78. Calon Pengantin

952 158 18
                                    

Camelia bersembunyi di balik pintu saat mendengar suara langkah kaki dari luar. Dan memang itu adalah Junno yang segera masuk dan menutup pintu tanpa memalingkan pandangan. Dan pada saat pria itu sudah berada di dalam, dia tertawa sambil menutup mulutnya dengan tangan.

Junno berbalik dengan mata terbelalak. "Mell, apa yang kau lakukan? Membuatku terkejut saja!" Dia menjatuhkan barang yang dibawanya ketika dengan cepat Camelia melompat ke pelukan.

"Ugh!! Hati-hati! Kau ini sedang hamil, ingat?" Junno terhuyung ke belakang sambil memeluk tubuh Camelia dengan erat.

Perempuan itu tertawa. "Lama sekali! Aku sudah kelaparan!" katanya yang akhirnya membuat Junno jatuh terduduk di tempat tidur mereka.

"Kenapa tidak makan?"

"Aku malas turun ke bawah."

"Minta orang buatkan?"

"Aku malu!"

"Hmm ...."

"Dari mana saja kau? Mau aku telpon takutnya sedang bertemu orang, jadi aku biarkan saja anakmu ini kelaparan!" Camelia mengusap-usap perutnya di mana ada janin yang sedang tumbuh.

"Mana bisa begitu? Seharusnya tidak boleh. Lagipula aku hanya sedang mengambil pakaian kita." Junno menatap wajah cantik dengan pipinya yang tampak sedikit chuby, mungkin karena efek kehamilan yang sebentar lagi juga membuat tubuh seksinya membesar.

"Pakaian?" Camelia menoleh ke arah bungkusan yang tergeletak di lantai.

"Ya, pakaian untuk menikah."

"Benarkah? Coba, aku mau lihat!" Perempuan itu turun dari pangkuan Junno kemudian memungut bungkusan yang ternyata adalah sebuah paper bag.

"Itu ... pakaianmu, ya." Junno bangkit saat Camelia mengeluarkan isi paper bag yang adalah sebuah gaun putih dengan model sederhana.

"Wow!" Namun Camelia menatapnya dengan mata berbinar.

"Kau bilang tidak harus pakaian bermerek dan harga yang mahal, jadi aku rasa ...."

"Ini bagus sekali, Junn!" Perempuan itu menempelkan kain tersebut pada tubuhnya, kemudian dia segera mendekati lemari berpintu kaca di dekat jendela untuk melihat bagaimana penamlilannya.

"Ya, menurutku juga begitu waktu tadi melihatnya di butik, jadi aku beli saja. Bukan buatan desainer terkenal, tapi ...."

Camelia segera melepaskan pakaiannya agar bisa mencoba gaun yang baru saja Junno bawakan. Tterbukti jika pakaian itu memang sangat pas dan terlihat cantik di tubuhnya.

Gaun putih tanpa lengan tetapi tidak terlalu terbuka, tanpa ornamen berlebihan yang membuatnya tampak sederhana. Tetapi saat Camelia mengenakannya, benda itu terlihat sempurna.

"Ini bagus sekali, aku menyukainya." Camelia dengan senyum menawan.

"Benarkah?"

"Ya, kau pandai memilihkan aku pakaian." puji perempuan itu yang segera mendekati Junno.

"Tapi jika merasa kurang cocok, kau bisa menggantinya. Aku sudah minta nomor telponnya agar kita bisa-"

"Tidak usah! Ini bagus, dan aku suka!" Camelia segera memotong ucapannya.

"Kau serius?"

"Ya. Terima kasih," ucap Camelia lagi yang kemudian segera menghambur untuk memeluknya. "Tapi ...." Sesaat setelahnya dia menarik diri. "Mana pakaianmu?" Lalu dia bertanya karena tak melihat bungkusan selain pakaiannya.

My Hot BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang