04. Camelia

2.1K 111 6
                                    

"Bukankah akan lebih baik jika kau tinggal ambil alih lagi apartemenmu?" Adam menyesap kopinya yang tak sepanas sebelumnya, sementara Junno menyalakan rokok di mulutnya.

"Aku rasa tidak." Pria itu menyesapnya dalam-dalam kemudian meniupkan asapnya di udara.

"Mengapa tidak? Daripada kau mengontrak lebih baik tinggali lagi apartemenmu. Lagipula itu penyewanya membayar setiap satu tahun sekali, dan sisa dua bulan dari pembayarannya yang terakhir tahun lalu."

"Tahun lalu?"

"Ya." Adam menganggukkan kepala.

"Sepertinya dia betah sekali sehingga tinggal di apartemenku selama itu. Bukankah begitu aku menjalani hukuman unit itu sudah ada yang menyewanya ya?"

"Benar."

"Apa orang yang sama?"

"Ya. Kau tidak akan percaya jika aku katakan."

"Siapa?"

"Camelia Abigail."

"Siapa?" Junno mengulang pertanyaannya.

"Camelia Abigail. Artis sinetron itu. Sekarang dia jadi model juga."

Junno terdiam sambil mengerutkan dahi.

"Jangan katakan jika kau tidak mengenal siapa Camelia Abigail." Adam menatap wajah rekannya dengan heran.

"Kau benar, ahahaha. Siapa Camelia Abigail itu aku tidak kenal. Kau lupa aku dipenjara militer selama tiga tahun? Tidak ada akses apa pun di sana selain menjalani hukuman, olah raga dan membaca buku yang usianya sudah belasan bahkan puluhan tahun. Mana tahu aku perkembangan dunia?" Junno tertawa.

"Ah, aku juga tahu karena istri dan anakku penggemar beratnya. Dulu saat sinetronnya masih ramai mereka setiap hari menonton tivi atau melihat beritanya. Hanya setahun belakangan saja konten tentang dia agak sepi."

"Kau ini juga mengikuti berita soal artis itu ya? Haha, aneh sekali." Junno kembali menyesap rokoknya hingga berpendar, lalu meniupkan asap putih dari mulut dan hidungnya.

"Aku bisa menebak jika dia tak tahu bahwa apartemen itu pernah jadi lokasi pembun*han. Kalau tidak, aku yakin dia tak akan mau menempatinya." lanjut Junno yang kemudian menyesap minuman dinginnya yang sudah berembun.

"Memang. Sengaja aku minta pengelola untuk tak memberitahukan soal kejadian itu dan mereka menurut."

"Tentu saja, yang memberi perintah adalah kau, Adam Suteja. Baru melihatmu saja mereka sudah segan." Dua pria itu tertawa sebelum akhirnya ponsel milik Adam berbunyi nyaring.

"Ah, ini istriku." katanya, kemudian menjawab panggilan.

"Ya Sayang?" Percakapan telpon berlangsung untuk beberapa saat sementara Junno kembali menyulut rokoknya.

Dia menikmatinya seperti tak ada hal lain untuk dilakukan selain itu, sambil mengamati keadaan sekitar.

Sebuah kerumunan tampak mendekat diluar restoran, lalu beberapa saat kemudian tiga orang yang diantaranya dua perempuan masuk setelah berdebat dengan pencari berita.

"Mau makan saja harus ribut dengan wartawan, sampai kapan mau seperti ini?" Perempuan dengan penampilan begitu cantik duduk di kursi yang terletak satu meja dari Adam dan Junno.

"Klarifikasi ku kurang ya sehingga mereka seperti itu? Lalu aku harus bagaimana?" katanya lagi pada perempuan yang satunya.

"Sudah aku katakan tidak usah ditanggapi, dan sebaiknya kau fokus saja pada karirmu. Yang lainnya biar aku urus." jawab perempuan berkacamata itu.

My Hot BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang