21. Kembali Berbinar

691 44 0
                                    

Perihal cinta,
Akan indah terasa,
kala dua hati saling membuka,
Pun sebaliknya,
Akan ada satu luka,
kala hati yang lain mengatup rapat,
Di situ kita akan paham,
Apa itu sebenar-benar cinta,
dengan melihatnya bahagia tanpa kita,
Atau justru memaksanya untuk bertahan, namun memendam duka.


Selama perjalanan kembali ke kota asal, Jombang, wajah tampan itu tampak suram. Seperti Ada beban dalam dirinya membuat hatinya merasa tak nyaman. Humaira, apakah ia akan menyesal karena telah menolak wanita itu ? Tapi ia tak bisa menampik bahwa ada seorang wanita yang telah menguasai penuh hatinya, dan serasa tak mungkin untuk menggesernya. Walau ia belum tahu, apa wanita itu akan menyambut baik perasaannya atau tidak.

Kembali ia menghela. Diketuknya tasbih digital di jari telunjuknya, terus berulang hingga angka-angka yang tertera di sana terus bertambah jumlahnya. Rasa tenang perlahan menjalar di dalam dirinya.

"Abah hargai keputusanmu nak. Abah harap kamu bisa mempertanggungjawabkan keputusanmu. Jangan sampai kamu menyesal di kemudian hari. "

Ucap Yahya saat mereka hendak berpisah. Yahya dengan tujuan ke kota Surabaya untuk mengisi ceramah di masjid alun-alun kota. Sedang Sulthan hendak bertolak ke kota asal, Jombang. Dengan tujuan akhir sebuah restoran milik temannya yang sudah buka beberapa bulan yang lalu. Permintaan untuk endorse ia terima sudah lama, namun baru bisa direalisasikan hari ini. Walau raga rasanya sudah merindukan kasur favoritnya untuk segera merebahkan diri. Namun ia takut janji yang sudah ia berikan, akan terus terbengkalai jika tidak segera ia penuhi.

***

"Assalamualaikum. ya bang, ada apa?" Sapa Shofia, Aiman tengah menghubunginya. Baru saja ia selesai shalat Ashar. Ia sedang mematut diri di depan cermin sambil menyisir rambut panjangnya.

"Mbak, bisa ke sini nggak? " Pinta Aiman.

"Ke sini? Ke mana? "

"Ke kafe kawula muda mbak. Di jl. Kartini. Mbak Shofia ke sini bawa barang-barang ini ya. Nanti saya kirim gambarnya."

"Kenapa nggak bang aiman aja yang pulang sebentar, ambil barangnya sendiri."

"Tolong dong mbak, saya lagi hectic di sini. Plis yah. Saya tunggu"

Beberapa detik kemudian, Aiman mengirim pesan. Di dalamnya memuat gambar sebuah sepatu, juga jaket jeans warna biru langit.

"Beneran loh mbak saya tunggu. Ini Gus lagi siap-siap. Sepatu Gus sudah kotor jadi perlu ganti. Jaket juga. "

Karena semua outfit Sulthan tak ubahnya seorang artis, jadi dengan mudah Aiman mengambil gambar dari google model sepatu dan jaket yang dimaksud.

Belum juga menjejakkan kaki di pesantren, Gus itu sudah membuatnya repot. Mau tak mau ia bangkit meraih bergonya dan pergi menuju ndalem.

"Assalamualaikum umi, " sapa Shofia pada umi Salma yang sedang mengaduk air teh untuk Abah Yahya di dapur.

"Waalaikumussalam, ada apa Fi?"

"Maaf umi dapet perintah dari bang Aiman suruh ambil baju Gus. Boleh minta tolong ambilkan umi?"

"Ya udah masuk aja Fi. Sulthannya juga nggak ada."

"Tapi umi, "

"Nggak apa-apa. Emang dia di mana sekarang?"

"Di jl. Kartini umi. Lagi mau endorse kafe temennya."

"Ya udah sana ambilin."

"Mohon izin masuk kamar Gus nggih."

Salma mengangguk.

Until You Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang