70. Maaf

546 30 3
                                    

Assalamualaikum..
Bismillah..

Kuy lanjut baca...

___&&&___

"Arga! Asep!"

Shofia memekik pelan kala turun dari sepeda sementara netranya menangkap bayang Arga dan Asep tengah duduk di bale-bale di teras rumahnya. Sulthan pun tak kalah terkejut terlihat dari raut bingung di wajah yang tampak merah padam akibat terpapar panas matahari.

Arga dan Asep serta merta berdiri begitu melihat kedatangan Shofia dan Sulthan. Menghampiri keduanya lalu menyalami dengan takzim jemari Sulthan, lantas menangkupkan kedua tangan dan menunduk kala bertemu tatap dengan Shofia. "Assalamualaikum Miss.. Gus. .. " Sulthan yang sudah berhasil memarkirkan sepeda listrik yang habis ia pakai pun menyambut keduanya dengan senyum lebarnya. "Waalaikumussalam.." Jawab Sulthan, tangannya menepuk-nepuk punggung kedua santrinya itu.

"Waalaikumussalam .. Masya Allah, mimpi apa Miss semalam Ga, Sep. Segitu kangennya ya sama Miss sampe bela-belain dateng ke solo? " Tidak, kalian tidak salah dengar. Memang benar suara narsis itu berasal dari guru cantik itu. Bukan karena terpapar virus narsis dari suaminya, memang Shofia sudah terkenal narsis di kalangan tertentu. Itu sebabnya di kalangan tertentu pula, mereka disebut pasangan yang sangat cocok yang tercipta khusus untuk satu sama lain.

Kegembiraan Shofia tak terbendung, terlihat dari kehebohannya menyambut Arga dan Asep. Menciptakan suasana hangat yang menjalar dalam diri Sulthan. Seulas senyum tak lepas dari bibirnya yang tipis. Kedatangan Arga mampu mendongkrak suasana hati wanita itu. Berbeda jauh dengan beberapa waktu ke belakang, beberapa kali istrinya itu selalu kedapatan menitikkan air mata saat mengingat Arga.

Sarah yang mendengar suara Shofia dari dalam rumah pun sontak keluar, " tadi sudah ibu suruh tunggu di dalem Fi, eh malah duduk di teras. "

"Eh nggak apa-apa Bu. Enakan di luar. Adem. Anginnya semriwing. " Jawab Asep, Arga hanya mendukungnya lewat senyum tipisnya.

Sulthan merangkul keduanya dan mengajak mereka untuk memasuki rumah Shofia. "Ya udah, masuk aja yuk Sep, Ga. Kalian pasti capek. "

Sarah mengajak Asep dan Arga untuk makan siang. Walaupun jam makan siang telah lewat, tapi ia berani bertaruh kalau dua murid Shofia itu pastilah belum makan. Tampak dari cemilan yang ia sajikan habis tak bersisa, menyisakan piring enamel yang memperlihatkan gambar bunga merah besar di dasarnya.

Arga yang tampak malu, tak menjadi penghalang bagi Asep untuk mengiyakan ajakan Sarah. Apalagi Shofia dan Sulthan tampak memaksa. Karena mereka tahu perjalanan yang ditempuh kedua anak itu pastilah melelahkan.

Di tengah kegiatannya menyantap makan siang mereka, Asep menjelaskan bahwa sebelum memutuskan pergi ke Solo, Arga pergi ke pesantren untuk bertemu dengan Miss Shofia. Namun setelah diberi tahu umi Salma bahwa Miss Shofia dan Gus Sulthan tengah berada di Solo, Arga pun mengajak Asep untuk pergi menyusul dengan menggunakan bus. Jadilah mereka di sini sekarang.

🌷🌷🌷

Shofia dan ibu sedang sibuk di dapur, menyiapkan bahan makanan yang akan mereka olah untuk makan malam, saat Sulthan, Alwi, Arga dan Asep kembali dari masjid untuk sholat ashar. Sedang Zayyan, pagi tadi ia pamit pada Sarah, bahwa mungkin ia akan tiba di rumah sebelum petang.

Ya, Asep dan Arga masih di sini. Dan Shofia seakan sudah bersiap-siap dengan apa yang Arga bawa. Sesuatu yang Shofia yakin, sangat ingin Arga sampaikan padanya. Hingga remaja itu begitu niat menyusulnya ke Solo. Sesuatu yang sangat Shofia tunggu-tunggu. Yang ia percayai, akan menjadi pintu jalan baru bagi Arga untuk membuka ruang kesempatan yang lebih baik dalam hidupnya, yang selama ini sudah ia sia-siakan.

Until You Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang