78. Sudah terpesona?

295 19 2
                                    

Semangat, yuk semangat..
Bentar lagi tamat..

*****

"Tenang, semua sudah siap. Donasi dan berbagai perlengkapan yang dibutuhkan korban bencana dari para donatur sudah terkumpul. Besok sudah siap dikirim."

"..."

"Insya Allah saya ikut. "

"..."

"Istri?"

"..."

"Ya nanti saya coba ajak sekalian. "

Sulthan tengah sibuk menerima telpon dari salah satu temannya yang tergabung dalam komunitas bakti sosial sembari duduk di tepian ranjang saat Shofia memasuki kamar. Wanita itu membawa setumpuk baju yang akan dimasukkan ke dalam lemari pakaian.

Sulthan meraih pergelangan tangan Shofia saat istrinya itu melenggang di hadapannya setelah selesai menaruh pakaian yang dibawanya ke dalam lemari. Menarik, dan membawanya duduk di sebelahnya.

Dengan tangan tetap menggenggam jemari Shofia, ia mengutarakan maksudnya, "Dik, besok para Gus dan Ning dari beberapa pondok pesantren di Jawa Timur juga beberapa selebgram mengadakan bakti sosial ke tempat pengungsian korban gunung meletus. Kamu ikut ya? Kan sekolah sudah libur. Hitung-hitung refreshing, gimana? "

Shofia terdiam, tampak berpikir. Sedang Sulthan menangkap makna lain di wajah cantik istrinya.

Dia tampak menggaruk tengkuknya sendiri. " Ehm, aneh ya refreshing kok ke tempat pengungsian korban gunung meletus?"

"Bukan begitu mas. Nggak kok nggak aneh. Aku mau ikut mas. Tapi.. " kalimat Shofia menggantung, tersirat keraguan di wajahnya.

"Tapi apa?"

"Apa ada Ning Humaira dan mbak Syakila juga?" Tanya Shofia ragu.

Sulthan terlihat menghirup udara dalam. "Ya Dek. Mereka ikut juga. Kenapa? " Jawab Sulthan.

"Nggak, nggak apa-apa mas. Nanya aja. "

"Jangan bilang kamu masih insecure di depan mereka. Kamu tahu, popularitas kamu sudah menyamai Humaira loh. Bahkan lebih. Jadi, kamu harus percaya diri dengan diri kamu. Bahwa kamu juga istimewa seperti mereka. Ok sayang? "

Shofia mengangguk lemah.

"Ya udah, kamu siapin barang-barang yang perlu dibawa ya. Mas mau siap-siap ke masjid dulu. Bentar lagi isya'."

***

"Masya Allah Gus Sulthan, mimpi apa saya bisa ketemu sama sampeyan Gus. " Seru seorang wanita paruh baya, dia mengatupkan kedua tangannya antusias. Jika saja ia tak ingat kalau dia bukan mahram, mungkin dia sudah menghambur memeluk Gus tampan itu.

Sulthan, Shofia dan beberapa orang dari kelompok bakti sosialnya kini sedang berada di tenda dapur umum.

"Kalau saya sih semalam mimpi ketemu sama Krisdayanti Bu, eh ternyata pertanda mau ketemu sama ibu. " Balas Sulthan yang disambut tawa orang-orang di sekitarnya. Dari balik niqabnya, Shofia tersenyum. Suaminya itu memang benar-benar publik figur yang mudah membuat orang lain tertawa.

"Gus bisa aja. Kasihan mbak Krisdayanti-nya disamain kayak saya. "

"Yang ada mbak KD-nya seneng Bu, disamain sama orang yang pinter masak kaya Ibu. Ngomong-ngomong soal masak, istri saya ini juga jago masak loh Bu. "

Mendengar itu, Shofia refleks mencubit pinggang suaminya. Membuat Sulthan berjengit karenanya. Meringis lalu tersenyum menatapnya.

"Owalah, tenanan ta? " Tanya ibu itu ragu.

Until You Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang