"Ini dia nih, pasangan viral abad ini. Sibuk banget ya mas, sampai baru sempat nengokin ponakan baru."
Kedatangan Sulthan dan Shofia seolah begitu dinantikan, membuat Khalwa sontak bangkit berdiri begitu sosok mereka tertangkap oleh ekor mata gadis itu. Tanpa pikir panjang ia bergerak menghampiri dan menyambut kakak ipar cantiknya, Shofia. Diajaknya wanita itu untuk mendekat, bergabung dengan yang lain.
Sulthan menjadi satu-satunya anggota keluarga yang baru menampakkan batang hidungnya semenjak ponakan barunya lahir. Membuatnya menjadi bulan-bulanan adiknya itu. Bahkan Khalwa dan Syifa bela-belain izin pulang untuk menengok Amira adik Athar.
"Hm, ngapain bocil ini ada di sini. Harusnya kan nyantri? Jangan keseringan dijemput Mi. Tuman nanti. Dikit-dikit pulang, bentar-bentar izin. Piye Kate mresep ilmune nek ngono kui. " Cibir Sulthan santai. Diacak-acaknya puncak kepala Khalwa yang terbalut bergo pink-nya.
"Ya udahlah biarin aja. Nggak tiap hari ini. " Umi yang senang-senang saja dengan kehadiran kedua putrinya itu pun tak bisa untuk tak membela mereka.
"Palingan mau nagih oleh-oleh dari mas kan?" Sulthan mencebik. Kedua alis Khalwa terangkat naik turun. Sambil meringis penuh arti.
"Tau aja nih Abang Sulthan sayang. Tapi selain itu, kita juga khawatir sama keadaan mbak Shofia yang udah difitnah dan beritanya viral ke mana-mana. Ya kan dek? " Syifa yang dari tadi hanya diam menyimak pun angkat bicara. Digamitnya lengan Sulthan agar ikut duduk bergabung bersama. Kebetulan semua anggota keluarga berkumpul di ruang tengah kediaman Gus Raffa. Abah, umi, Halida, Raffa ada di sana. Tak ketinggalan Athar yang berada di pangkuan sang ibunda.
"Betul!" Khalwa mengangkat kedua ibu jarinya mantap.
"Tapi aku kagum loh sama mbak Fia, kok bisa tahan sih dihujat begitu, atas kesalahan yang sama sekali tidak kita perbuat. Kalau aku pasti sudah bikin video klarifikasi. Terus terkenal deh. Dapet banyak endorsan, ya mumpung punya suami viral. Sayang kalau nggak dimanfaatin. Yah.. itung-itung pansos lah. " Syifa kembali menimpali.
"Mumpung, mumpung.. mas mah kenalnya cipung dek." Timpal Sulthan yang ditanggapi senyuman istrinya.
Setelah menyapa semua yang ada dalam ruangan itu, Shofia bergerak mendekati umi yang tengah memangku bayi Amira.
"Sini Umi, biar gantian saya yang gendong Dede Amiranya. " Pinta Shofia lembut. Seulas senyum manis umi berikan sebelum ia menyerahkan tubuh bayi kecil dari pangkuannya.
"Masya Allah, cantik banget adeknya Athar. Buat ameh Shofia boleh?" Shofia mendekati Athar di pangkuan Halida. Gus kecil itu memberengut seolah keberatan dengan permintaan tantenya.
"Nggak boleh. Itu kan adek Athar. Ameh Fia beli aja sendiri. " Dengan polosnya Athar berceloteh membuat seisi ruangan terpingkal dibuatnya.
"Bener tuh Athar. Ami sama ameh suruh bikin sendiri aja. Enak aja minta. " Mulut ceplas ceplos Khalwa agaknya perlu dilakban. Biar nggak bocor. Sulthan yang mendengarnya kontan melirik wajah istrinya yang sontak melempar pandang ke sembarang arah begitu manik legam itu mengarah padanya.
Sulthan berjalan mendekati Halida. Membungkuk, memposisikan wajahnya lurus dengan wajah mungil Athar dan membelai kepalanya. "Iya, nanti ami beli sepuluh. Biar jadi sebelas digabungin sama Athar. Nanti main sepak bola sama Athar ya, mau? " Anggukan kecil, Athar berikan sebagai jawaban. Setelahnya, Sulthan menempatkan diri di sisi Shofia, lalu diusapnya perpotongan bahu dan lengan istrinya yang berada di samping Halida. Seolah mengatakan, "take it easy dek, my sister is just kidding. " Lalu memandu wanita itu agar duduk di salah satu sofa.
"Mas, aku nggak sabar pengen dapet ponakan dari mas sama mbak Shofia nih. Jadi penasaran, nanti anak mas Sulthan sama mbak Shofia mirip siapa ya?" Kali ini Syifa menyuarakan unek-uneknya. Ia berjongkok dengan Khalwa di hadapan Shofia yang duduk di sofa. Mengusap-usap pipi Amira gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Until You Love Me
RomanceKepulangan Gus Sulthan setelah menyelesaikan pendidikan S2-nya dari Kairo Mesir begitu dinantikan para warga pesantren Al-Hidayah. Namun menjadi awal hari sial bagi Shofia, seorang guru di MA di bawah naungan pondok pesantren Al-Hidayah. Gadis itu t...