06. Situasi Yang Berbeda

1.6K 92 13
                                    

"Lepas!"

PLAAKKK!!

Camelia mendaratkan tamparan keras di pipi Dean yang mulai bersikap kurang ajar kepadanya. Pria itu hampir saja menyentuh bokong dibalik rok mininya dan mendaratkan bibir di lehernya.

"Oh, ayolah! Hanya sedikit!" ucap pria itu sambil mengusap pipinya yang terasa panas.

"Jangan kurang ajar! Aku tidak seperti yang kau pikirkan!" Camelia mengarahkan ujung telunjuknya pada pria itu.

"Benarkah?" Dean sedikit menyeringai.

Dada Camelia tampak naik turun dengan cepat karena menahan amarah yang memuncak.

"Ada apa ini?" Lina segera muncul tak lama kemudian.

"Artismu ini sombong sekali, padahal aku hanya ...."

"Dia kurang ajar! Dia menyentuhku tanpa izin dan memperlakukan aku dengan tidak sopan!" Camelia mendahului apa yang akan Dean ucapkan.

"Itu hanya sentuhan biasa, tidak perlu berlebihan!" tukas Dean sambil tertawa.

"Sentuhan biasa katamu?" Wajah Camelia berubah merah padam.

"Ya, sama seperti yang lainnya," ujar pria itu, setengah mengejek.

"Maksudmu?"

"Hey, bukankah ini sudah biasa untukmu? Atau karena aku bukan pejabat seperti orang partai itu yang ...."

Lagi-lagi telapak tangan Camelia mendarat di pipi pria itu untuk yang kedua kalinya yang menghentikan kalimat yang akan dia ucapkan.

"Kau mau ku hajar ya?" Dean kemudian bereaksi, dan dia pun melayangkan tamparan pada wajah Camelia sehingga perempuan itu terhuyung ke samping dan hampir terjatuh jika tak ada Lina yang segera menngkapnya.

"Hey, hentikan!" Perempuan berkacamata itu berteriak.

"Kau yang hentikan dia, bodoh! Susah-susah aku mengundangnya kemari tapi dia seperti ini kepadaku? Kau tidak mendidiknya ya?" Dean berteriak. Kemudian dia pun menyeret Lina.

"Pergi kalian dari sini! Dan jangan lagi datang ke pesta ku. Kalian sudah aku blacklist! Dasar pel**ur!" katanya yang mengisyaratkan kepada para penjaga untuk menyingkirkan mereka.

***

"Apa semua orang benar-benar sudah tahu, Lin?" Camelia menyeka sudut matanya yang basah, lalu melirik kepada managernya.

"Soal apa?"

"Rumor itu." Dia menatap lampu-lampu kota yang mereka lewati pada hampir tengah malam itu.

"Mereka hanya menduga-duga."

"Tapi hinaannya terasa sampai sini." Camelia menekan dadanya sendiri.

"Jangan terlalu dianggap, pura-pura saja tidak mendengar. Kau tahu, modal utama seorang selebriti itu adalah masa bodoh dengan berita apa pun. Maaf, mungkin seharusnya kita tidak pergi ke tempat seperti itu lagi. Tadinya aku kira itu bagus untuk membangun koneksi lagi dengan yang lain karena sepertinya kau memang sudah kekurangan pamor."

Camelia memejamkan matanya dengan erat. Dia tak percaya bisa mengalami hal seperti ini, padahal dulu hanya pernah mendengarnya ada kejadian serupa di kalangan artis. Tetapi saat ini dirinya mengalami, dan rasanya begitu sulit.

Dulu sekali dia adalah salah satu artis sinetron dengan bayaran tertinggi di Indonesia. Harga kontraknya untuk sebuah iklan saja berada di atas artis-astis seuisianya, dan taruf endors permukaan satu jenis produknya mencapai ratusan juta untuk setiap periode. Dan tak ada benda yang tak laku jika dia sudah menggunakannya.

My Hot BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang