Dua bola mata coklat nan jernih itu memindai seluruh ruangan di dalam kulkas. Kepalanya yang masih terbalut mukena mendongak lalu menunduk. Menyisir rak demi rak yang penuh dengan bahan makanan. Tak ketinggalan laci di mana sayur-sayuran disimpan. Mencari bahan-bahan yang sekiranya dapat ia olah untuk dijadikan sarapan pagi ini. Tapi lihatlah, bahkan adzan subuh belum berkumandang.
Sebenarnya ini masih terlalu pagi untuk memasak sarapan. Tapi ia bingung harus melakukan apa. Sepertinya di sini adalah tempat strategis untuk lari sementara dari suaminya. Sampai ia berhasil menata jantungnya kembali seperti sedia kala dan siap bertatap muka dengan pemilik mata legam penuh ketegasan itu.
Ia mulai memotong bahan-bahan untuk membuat nasi goreng, setelah sebelumnya ia melepas bawahan mukenanya menyisakan atasannya saja.
Salma yang tengah melintas pun mengerutkan kening, apa yang sedang dilakukan menantunya dengan mukena masih menempel di tubuhnya?
"Ehem! Fi, kamu ngapain jam segini di dapur. Biar nanti Marni aja yang nyiapin sarapan. Kamu di kamar aja," umi Salma mendekat kemudian menempelkan bibirnya di telinga shofia. " Temenin masmu, mas Sulthanmu." Lalu mengerling, membuat Shofia tiba-tiba kikuk.
"Em anu umi, mas Sulthan minta dibikinin nasi goreng. " Jawab Shofia canggung.
"Sebentar lagi subuh loh ini. Nggak siap-siap ke masjid? Masaknya nanti saja pulang dari masjid. " Desak Salma.
"Nggak apa-apa umi. Sambil nunggu adzan, mau nyiapin bumbunya dulu. " Sebenarnya bisa saja memasak sehabis jamaah subuh di masjid, tapi tidak mungkin kan kalau Shofia mengatakan kalau dia sedang menghindari Sulthan pada umi? Ia akan di sini sampai dia bisa memastikan bahwa Sulthan sudah pergi ke masjid untuk shalat subuh.
***
"Wah wangi banget nasi gorengnya. Dari depan aja udah kecium sedapnya. Pasti enak. " Yahya yang baru saja mengisi kajian ba'da subuh itu memasuki dapur. Menghampiri meja, lalu menyeret sebuah kursi dan duduk di atasnya.
"Iya dong. Siapa dulu yang masak. " Suara bangga Sulthan terdengar. Berjalan mendekat lalu duduk ikut bergabung dengan Abah Yahya. Menatap umi Salma juga Shofia Yang masih sibuk menyiapkan makanan di atas meja.
Shofia melirik Sulthan. Tak dinyana pria dengan kemeja hitam itu juga tengah menatapnya.
Mendadak kejadian sebelum subuh tadi berkelebat membuat semburat merah terbit di wajah Shofia dan tertunduk malu. Melihat pemandangan itu, Sulthan tersenyum samar.
Setelah semua selesai dihidangkan, mereka pun menyantap nasi goreng masakan Shofia yang dalam proses pembuatannya banyak dibantu oleh mbak Marni, karena kata ART yang sudah lama bekerja di ndalem itu, pengantin baru nggak boleh capek.
"Kapan kamu berangkat nak? Bukannya besok ada undangan ceramah di Jakarta?" Tanya Abah Yahya selepas meneguk minumannya.
"Insya Allah nanti sore Bah. " Jawab Sulthan, diliriknya istrinya yang tengah menyimak obrolan, dan mendapati wajahnya yang mendadak muram.
Undangan ceramah? Baru menikah seminggu loh ini. Eh emangnya kenapa kalau baru seminggu? Kenapa mendadak begini?
Dan, dia tidak diberitahu sebelumnya? Mengapa rasanya sesakit ini ya Allah. Jadi dia anggap apa aku ini?
Tapi, kenapa juga aku harus marah. Emang sudah pekerjaannya kan melanglang buana untuk berdakwah?
"Fi, nanti kamu bantu Sulthan mengemasi barang yang harus dibawa ya. " Pinta Salma pada Shofia.
"Nggih umi. Nanti saya siapkan. " Jawab Shofia penuh hormat.
***
"Pokoknya apapun makanannya, minumannya tetap teh cap cawan emas... Eh salah ya," canda Sulthan di tengah live di salah satu akun sosial medianya menyapa para followernya.
"Pokoknya apapun ujiannya tetap sabar menjadi kuncinya. Sekeras apapun ujian yang Allah berikan tetap bersabar. Jangan berpikir kalau sabar nggak ada gunanya, sabar bikin capek. Yakin deh, kesabaran kita selama ini akan membawa hasil di kemudian hari. Seperti firman Allah, (QS. Al-ankabut: 2-3)
أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتْرَكُوٓا۟ أَن يَقُولُوٓا۟ ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ(2)
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?
وَلَقَدْ فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ صَدَقُوا۟ وَلَيَعْلَمَنَّ ٱلْكَٰذِبِينَ (3)
Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
Jangan berpikir bahwa cobaan datang karena Allah tidak sayang sama kita, justru terkadang Allah memberikan kita cobaan karena Allah kangen sama kita, karena kita udah jauh dan lupa sama Allah, jadi Allah pengen kita curhat sama Dia. Mengadu. Banyak-banyak mengingat Allah. Seperti sabda Rasulullah,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْه)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang Allah menghendaki kebaikan untuknya, maka Allah akan memberikan cobaan kepadanya." (HR. Al-Bukhari no. 5213)
Jangan insecure kalau dikasih cobaan sama Allah. Ingat kan kisah nabi Ayub? Beliau adalah salah satu nabi yang diberi banyak cobaan sama Allah, menderita penyakit kulit bertahun-tahun lamanya dan ditinggalkan keduabelas anaknya. Lihatlah, dia adalah seorang nabi, manusia yang mulia seperti nabi Ayub aja nggak luput dari cobaan. Namun beliau tetap sabar. Jadi jangan pernah berputus asa dari Rahmat Allah, jadikan Allah sebagai satu-satunya tempat bersandar.
حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ
Artinya : Cukuplah bagi kami Allah, sebaik-baiknya pelindung dan sebaik-baiknya penolong kami.
@akusayang_kamu : Gus, lihat wajahmu Masya Allah, lihat statusmu huaaaa ya Allah..😭😭😭
@istri_sulthan675 : pengen move on dari sampeyan Gus, tapi gimana ya wajahmu terlalu indah untuk dilupakan.
@cantique_bangetz875 : tanyain dong istrinya Gus, apa sih amalannya bisa dapetin Bidadara kaya sampean.
@manizz_ashoy123 : Gus, aku harus wirid apa Gus, biar bisa move on dari sampean. Cinta ini membunuhku. 😭
@ukhti_shalihah22 : boleh nggak sie, nyanyi lagunya mba Astrid, "jadikan aku yang kedua, buatlah diriku bahagia.."
Komentar-komentar bermunculan seiring tausiyah yang ia sampaikan. Banyak perempuan yang menyapanya, melontarkan candaan-candaan yang biasanya ia balas dengan candaan pula. Namun kali ini ia lebih memilih mengabaikannya, hanya membalas seperlunya saja. Ia tetap fokus pada apa yang disampaikannya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan isi tausiyahnya.
***
Selepas membuat konten da'wah, Sulthan mencari keberadaan istrinya yang sampai saat ini belum juga ia temukan. Seisi rumah sudah ia telusuri namun tak kunjung kelihatan. Bahkan di kamarnya sendiri. Di dapur pun tidak juga nampak batang hidungnya.
Hingga ia tiba di taman pondok yang di dalamnya terdapat kolam ikan besar. Ia mendapati istri cantiknya sedang duduk terpekur sendiri menghadap kolam.
"Tega ya. Suaminya udah laper loh ini."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Until You Love Me
RomanceKepulangan Gus Sulthan setelah menyelesaikan pendidikan S2-nya dari Kairo Mesir begitu dinantikan para warga pesantren Al-Hidayah. Namun menjadi awal hari sial bagi Shofia, seorang guru di MA di bawah naungan pondok pesantren Al-Hidayah. Gadis itu t...