52. Hectic

565 26 7
                                    

Sulthan dalam perjalanan ke hotel untuk beristirahat sebelum menghadiri acara podcast sore nanti  bersama mahasiswa Al-Azhar dari Indonesia. Dengan sangat terpaksa dia membatalkan beberapa janjinya pada beberapa kenalannya di sana karena ia harus menyiapkan segalanya berkenaan dengan rencananya untuk pulang besok. Acara podcast sore nanti menjadi acara yang bisa ia lakukan selama menunggu hari esok di mana ia akan terbang ke Indonesia.

Sebenarnya Sulthan merasa menyesal harus membatalkan beberapa janji yang sudah dibuat dengan beberapa kenalan mahasiswa di sana. Namun, perasaannya yang kacau-balau tak mampu lagi dihalau untuk segera bertemu Shofia dan menyelesaikan masalah yang sedang istrinya hadapi. Beruntung semua kenalannya di Al-Azhar mau memaklumi kejadian yang sedang menimpanya. Sehingga mereka memberikan toleransi pada Sulthan untuk menangguhkan janji membuat konten bersama hingga waktu yang tak ditentukan. Dan mereka memberikan dukungan sepenuhnya untuk pria yang tengah didera kegelisahan akut itu. Bagaimana tidak galau hebat, sampai detik ini semua pesan yang ia kirimkan untuk Shofia tak satupun di baca oleh gadis itu. Dan puluhan panggilan darinya belum juga mendapatkan tanggapan ataupun panggilan balik dari Shofia.

Kembali Sulthan membuka postingan viral tentang istrinya. Pria itu menduga-duga, siapa di balik berita hoax yang berani menyeret nama Shofia. Alhamdulillahnya, duduk persoalan yang sebenarnya terjadi sudah ia ketahui dari obrolannya dengan Alif di telepon beberapa menit lalu. Lebih bagus lagi, ia mendapatkan informasi dari saksi mata dan ahli, karena Aliflah yang menggunting rambut Arga dan tahu kenapa Arga sampai dihukum seperti itu. Dan dari Alif pula, ia tahu bahwa Gus Raffa tengah berada di rumah sakit mendampingi Halida yang akan melahirkan. Shofia dan Khodijah pun turut menemani ke rumah sakit.  Mungkin itu sebabnya teleponnya tak kunjung mendapatkan jawaban karena kakaknya sedang berada di situasi hectic.

"Kalau menurut saya sih Gus, pak Andhika itu masih kecewa sama sampeyan Gus. Soal acara aqiqah anaknya dulu."

Aiman mencoba merunut kejadian setahun yang lalu. Di mana Sulthan diminta mengisi acara aqiqah anak Pak Andhika. Namun sayangnya Sulthan tidak bisa mewujudkannya karena bentrok dengan jadwal yang sudah diatur berbulan-bulan sebelumnya. Hari di mana dia diundang mengisi tausiyah Akbar di alun-alun Malang yang melibatkan banyak kalangan. Sehingga dia berpikir acara itu lebih pantas mendapatkan prioritas utama daripada acara aqiqah yang bersifat pribadi dan diadakan secara mendadak. Sulthan sudah memberikan penawaran agar acara aqiqah itu diundur beberapa hari di mana ada waktu free dalam agenda Sulthan. Namun agaknya Pak Andhika kekeh dengan keputusannya. Acara itu harus diadakan hari itu juga tak bisa diundur barang sehari pun. Oleh sebab itu, Gus Raffa lah yang kemudian ia minta untuk menggantikannya.

Namun Andhika lebih menghendaki agar Gus Raffa yang mengisi kajian di Malang, supaya Sulthan bisa mengisi tausiyah di acara aqiqah anaknya. Karena ia sudah kepalang janji pada karib kerabatnya akan mengundang Sulthan, Gus yang tengah viral itu. Mungkin Andhika merasa bahwa jabatannya sebagai salah satu penguasa daerah setempat dan juga kontribusinya dalam pembangunan pesantren membuatnya merasa siapapun  harus menuruti kemauannya. Dan saat keinginannya  itu tak  berjalan sesuai kehendaknya ia tidak bisa menerima. Jika mengingat perangainya yang arogan dan selalu bertindak semaunya sendiri, tidak heran jika dia bersikap seperti itu. Terkesan seperti anak kecil memang, tapi di dunia ini kita bisa saja bertemu dengan manusia semacam pak Andhika yang berpikir bahwa kekuasaan mampu membeli segalanya. Ditambah lagi dia merasa berjasa sebagai donatur tetap pesantren.

Sulthan mengusap wajahnya kasar. Kembali ia dibuat gusar oleh komentar-komentar netizen yang menjelek-jelekkan Shofia. Namun dari sekian banyak komentar pedas, ada beberapa komentar yang membuatnya memicingkan mata, dan beberapa kali menggigit bibir bawahnya, ia tampak marah, kesal atau lebih tepatnya cemburu.

"Masya Allah, pantes aja Gus Sulthan lebih milih Bu Shofia, kalau Bu Shofia mau, saya juga mau jadi suaminya. "

"Biar galak, tapi cantik. Masya Allah. "

Until You Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang