22. Kesenangan

1.3K 77 5
                                    

Junno melenggang masuk ke dalam unit apartemen yang sepi. Televisi menyala namun tak terlihat Camelia di dalam sana, mungkin perempuan itu sedang berada di dalam kamarnya. Ya, bisa jadi. Karena hari memang masih sangat pagi.

Junno berjalan ke arah kamar sambil melepaskan kaus dan hoodienya, tanpa menyadari keberadaan Camelia yang ternyata tengah duduk di lantai tengah menikmati secangkir kopi.

Dia terkejut sehingga membuatnya terbatuk dan hampir menyemburkan kopi yang tengah disesapnya begitu Junno melintas dengan bertelanjang dada.

Pria itu menoleh dan dia mendapati Camelia yang setengah panik menarik beberapa helai tisu di meja.

"Aku kira tidak ada siapa-siap?" Junno mendekap hoodie untuk menutupi dadanya yang terbuka.

"Kau pikir aku ini apa? Patung?" Camelia masih terbatuk, dan dia membersihkan kopi di pakaiannya.

"Ya, aku pikir kau ada di kamar. Jadi  …."

Perempuan itu menjejalkan tisu ke dalam pakaiannya untuk mengeringkan cairan kopi, dan dia melakukannya beberapa kali.

"Haaahh! Merepotkan saja." Dia menggerutu.

Camelia menarik kerah kaosnya ke bawah sehingga buah dadanya tampak menyembul, kemudian mengusap belahannya dengan tisu.

Hal tersebut membuat Junno terkesiap, dan dia segera bergerak mundur.

Perempuan itu bangkit, dan dengan santainya melenggang ke arah kamar sambil melepaskan kayanya hingga dia menghilang di balik pintu. Sementara Junno tertegun untuk beberapa saat sebelum akhirnya ia juga masuk ke dalam kamarnya sendiri.

***

"Junn?" Camelia mengetuk pintu kamar Junno yang selalu tertutup rapat.

"Junn, bisakah aku pergi keluar hari ini? Aku ingin jalan-jalan." Dia mengetuk lagi.

"Junn? Aku  …." Lalu pintu itu terbuka dan wajah Junno segera mendominasi pandangan.

"Ya?" Raut wajah pria itu seolah bertanya.

"Aku mau pergi keluar, bisakah kau antar?" Camelia mengulang pertanyaannya.

"Keluar?" Junno membeo.

"Ya. Jalan-jalan."

"Aku bosan. Tidak ada yang bisa aku lakukan di sini, jadi  …."

Pria itu melihat jam tangannya. Sudah hampir jam sebelas siang dan mereka memang tak pergi ke mana-mana.

"Ada make up ku yang hampir habis. Skincare juga tinggal sedikit, dan aku perlu pergi ke salon. Aku juga sudah tidak punya pakaian baru," ujar perempuan itu yang telah menenteng tas tangan hitam berukuran sedang.

"Kau mau ambil libur? Tidak apa-apa, mungkin aku bisa pergi dengan sopir saja, tapi  …."

"Tunggu sebentar." Junno kemudian menyahut.

Dia menutup pintu untuk beberapa saat kemudian kembali dengan penampilan seperti biasanya. Hanya saja kali ini jasnya tak dilengkapi kemeja, melainkan kaos oblong yang dipakainya barusan. Tapi Camelia tahu jika pria itu tak pernah meninggalkan pistol dan perlengkapan kerjanya yang selalu tersembunyi di balik jas dan terselip di pinggang.

Perempuan itu tersenyum dan mengikuti langkah sang pengawal ketika dia membukakan pintu untuknya.

***

Dan mall menjadi pilihan terbaik bagi Camelia untuk memulai petualangan liburnya yang dia rencanakan sejak pagi. Menyusuri pelataran-pelataran toko dengan brand ternama, juga membeli barang-barang yang dia inginkan.

My Hot BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang