Camelia tergelak ketika Junno menjatuhkan tubuh basah nan telanjangnya di atas tempat tidur. Lalu dia menyambutnya ketika pria itu merangsek dan segera melanjutkan cumbuan.
Berikutnya apa lagi? Tentu saja pergumulan panas segera dimulai begitu kulit basah mereka saling bersentuhan.
"Aahh!" Camelia mendesah dengan mulut terbuka saat Junno menautkan milik mereka berdua. Lalu pria itu menarik pinggulnya dan segera menghentak.
Bibir hangatnya tak berhenti menelusuri tubuh menggiurkan milik Camelia, dan dengan senang hati dia melakukannya.
"Ohh, Junn. Jangan keras-keras!" protes Camelia ketika merasakan jika pergerakan Junno terburu-buru. Lalu dia meremat pundaknya untuk membuat pria itu lebih tenang.
Dan Junno sempat berhenti sejenak untuk menatap wajahnya yang keningnya sedikit menjengit, lalu dia kembali meraih bibirnya yang menggoda.
"Ummhh!" Lenguhan tertahan pun terdengar disela decapan ketika cumbuan itu kembali berlangsung. Dan kedua tangan Camelia memeluk erat tubuh kekar di atasnya.
Pergumulan itu berlangsung semakin panas, dan dua sejoli ini menjadi lebih tak terkendali. Mereka menumpahkan segala rasa yang bergejolak dalam dada hingga tak ada satupun yang diingat selain untuk saling menyenangkan dan menyalurkan hasrat.
Desahan dan erangan terus mengudara memenuhi kamar Junno yang tidak terlalu besar itu, dan keduanya membiarkan diri mereka tenggelam dalam amukan gairah.
Yang semakin lama menjadi semakin hebat, semakin gila, semakin tak bisa ditahan. Dan membuat perasaan yang ada di dalam hati menjadi semakin dalam saja.
"Oohh, Junn! Cepatlah, Sayang!" Camelia mulai meracau ketika dia merasa hampir tiba pada klimaksnya. Dan rematannya pada tubuh Junno menjadi semakin keras seiring pria itu yang terus memacu dirinya, lalu denyutan-denyutan hebat menjadi lebih terasa, membuat Junno pun semakin tak bisa mengendalikan diri.
"Cepatlah, Junn! Lebih cepat!" desah Camelia dengan ekspresinya yang sungguh membuat pria di atasnya semakin tidak sabar.
Apalagi mendengar suaranya yang terdengar semakin erotis, membuat dia yang bertahan sekuat tenaga untuk tak melakukannya lebih keras malah kehilangan akal.
Dan lenguhan panjang Camelia bersamaan dengan tubuh sintalnya yang mengejang hebat menjadi tanda baginya untuk mempercepat hentakan. Sehingga di detik berikutnya dia juga mengalami hal yang sama.
"Aarrggghh!" Junno membenamkan wajahnya di ceruk leher Camelia yang hampir tak sadarkan diri.
***
Sesuatu yang hangat merayap di dada Junno, membuat pria itu membuka matanya. Lalu dia tersadar jika keberadaan Camelia di peraduannya lah yang menyebabkan hal tersebut.
Apalagi ketika dia merasakan benda lembut yang menempel di punggungnya. Apa lagi? Tentu itu adalah sang artis yang tengah memeluknya.
Junno memutar tubuh, dan sebelah tangannya segera beralih memeluk perempuan itu. Lalu pandangan sayu mereka pun bertemu.
Kedua sudut bibir Camelia tertarik membentuk sebuah senyuman, dan dia segera mendaratkan ciuman di bibir pria itu.
"Jam berapa ini?" Junno dengan suara seraknya khas bangun tidur, membuat Camelia tertawa ketika dia merasa tubuhnya merinding saat mendengar hal tersebut.
Mereka melirik ke arah layar laptop yang menunjukkan pukul tiga pagi, lalu keduanya sama-sama tertawa.
"Mungkin kita sudah terlalu jauh," ucap Junno lagi yang mengusap-usap pundak perempuan itu.
Camelia menganggukkan kepala, tetapi senyuman belum hilang dari wajah polosnya yang tidak kehilangan pesonanya.
"Lalu apa yang akan kau lakukan? Tetap seperti ini?" Pria itu bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hot Bodyguard
RomanceJunno yang baru saja bebas dari penjara setelah 3 tahun menjalani hukuman karena melakukan penembakan terhadap selingkuhan istrinya, tahu-tahu ditawari pekerjaan oleh sahabatnya, Adam. Yakni menjadi pengawal bagi seorang aktris, Camelia Abigail yang...