83. Beku

295 25 6
                                    


********

"Assalamualaikum Abah, umi. " Shofia muncul dengan penampilan khas seorang guru beserta tas yang ia gantungkan di pundaknya.

"Waalaikumsalam Fi. Sini sarapan. " Balas Abah dan umi yang tampak duduk di meja makan sedang menikmati sarapan pagi mereka.

"Maturnuwun umi. Insyaallah hari ini Shofia puasa. " Tolak Shofia sopan. Hari ini memang hari kamis jadi Shofia berniat puasa Sunnah.

"Oh, Masya Allah. Maaf ya nduk Abah nggak tahu. Semalem dada Abah sakit jadi Abah nggak puasa hari ini. " Sesal Yahya. Ia tahu menantunya sedang melewati hari-hari yang berat, tapi Shofia malah memilih puasa. Ya walaupun ia tahu, tanpa berpuasa pun menantunya jarang makan beberapa hari ini. Mungkin itu sebabnya lebih baik wanita itu niatkan berpuasa agar bernilai pahala.

"Boten nopo-nopo Abah. " Jawab Shofia.

"Sini Nduk duduk dulu. Ada yang pengen umi bicarakan sama kamu. " Pinta Salma, dirangkulnya Shofia mendekat sebuah kursi dan memintanya untuk duduk.

"Abah dan umi tahu jika ada yang nggak beres antara kamu sama suamimu. Abah dan umi nggak mau ikut campur. Tapi Abah dan umi hanya pengen bantu agar semua berjalan membaik. " Urai Salma.

"Bah, coba pinjem hapenya. " Pinta Salma pada sang suami.

"Sebentar ya, umi mau coba telpon Sulthan dulu. Kali aja Sulthan mau ngomong sama umi. " Tandas Salma setelah menerima hape dari Yahya.

Beberapa kali bunyi menandakan panggilan tersambung terdengar. Hingga akhirnya suara Aiman menyapa telinga. Semua orang bisa mendengar karena umi menekan tombol loud speaker.

"Hallo assalamualaikum Abah.. " karena panggilan ber-id caller Abah Yahya, Aiman mengira jika itu panggilan dari abah.

"Waalaikumsalam Aiman. " Jawab umi.

"Eh ternyata umi. Maaf umi. Tak kira Abah yang telepon. "

"Di mana Gus mu Man? "Tanya Salma.

"Iki Mi. Lagi ngopi de'e. (Ini Mi. Lagi ngopi dia.) " Jawab Aiman.

"Ngopi? Ambe sarapan barang ta? (Ngopi? Sekalian sarapan juga?)"

"Gak umi, wis pirang Dino Iki cuma ngopi tok. (Nggak umi, beberapa hari ini cuma ngopi aja. )" Balas Aiman.

Deg!

Shofia mendengar itu. Ia bisa mendengarnya dengan jelas.

Apakah mas Sulthan juga kehilangan selera makan seperti dirinya?

"Coba, aku pengen ngomong Man. Kasih hapenya sama dia. "

"Nggih umi. "

Setelah mendengar jawaban Aiman, umi menyerahkan hape Abah pada Shofia dan berbisik, " nah, sekarang kamu yang ngomong nduk. "

Shofia terperanjat, tidak menyangka umi akan memberikan hape itu padanya. " Tapi umi,"

"Wes gak Popo. Ngomong o. (Sudah tidak apa-apa. Berbicaralah.)" Perintah umi meyakinkan Shofia.

Hingga suara yang sangat dinantikan Shofia itu mengalun menyentak telinga Shofia.

"Hallo assalamualaikum umi, "

Mendengar itu, Shofia membeku. Dulu suara Sulthan terdengar biasa saja. Tapi kenapa sekarang, degup jantungnya bagai derap kuda di arena pacuan. Darahnya berdesir cepat membuat pipinya memanas. Hatinya, ia rasakan mengembang. Semua yang ia rasakan sontak membuat otaknya tiba-tiba buntu. Hingga membuat dirinya diam layaknya patung.  Bingung bagaimana harus memberikan reaksi.

Until You Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang