Tidak lain berkat kebaikan Abah kyai dan juga Bu nyai.

Rasa-rasanya ia ingin teriak, menolak di depan mata kepala gusnya itu. Apa Gus itu tidak pernah berfikir bahwa dirinya lelah dengan kegiatannya seharian ini. Gus yang baginya tidak ada manis-manisnya sama sekali. Jadi jangan pernah bandingkan dengan merk air mineral yang onoh. Semua yang Sofia lihat dari Gus itu adalah pahit. Gus yang bagi banyak orang dan para santriwatinya saat memandangnya seperti menemukan oase di tengah Sahara yang gersang. Adem. Tapi hal itu tidak berlaku bagi Sofia. Bersinggungan dengan Gus Sulthan adalah neraka baginya.

“Nggak sopan loh menolak perintah anak kyai. Bisa nggak berkah ilmunya. “ Kata-kata itu yang selalu dijadikan dalih bagi Sulthan yang membuat Shofia tak bisa berkutik.

Bunyi telepon masuk terdengar dari handphone Shofia. Kedua bahunya merosot lemah begitu melihat nama yang tertera di sana.

“Hallo mbak Shofia, ini kemeja yang tadi Mbak Shofia beli, Gus Sulthan nggak sreg, dia minta ditukar saja. “ Suara Aiman orang yang berstatus sebagai asisten Gus Sulthan terdengar dari seberang telepon.

“Ya sudah bang, bang Aiman saja yang nukar. Kan di situ ada notanya.” Jawab Shofia ketus. Kalau di gambar animasi mungkin wajahnya memerah dan tubuhnya dikelilingi api, dan telinganya mengeluarkan asap. Dia marah, sampai ubun-ubun.

Until You Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang