44. Modus

783 42 4
                                    

Wah Minggu nih guys. Sibuk ngapain kalian?
Hi readers yang Budiman, plis dong bagi vote nya.
Ibarat ayam, author ini baru netes.
Jadi biar tumbuh kembangnya berjalan dengan baik, boleh dong di follow?
Kalo Gus Sulthan udah berhasil bikin kalian guling2 dan senyum2 gaje, boleh dong bikin author nya guling2 juga sama vote kalian?
Apalagi kalau mau komen, komen kalian itu kaya cambuk bagi author buat cepet2 bikin bab baru.

Jadi, kalau kalian suka cerita ini,, ditunggu follow, vote and komennya ya... 🥰🥰

Ok, lah kuy baca..

***

"Siniin mangkoknya, atau.. mau aku cium.. di sini. " Bisiknya dengan raut wajah mengancam, matanya menyipit nakal.

Mendengar ancaman Sulthan, mau tak mau Shofia menyodorkan mangkuknya. Membiarkan suami yang tengil itu membubuhi saus pada bakso miliknya.

"Kenapa mas? " Tanya Shofia saat mendapati ekspresi Sulthan yang aneh saat mulai mengecap sepotong bulatan bakso di mangkuknya.

"Kok aneh ya rasanya. Coba kamu cicipin dik." Sulthan menyendok sedikit potongan bakso dari mangkuknya dan menyuapi istrinya. Yang disambut dengan baik oleh Shofia. Wanita itu refleks membuka mulutnya.

"Enak kok. " Jawab Shofia saat lidahnya berhasil meraba rasa sepotong bakso dari tangan sang suami, dengan tampang polosnya.

"Masa? Coba aku cicip punya kamu. " Sulthan membuka mulutnya berharap Shofia balik menyuapinya. Layaknya kucing yang setia pada tuannya, tanpa pikir panjang, Shofia pun menyendokkan makanan miliknya dan menyuapi pria itu.

"Iya ya. Enak." Timpal Sulthan dengan wajah tak berdosa.

Beberapa detik, Shofia merasakan ada banyak mata sedang memperhatikan mereka. Digerakkan kepalanya, menyapu sekeliling. Dan benar saja. Orang-orang di meja lain sedang menatap ke arah mereka, seraya tersenyum dan berbisik-bisik. Merasa sudah diprank suaminya, tatapan tajam kembali ia layangkan pada suami yang kini tengah berpura-pura bodoh.

"Mas modus ya?"

"Emang itu kan yang dilakukan orang yang lagi pacaran? Melakukan segala trik untuk melancarkan modus. " Senyum kemenangan terukir, mendapati istrinya sudah terpedaya dengan kejahilannya. "Memang kita lagi pacaran kan?" Tambahnya sambil menusuk bakso kecil di mangkuk.

Shofia hanya diam dengan wajah tertekuk menahan malu.

"Kamu tahu nggak, apa aja yang dilakukan orang-orang kalau lagi pacaran?"

Shofia menggeleng lemah.

"Coba mendekat sini, aku bisikin. " Perintah Sulthan, membuat Shofia mencondongkan kepala ke arah suaminya, memangkas jarak di antara keduanya.

Begitu kepala Shofia mendekat, diambilnya selembar tissue lalu menyeka pelipis Shofia yang dipenuhi beberapa buliran halus keringat. Shofia tersentak begitu sapuan kertas tipis itu mendarat di pelipisnya. Karena mereka sedang berada di tempat umum, ia pun pasrah dengan apa yang dilakukan suaminya. Tak berani memberontak.

"Pedes banget ya? Sampai keringetan gini. " Goda Sulthan lagi sambil menyeka pelipis Shofia yang basah.

Bukan karena baksonya yang pedes mas, tapi deket-deket sama kamu itu bikin aku gerah karena mati gaya.

"Assalamualaikum, Gus Sulthan ya? "

Dua orang laki-laki datang menghampiri meja di mana Sulthan dan Shofia tengah duduk. Mengulurkan tangan ingin menyalami Gus viral itu. Yang disusul oleh beberapa orang lainnya yang tadinya duduk-duduk tak jauh dari tempat Shofia dan Sulthan berada. Rupanya orang-orang ini baru menyadari bahwa sosok pria dengan celana jeans biru dan jaket bomber navy yang menutup kaos putihnya, terlihat dari Zipper jaket yang dibiarkan terbuka dan sebuah topi hitam yang bertengger di atas kepalanya itu adalah Gus Sulthan yang mereka kagumi. Penampilannya yang agak berbeda dengan saat mengisi kajian membuat mereka pangling dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengenalinya.

Until You Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang