29. Hiburan

856 66 2
                                    

Camelia meraih ponsel lalu memeriksa pesan saat mendengar bunyi notifikasi. Dan dia tampak menghela napas ketika muncul keterangan uang masuk pada rekeningnya. Dari siapa lagi kalau bukan Bima?

"Maaf, untuk beberapa minggu sepertinya aku tidak akan bisa menghubungimu. Putriku membutuhkan aku." Pesan pria itu menjadi hal lainnya yang dia baca setelah notifikasi keuangan. Lalu kembali diletakannya lagi ke dalam tas setelah yakin tak ada lagi pesan yang masuk.

"Sudah selesai?" Kemudian Junno muncul setelah membantu asisten memasukkan tas berisi pakaian dan peralatan make up, juga hal lainnya ke dalam mobil.

Camelia mengangguk, lalu dia bangkit dan seperti biasa, menyerahkan tasnya sambil menyunggingkan senyum. Dan tak ada yang pria itu lakukan selain menerimanya saja.

Junno berjalan di depannya, kemudian membukakan pintu mobil yang sudah siap di parkiran.

"Sepertinya aku mau mampir dulu ke tempat lain, Junn." Kendaraan yang mereka tumpangi sudah melaju di jalanan kota.

"Tempat lain?" Junno menoleh ke belakang.

"Ya. Besok libur kan, jadi tidak ada masalah kalau malam ini aku pulang larut."

Pria itu menatap jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 12 pas tengah malam.

"Hanya mau ke tempat hiburan sebentar."

Lalu dia dan sopir saling melirik.

"Hanya sebentar. Lagipula aku sudah berbicara dengan Lina, dan dia mengizinkan." Dan Camelia mengulangi perkataannya.

"Baiklah. Kau beruntung besok akhir pekan dan mendapatkan libur. Plus, Lina memberikan izin padamu." Junno pun memeriksa ponselnya ketika ada pesan masuk dari manager artis tersebut. Kemudian dia memberikan isyarat kepada sang sopir untuk melakukan mobilnya ke tempat yang dituju.

Dan The Heaven's menjadi tempat yang Camelia maksud. Salah satu klub terkenal dan paling besar se Jakarta menjadi pilihannya untuk melepas penat setelah satu minggu berjibaku dengan pekerjaan.

"Cameliaaaa  …." Seorang kenalannya datang menghampiri. "Lama sekali sejak yang terakhir itu, apa kabarmu?" Mereka kemudian berpelukan tanpa rasa canggung sama sekali.

"Ya  aku sibuk." Camelia menjawab.

"Tentu saja kau sibuk. Drama series mu mulai naik ke permukaan dan responnya bagus." Puji pria dengan jas casual berwarna orange itu.

"Hmm  … lumayan."

"Aku pikir setelah kejadian bulan lalu kau tidak akan datang lagi kemari?" katanya lagi yang kemudian tertawa.

"Aku tidak ada urusan dengan itu. Aku hanya butuh hiburan." Camelia berjalan menjauh ke arah vvip diikuti Junno di belakang.

Sebuah sofa besar dia duduki, dan pelayan segera menghampiri kemudian meletakkan gelas berisi minuman berwarna biru bening. Dan Camelia tersenyum karena hal tersebut.

Lihat? Uang yang dibayarkan pada pihak klub membuatnya mendapatkan pelayanan terbaik, sehingga dia merasa begitu nyaman. Dan Camelia menyukainya.

Bukankah hidupnya indah? Dan dia sangat menikmatinya. Tak ada pikiran untuk melakukan hal lain karena tidak akan mungkin mendapatkan yang seperti ini.

Segelas minuman dia habiskan dalam sekali tegukan, kemudian menyodorkannya pada pelayan yang masih berdiri di sana menunggu untuk menuangkan minuman.

"Duduklah, Junn. Kau juga harus bersantai sesekali." Dia melirik kepada Junno yang berdiri tegap di sampingnya.

"Tidak, terima kasih. Aku sedang bertugas." tolak pria itu, yang membuat Camelia tertawa. Lalu setelahnya dia kembali menenggak minumannya. .

Tidak ada yang Camelia lakukan selain menikmati malam panjangnya di sebuah klub ternama ibu kota, dan kali ini bukan ukuran belas lagi yang perempuan itu minum. Tetapi botol minuman beralkohol dengan kadar yang cukup tinggi ada dalam genggamannya.

My Hot BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang