64. Karir

1K 141 23
                                    

Camelia mengalihkan pandangan ketika seseorang mendorong pintu dari luar, dan sosok Junno lah yang muncul kemudian masuk ke dalam ruangan yang tidak terlalu besar itu. Terletak di gedung paling ujung di mana asrama untuk para bodyguard yang dibawahi oleh perusahaan milik Adam.

"Malah melamun? Bukankah sudah aku katakan untuk istirahat?" Pria itu melepaskan jaket kulitnya kemudian duduk di tepi ranjang.

Camelia tak menyahut tetapi dia bangkit kemudian duduk bersandar pada kepala ranjang.

"Kamarnya tidak terlalu besar, ya? Tapi aku harap kau mau bertahan di sini dulu untuk sementara. Karena aku rasa keadaan di luar sana sedang tidak baik." Dia membuka tas yang dibawanya kemudian mengeluarkan laptop yang  dibawanya dari apartemen.

"Wartawan juga sudah menunggu di apartemen dan aku harus lewat belakang untuk keluar. Jadi kalau kau bertahan disana aku rasa itu bukan ide yang baik." Dia menyalakan benda itu untuk melihat berita.

"Sampai saat ini keberadaan Camelia Abigail masih dirahasiakan, setelah insiden percobaan pem*rk*saan yang dikakukan oleh Haris, produser dari rumah produksi di mana Camelia bernaung." Presenter acara gosip berbicara.

"Haris diserahkan dalam keadaan babak belur kepada seorang petugas kepolisian untuk segera diproses, dan pengakuannya yang mengejutkan segera membuatnya menjadi tersangka. Tidak lupa satpam yang saat kejadian menerima uang tutup mulut dan meninggalkan tkp yang seharusnya dia jaga juga ikut ditangkap, dan melengkapi berita acara pemeriksaan." Camelia menggigit bibirnya keras-keras.

"Namun, keputusan Camelia untuk bersembunyi dan menutup diri dari media membuat kasus ini masih dipertanyakan, dan saat ini semua orang sedang mencarinya. Termasuk keluarganya yang terus berusaha menghubungi nomor hape, media sosial dan apa pun yang biasa digunakannya sebagai alat komunikasi. Tetapi menurut polisi, kemungkinan Camelia belum siap untuk memberikan keterangan dan tampil di hadapan publik." Lalu gambar Ibu dan kedua adiknya muncul di layar televisi memberikan keterangan.

Junno hampir mematikan laptopnya tetapi Camelia menghentikannya.

"Percayalah, kau tidak ingin mendengar kata-kata mereka."

Tetapi Camelia menggelengkan kepala.

"Sudah berapa bulan ini Kak Mel nggak pulang, nggak bisa dihubungi juga. Dia bahkan nggak kirim uang untuk biaya hidup kami." Mutiara yang pertama kali berbicara. "Jadi waktu kami dihubungi soal kasus ini, ya nggak tau."

"Jadi terakhir kali kapan kalian ada kontak?"

"Seingat aku dua minggu yang lalu, tapi bodyguardnya yang terima telpon. Dia nggak mengizinkan kami bicara sama Kak Mel."

"Drama!" Rama bergumam.

"Ada yang mau disampaikan, siapa tau Camelia saat ini sedang menonton acara ini?" Lalu kamera menyorot wajah ketika orang itu.

"Mel, ingat Ibu, Nak. Pulanglah apa pun yang terjadi. Ingat rumah, dan kami keluargamu."

Sudut bibir Junno tertarik ke atas. "Akting mereka terlihat memuakkan." katanya lagi.

"Kak Mel, pulang. Kami rindu, Kak." sambung Mutiara dengan wajah sendu.

Kemudian Junno benar-benar memindahkan saluran berita online tersebut ke chanel yang lain.

"Terserah padamu. Kapanpun kau siap aku akan membawamu ke kantor polisi."

Camelia menatap pria itu yang duduk di sisi ranjang.

"Pertanyaannya pasti tak hanya seputar apa yang dilakukan Haris. Tapi melebar ke hal lainnya."

"Aku tau."

My Hot BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang