46. Sertifikasi Halal

845 30 1
                                    

Bismillahirrahmanirrahim..
Happy Sunday yang rasanya gak beda jauh sama hari yang lain,.. hehe
Betul apa betul.. ??

Ok, apa kabar Gus Sulthan sama Ning Shofia hari ini?
Kuy baca..

💖💖💖

Hamparan langit luas membiru, dengan gumpalan awan putih berarak bagai sekumpulan permen kapas yang berhamburan. Sinar hangat Sang raja siang mengaliri setiap jengkal permukaan bumi. Melemparkan senyum pada pria yang tengah menatap riang pada pemandangan di sebalik kaca jendela mobil yang mengantarnya ke bandara sebagai tempat tujuan. Wajah tampannya begitu cerah secerah cahaya matahari yang menghangatkan penduduk bumi.

Bentangan langit biru menjadi pusat atensi, dengan senyum terus terukir di bibir kala pikirannya melayang, memutar kembali memori kejadian pagi tadi di mana ia sedang bersiap dan berkemas di kamar. Sementara Shofia sudah pergi ke sekolah. Tubuhnya yang shirtless dan hanya mengenakan handuk serta rambut yang masih setengah basah, baru keluar dari kamar mandi tiba-tiba dikejutkan oleh kehadiran istrinya yang membuka pintu kamar dengan tergopoh-gopoh. Wajah Shofia sontak melongo dengan mata mengerjap-ngerjap sebelum akhirnya ia memejamkan mata saat mendapati suaminya yang telanjang dada. Beberapa detik tersadar kemudian membuang muka. Lalu kakinya bergerak menuju nakas sambil menunduk.

"Maaf mas, cuma mau ambil flashdisk kok. "

Begitu ia berhasil meraih suatu barang di atas nakas, ia pun langsung berbalik dan berlari secepat ia bisa dan menghilang ditelan pintu.

Bukannya tadi dia bilang mau ambil flashdisk? Kenapa malah bolpoin yang dia ambil?

Alis Sulthan terangkat, bingung. Beberapa saat kemudian Shofia kembali memasuki kamarnya, tanpa menoleh sedikitpun ke arah pria dengan raut bertanya-tanya. Shofia bergegas mencari flashdisk di nakas yang terletak pada sebelah kiri ranjang. Dari laci paling atas sampai laci paling bawah tak juga ia temukan. Bahkan di laci nakas yang lain. Sulthan menatap heran.

"Kamu cari apa sih, heum? " Tanya Sulthan, kedua tangannya bertumpu pada kedua pinggangnya yang terbalut handuk.

"Flashdisk mas. Perasaan semalem aku taruh di nakas ini. Tapi kok sekarang nggak ada ya?"

"Flashdisk ini yang kamu maksud ?" Tanya Sulthan sambil mengacungkan benda kecil berwarna putih di tangannya. Benda itu ia temukan di dalam laci nakas yang tadi Shofia geledah.

Dik, dik, ini dia flashdisk-nya. Emang mata kamu yang nggak jeli, apa kamu malu melihat tubuh setengah telanjang suamimu ini?  Sampai grogi gitu.

Benak Sulthan sambil melipat bibir ke dalam, menahan rasa geli melihat Shofia yang salah tingkah.

Gerak Shofia yang sedang mengobrak-abrik isi nakas itu pun terhenti. Sontak menoleh ke arah Sulthan. Di detik itu pula ia tampak canggung, bingung ke arah mana seharusnya matanya tertuju. Memejam dan menunduk menjadi pilihannya kini.

"Ah iya betul itu mas. Tolong siniin mas." Shofia menyodorkan tangan dengan telapak tangan terbuka. Berharap Sulthan menyerahkan flashdisk itu padanya.

"Kalau mau sini ambil sendiri. "

"Ayok lah mas, saya lagi buru-buru nih."

"Makanya sini ambil sendiri. "

Dengan lemah Shofia bergerak mendekat. Kepalanya masih menunduk. Kemudian ia kembali menengadahkan tangan seolah memerintahkan Sulthan agar segera meletakkan flashdisk itu di tangannya.

"Melek napa dik. Kenapa harus merem sih."

"Ghadul Bashar mas." Lirih Shofia.

Terdengar Sulthan terkekeh.

Until You Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang