60. After Party #2

1.5K 130 17
                                    

"Baik, besok setelah mengantar Camelia pulang ke apartemen aku ke sana." Junno menatap keluar jendela dengan ponsel yang menempel di telinga.

"Tidak, kami hanya sedang syuting di pantai dan jarak dari apartemen cukup jauh. Jadi terpaksa harus menyewa tempat yang paling dekat agar dia tidak terlalu kerepotan."

Dan suara pria berbicara dari seberang terdengar lagi.

"Baik kalau begitu aku tutup dulu, sudah saatnya istirahat, bukan?" Junno menyesap minuman dingin dari kaleng di tangannya sambil menatap kaca jendela di mana pantulan sosok Camelia yang keluar dari kamar mandi samar terlihat.

"Siapa yang kau telpon?" Perempuan itu duduk di sofa sambil mengusak rambutnya yang basah.

"Seorang teman." Junno menutup tirai rapat-rapat.

"Teman?"

"Ya." Pria itu memutar tubuh kemudian meletakkan kaleng minuman di meja.

"Ada rencana pergi besok?" Camelia bertanya lagi.

"Sepertinya ya. Sentara kau istirahat di apartemen, aku pergi untuk satu urusan."

"Urusan apa?" Pertanyaan terus muncul dari Camelia seolah dia sangat ingin tahu tentang apa yang akan Junno kerjakan jika tak mengurusi soal keamanan untuknya.

"Urusan pekerjaan."

"Kau ambil pekerjaan selain mengawalku?" Camelia menghentikan apa yang tengah dia lakukan kemudian mengalihkan fokusnya pada Junno.

"Tidak." Dan pria itu memutuskan untuk duduk di dekatnya.

"Lantas apa yang mau kau lakukan di sana?"

"Ini soal beberapa hal yang aku selidiki. Sebagian besar berhubungan denganmu dan semua pekerjaanmu."

"Lalu?"

"Belum tau lagi kelanjutannya karena temanku juga belum mengatakannya. Tapi sepertinya ini penting."

"Hmm … begitu ya?"

"Ya."

Camelia terdiam.

"Baik, sudah mau jam dua. Sebaiknya kau tidur. Bukankah hari ini sangat melelahkan?"

"Ya, memang." Camelia menyalakan hair dryer untuk mengeringkan rambutnya yang basah.

"Maka tidurlah setelah ini." Sementara Junno melenggang menuju pintu.

"Lalu kau mau ke mana?" Namun pertanyaan Camelia menghentikan langkahnya.

"Istirahat juga."

"Di mana?"

Pria itu menoleh dan menatap wajah Camelia yang sedang tersenyum. "Kau tidak mau menemaniku di sini? Padahal dari kemarin juga begitu?" katanya, masih mengeringkan rambutnya dengan alat itu.

"Junn?" panggil perempuan itu setelah selesai dengan apa yang dia kerjakan. Dia lantas menepuk sisi kosong di sampingnya dan Junno pun segera menurut.

"Aku mulai khawatir." Camelia memulai pembicaraan.

"Khawatir soal apa?"

"Soal kita."

"Kita?"

"Ya."

"Apa kau pernah berpikir bagaimana jadinya nanti jika Bima mengetahui soal hubungan ini?" Mereka saling menatap wajah masing-masing.

"Yang pasti dia akan marah." Keduanya pun sama-sama tertawa.

"Apa kau bisa memperkirakan kemarahan seperti apa yang mungkin terjadi?"

Junno terdiam sejenak. "Entahlah. Mungkin dia akan segera memecatku dan membawamu jauh dari jangkauan siapa pun."

My Hot BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang