Junno menyesap rokok di tangannya lalu dia meniupkan asapnya di udara yang segera terbang dan buyar terbawa angin.
Dia menatap langit temaram Jakarta yang masih menyisakan gurat-gurat jingga keemasan yang tampak mempesona dan meninggalkan perasaan yang aneh di dalam hatinya.
Lalu pandangannya tertuju pada pria berjas hitam yang keluar dari dalam bangunan apartemen tempatnya tinggal, yang berjalan tergesa ke arah mobilnya.
Junno tidak bereaksi, namun dia hanya memperhatikan Bima yang tergesa pergi dengan mobilnya.
"Pantas saja perempuan itu tampak sangat menikmati ketika sedang bersamaku. Rupanya apa yang dia berikan hanya sebatas itu saja?" Junno bergumam.
"Bahkan sepuluh menit pun tidak." Lalu dia melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul setengah enam sore.
Junno mendongak kemudian melihat ke arah jendela unitnya yang masih gelap sambil kembali menyesap rokoknya yang masih menyala.
Lalu dia terkekeh sambil menggelengkan kepala. "Kau ini tolol atau apa, Junn? Kau dipenjara karena membunuh selingkuhan istrimu, tapi lihat? Bahkan sekarang kau bermain api dengan simpanan seorang pejabat. Hebat sekali." Dia bermonolog.
Pria itu kemudian memutuskan untuk kembali ke apartemen meski perasaannya tidak enak, dan apa yang mungkin ditemukannya di cctv kali ini akan membuatnya sedikit merasa kesal.
Kesal?
Mengapa juga aku harus kesal? Memangnya dia siapa ku? Batinnya bertanya-tanya.
"Ya, dia siapa? Dan aku siapa? Tidak ada hal penting yang bisa membuatku kesal. Dan bukankah ini hanya sekedar bersenang-senang saja? Lalu apa masalahnya?" Pikirannya pun terus berbicara selama dalam perjalanannya memasuki bangunan tersebut.
Tidak membutuhkan waktu terlalu lama baginya untuk tiba di unit miliknya yang disewa oleh Camelia, dan tanpa menunggu lagi dia pun segera masuk.
Suasana cukup sepi di dalam sana dan tak ada aktivitas sama sekali. Lampu-lampu bahkan belum dinyalakan seperti tak ada orang yang mendiaminya.
Tentu saja, Camelia mungkin berada di dalam kamarnya setelah pergumulan mereka yang singkat itu.
Junno terkekeh lagi, dan dia melenggang ke dalam kamarnya sambil menggelengkan kepala.
"Junn, Junn. Kau dijadikan pemain cadangan oleh seorang perempuan!" gumamnya dalam hati.
Dan perhatiannya segera tertuju pada laptop yang setiap hari selama 24 jam 7 hari seminggu, 30 hari sebulan tersambung pada cctv yang mengawasi setiap aktivitas harian di unit tersebut tanpa terkecuali.
Junno menarik napasnya dalam-dalam dan menghembuskannya pelan-pelan ketika dia merasa mungkin saja akan menemukan sesuatu di dalam sana.
Tentunya, apalagi jika bukan adegan panas yang terjadi di antara sang artis dengan Bima yang baru saja pergi.
Dia sudah menyiapkan hati kalau-kalau hal tersebut akan ditemukannya sejak awal melakukan pemeriksaan.
Junno menekan beberapa tombol sehingga rekaman dari cctv dia dapatkan, dan video yang ada di dalamnya berputar menampilkan beberapa kegiatan termasuk aksi kemesraannya bersama Camelia sebelum akhirnya Bima datang.
Beberapa menit dia menunggu sampai akhirnya tiba di bagian ketika dirinya membuka pintu dan sang wakil rakyat tersebut menerobos masuk. Dan beberapa saat setelahnya dia pergi.
Junno mengatupkan mulutnya ketika adegan kemesraan Bima dan Camelia terjadi. Di mana pria itu yang memeluknya erat-erat dan berusaha mencium sang artis.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hot Bodyguard
RomanceJunno yang baru saja bebas dari penjara setelah 3 tahun menjalani hukuman karena melakukan penembakan terhadap selingkuhan istrinya, tahu-tahu ditawari pekerjaan oleh sahabatnya, Adam. Yakni menjadi pengawal bagi seorang aktris, Camelia Abigail yang...