08. The Sky

1.3K 98 6
                                    

Camelia memastikan penampilannya sudah sangat baik sebelumnya turun dari mobil. Dia kemudian kembali mengoleskan lipstik pada bibir seksinya, dan membuatnya lebih menggoda lagi.

Terakhir, perempuan itu memeriksa ponselnya kalau-kalau ada pesan masuk. Tapi nihil, tak ada siapa pun yang berkabar kepadanya, apalagi menanyakan keadaannya.

Bahkan pesan untuk Bima pun masih centang satu, dan pria itu tetap tak bisa dihubungi.

"Terserah kalian saja lah, aku tidak peduli." Katanya yang menutup cermin.

Pria di balik kemudi membukakan pintu, kemudian Camelia turun.

"Perlu saya antar ke dalam?" tawarnya sambil menutup pintu.

"Tidak usah, aku bisa sendiri." Camelia menolak.

"Kalau Mbak Lina menghubungi bagaimana saya harus menjawabnya?"

"Katakan saja aku sedang bersenang-senang." Dia menjawab.

Kemudian Camelia melanjutkan langkahnya melewati jalan disamping kafe The Sky yang ramai. Lalu segera masuk ke dalam klub di belakang tempat itu dengan mudah. Tentu saja, sebagai artis papan atas dia memiliki akses masuk khusus ke tempat tersebut.

"Camelia, Sayang?" Seorang pria berpenampilan casual menyambut saat dia sudah di dalam.

"Hai Bony?" Mereka segera berpelukan.

"Lama sekali kau tidak ke sini, bagaimana kabarmu?"

"Baik, hanya sedikit tidak memiliki waktu," bohong perempuan itu.

"Oh ... kau sangat sibuk seperti biasa, Darling! Bagus sekali."

"Ya, begitulah."

"Baik, mari kita masuk." Bony menggiringnya ke area khusus bagi member istimewanya itu. "Aku sangat senang kau datang. Ini seperti sebuah mukjizat!" Mereka tertawa.

"Aku merasa club ini agak sepi sejak kau jarang datang kemari, jadi ini seperti hal yang begitu istimewa bagiku."

"Ah, kau berlebihan. Ini kan hanya aku." Mereka duduk di sofa, dan seorang pelayanan segera datang menyuguhkan minuman.

"Ya, kau Camelia Abigail. Bagaimana dirimu menyebut hanya? Kau ini bercanda."

Camelia menghabiskan minuman berwarna keemasan itu dalam sekali tegukan.

"Ayolah, nikmati semuanya di sini. Semuanya aku sediakan hanya untukmu." ucap Bony dengan ramahnya.

"Oh, kau memang selalu sebaik itu, Bony. Tentu saja aku akan menikmatinya. Persis seperti permintaanmu."

Kemudian musik yang keras mulai dimainkan seorang disk jokey di depan sana. Lampu disko juga menyala-nyala, berputar menambah semarak pesta yang sudah dimulai beberapa saat yang lalu.

"Wanna dance?" ajak Bony kepadanya, yang langsung diamini oleh Camelia.

Lalu kedua orang itu segera melantai menikmati malam panjang yang berisi begitu banyak kesenangan yang tak ada habisnya.

Bergelas-gelas minuman memabukkan Camelia teguk, dan beberapa orang pria yang menariknya untuk berdansa ia biarkan. Malam itu dunianya seolah hanya berputar di suasana pesta saja dan dia benar-benar menikmatinya.

Camelia tertawa seperti orang paling bahagia di dunia, kemudian menenggak minumannya lagi. Dan kesadarannya perlahan mengabur seiring semakin banyaknya alkohol yang masuk ke dalam tubuhnya.

Namun perempuan itu semakin menikmati pestanya sehingga dia abai dengan keadaannya sendiri.

Pria-pria mendekat, dan dengan kondisinya yang seperti itu membuatnya sangat mudah menjadi objek kenakalan tangan-tangan tidak bertanggung jawab. Dan kerumunan yang semakin ramai itu menjadi alasan bagi mereka yang memanfaatkan kesempatan.

My Hot BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang