5. Nasi Goreng

894 59 0
                                    

hallo guys 👋👋

Masih setahun yang lalu

Sulthan baru saja selesai mengisi kajian kitab Nasoihul Ibad di aula utama pondok. Terhitung tiga hari sudah sejak ia kembali dari Kairo. Kajian yang diikuti oleh seluruh santri perempuan ini, dimulai setelah isya dan berakhir jam sembilan malam. Acara yang diadakan setiap malam Ahad, agak berbeda dengan malam-malam sebelumnya karena diisi oleh Sulthan yang biasanya diisi oleh Rafa, kakak Sulthan. Karena itulah kajian malam ini begitu dinanti-nantikan oleh para santri.

Karena selain mendapat ilmu mereka juga bisa menikmati pemandangan menakjubkan ciptaan Tuhan. Bagi mereka wujud Sulthan merupakan salah satu implementasi dari ayat yang selalu diulang-ulang dalam surat arrahman.

Fabiayyi ‘alaa i robbikumaa tukadz-dzibaan.

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan.

Kesempatan seperti ini mungkin akan menjadi kesempatan yang langka. Kelak Sulthan akan memiliki waktu sedikit di pondok. Karena sejak jadwal kepulangannya menyebar, begitu banyak pihak yang mengundangnya untuk mengisi kajian di tempat mereka. Juga teman-teman YouTubers dan konten kreator berbondong-bondong memintanya untuk kolaborasi membuat konten dakwah juga diundang ke berbagai podcast.

Itu sebabnya banyak para santri yang begitu menantikan kajian ini. Ditambah malam ini adalah kesempatan pertama bagi Gus Sulthan mengisi kajian sejak kepulangannya dari Kairo. Banyak santri yang dibuat penasaran ingin melihat secara langsung bukan dari aplikasi di handphone mereka.

Mereka yang terkenal malas mengaji tiba-tiba begitu rajinnya sampai-sampai menunda makan malamnya saking antusiasnya mengikuti kajian itu. Mengharap mendapat tempat duduk paling depan agar bisa menatap keindahan dunia yang mungkin seminggu sekali belum tentu dapat mereka lihat.

Santriwati yang pelor, nempel dikit molor tiba-tiba over dosis kopi, menenggak dua gelas minuman mengandung kafein itu demi tetap terjaga dan tak melewatkan setiap gerak- gerik bahkan suara merdu putra Abah Yahya itu. Ah semua riuh dengan euforia masing-masing menyambut performa Gus tampan itu. Semuanya sudah siap dengan kitab kuning dalam genggaman dan bolpoin hi-tec untuk ngabsahi.

Berbeda dengan Shofia, ia tetap di kamar. Seolah tak terpengaruh dengan kehebohan yang terjadi. Ia menyibukkan diri dalam kubangan buku yang membuatnya tenang.

Setelah satu setengah jam berlalu, kajian pun berakhir. Semua santri kembali ke kamar masing-masing. Begitu pula Sulthan dan Aiman. Mereka beranjak meninggalkan aula hendak kembali ke ndalem.

Tak jauh berbeda dengan Khodijah, ia baru saja memasuki kamarnya setelah selesai mengikuti kajian Sulthan. Ia dapati Shofia tengah membaca Al-Qur’an saat membuka pintu kamarnya.

Di tengah perjalanan, terdengar sayup-sayup suara tilawah yang sangat merdu saat Sulthan berjalan melewati kamar yang ditempati Shofia dan Khodijah. Kebetulan kamar mereka terletak tak jauh dari ndalem berada. Sontak langkah Sulthan terhenti yang diikuti Aiman.

“Kenapa Gus?” tanya Aiman heran melihat Sulthan tiba-tiba menghentikan langkahnya.

“Sshht..” Sulthan meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya meminta Aiman agar tak berisik. Beberapa menit Sulthan terdiam. Dan Aiman pun mengerti apa yang sedang dilakukan Gusnya itu. Sulthan masih hening. Mendengarkan lantunan ayat suci itu dengan hikmat. Seakan hanyut dalam suara yang begitu merdu. Hingga akhirnya suara tasdiq terdengar tanda berakhirnya kegiatan membaca Al-Qur’an.

“Udah selesai Di, kajiannya? “ tanya Shofia setelah menutup Al-Qur’an yang baru saja di bacanya dan meletakkannya di atas rak. Lalu kembali duduk bersebelahan dengan Khodijah di sofa panjang yang terdapat di kamar mereka.

Until You Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang