Kabar duka di Kamis pagi

283 11 2
                                    

Rintik hujan menerobos langit sendu nan kelabu, saat terbit fajar di Kamis pagi kala itu. Semesta seolah turut tercekat mengiringi helaan nafas terakhir  pahlawan hidupku. Matahari yang menjulang, tak lagi terang, seolah ikut menitipkan salam bela sungkawa terdalam. Titik-titik air turun dengan damai membasahi tanah, seolah bersiap diri untuk menyambut jasad tenangmu.

Bapak, selamat jalan...

Tak ada lagi rasa sakit yang menyiksa,

Yang setiap kali melihatmu merintih,
rasanya terkoyak relungku,

Yang setiap kali melihat gurat sepi di wajahmu,

Rasa pedih kian menyayat hatiku,

Bapak selamat jalan...

Semoga Allah memberikan apa yang tak kau dapatkan selama di sini,

Semoga Allah meliputimu dengan kasih sayang  tak bertepi,

Semoga pintu Jannah-Nya terbuka lebar, selebar kesabaranmu yang tiada henti..

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ

Kamis, 1 Agustus 2024 Ml
Kamis, 26 Muharram 1446 H

***

Maaf yah readers, part ini bukan lanjutan dari kisah Sulfia. Tapi part dari cerita hidup author..

Qadarullah, bapakku telah dipanggil Allah tanggal 1 Agustus kemarin. Setelah sakit  dua Minggu lamanya. 🥺🥺

Maaf sekali, barangkali aku nggak bisa up dalam waktu dekat... 🙏❤️

Until You Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang