59. After Party

1.6K 154 20
                                    

"Baik sekali kau menjalankan peranmu?" Suara Bima terdengar kesal dari seberang sana sementara Junno hanya dia mendengarkan. Dia menepi ke sisi yang agak sepi di mana pesta seusainya acara penghargaan itu diadakan.

"Tapi itu bagus juga, buat mereka semakin yakin kalau kalian memang ada hubungan." Pria itu kembali berbicara.

"Baik, Pak." Dan hanya jawaban itu yang Junno lontarkan sambil sesekali melirik ke arah Camelia yang asyik berbincang dengan beberapa kenalannya.

"Tugas partaiku masih lama, jadi pastikan kau menjaga Camelia dengan benar. Karena ada kabar juga kalau beberapa pihak sedang mengawasinya, jadi tetaplah waspada."

"Baik."

"Tolong sampaikan padanya kalau aku menelpon."

"Siap, Pak." Lalu panggilan itupun diakhiri dan Junno kembali ke tempat Camelia berada.

"Sudah, Mell. Kau sudah terlalu banyak minum." Dia merebut gelas kristal dalam genggaman Camelia kemudian meletakkannya di meja.

"Baru empat dan itu belum berpengaruh apa-apa bagiku." Namun perempuan itu hampir kembali mengambilnya.

"Tidak! Terlalu banyak minum tidak baik untuk tubuhmu." Lalu Junno menjauhkan benda itu seraya meraup pinggang Camelia dan menariknya ke sisi lain. Dan interaksi-interaksi seperti itulah yang menjadi incaran semua orang terutama para pencari berita yang selalu mengabadikan setiap momen yang mereka anggap berharga. Sementara perempuan yang menjadi objek peliputan berita malah menikmatinya dengan raut riang. Dia tampak senang mendapat perlakuan dan perhatian  itu dari sang pengawal.

"Pak Bima menelpon barusan." Kemudian Junno berbisik di telinganya.

"Oh ya? Apa yang dia katakan?"

"Dia kedengarannya kesal setelah melihat aktingmu di panggung tadi."

"Masa? Hahaha." Camelia hanya tertawa.

"Serius. Tapi dia malah menyuruhku meneruskannya, sepertinya untuk mengecoh lawan politiknya?"

Perempuan itu tertawa lagi tapi kini sambil menutup mulut dengan kedua tangannya.

"Tapi kita harus tetap hati-hati karena ada beberapa pihak yang sedang mengawasimu."

"Mengawasiku?"

"Ya."

"Untuk apa?"

"Entah. Mungkin hanya untuk mencari celah. Makanya kau jangan terlalu banyak minum. Kalau mabuk nanti kau mengatakan banyak hal."

"Masa? Aku tidak pernah seperti itu, memangnya kapan aku berulah saat mabuk? Kau pernah lihat aku begitu?"

"Bisa saja kan?"

"Bisa, kalau sedang bercinta denganmu." Bisik Camelia kemudian dia tertawa ketika Junno meremat pinggangnya.

"Sebaiknya kita pulang? Kau sudah mulai ngelantur." Junno mulai gelisah karena semakin banyak kamera yang menyorot ke arah mereka.

"Kenapa pulang? Pestanya belum selesai, Jun." Perempuan itu merangkul pundaknya yang menjadikan mereka semakin tampak mesra di mata orang-orang yang melihat.

"Keadaan mulai tidak terkendali, terutama kau. Bisa bahaya kalau kau mabuk."

"Aku tidak mabuk! Hanya sedikit … umm … bersemangat." Camelia mendekatkan bibirnya ke telinga Junno yang membuat pria itu merasa tubuhnya meremang.

"Ya kalau begitu sebaiknya kita cepat pulang, kan? Agar semangatmu tidak sia-sia." Sebuah ide muncul di kepalanya.

"Hum?"

My Hot BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang