"Haihh …." Camelia meringis merasakan kakinya yang sakit.
Berjalan terlalu lama dengan sepatu hak tinggi rupanya membuat ia mengalami cedera. Setidaknya rasa sakit itu datang setiap kali dia melangkahkan kaki.
"Kau baik-baik saja?" Junno bertanya.
"Kaki ku." Perempuan itu sedikit merunduk.
Junno menatap sekeliling, lalu pandangannya menemukan salah satu gerai makanan cepat saji paling dekat, dan dia menuntun Camelia ke arah sana.
"Kau mau pesan sesuatu?" tawarnya, seraya meletakkan tas milik perempuan itu.
"Umm … mungkin minum?" Camelia menjawab.
"Hanya minum?"
"Sedikit kentang goreng, boleh." jawabnya kemudian.
"Baik, tunggu sebentar." Lalu Junno segera ke bagian pemesanan.
Setelah menunggu beberapa menit pria itu kembali dengan membawa nampan berisi minuman dingin, burger, kentang goreng dan dua potong ayam goreng tepung.
"Kebanyakan." Camelia menatap makanan tersebut, kemudian ia meraih cup minuman untuknya sendiri.
"Siapa tahu kau lapar, pagi tadi belum makan." Pria itu menggerakan nampan sehingga lebih dekat pada Camelia.
Dia tertegun. Untuk beberapa saat menatap pengawalnya itu dan tiba-tiba saja hatinya menghangat.
"Acara jalanmu belum selesai?" Kemudian Junno bertanya.
"Masih ada dua jadwal." Camelia menyesap minumannya banyak-banyak sehingga benar-benar membasahi tenggorokkannya yang terasa lumayan kering. Saking bersemangatnya dia dengan kesenangan ini, membiatnya lupa akan banyak hal termasuk makan dan minum.
"Jadwal?"
Perempuan itu menganggu.
"Nonton dan ke salon?" Camelia tersenyum lebar memamerkan gigi putihnya yang berjejer rapi.
Junno mendengus pelan, namun dia berusaha untuk tak menolak. Dia tak tega melenyapkan raut wajahnya yang ceria sejak mereka keluar dari apartemen. Sepertinya perempuan ini memang kurang hiburan.
Hah, bekerja di dunia hiburan tapi kurang hiburan. Aneh sekali. Batinnya bergumam.
"Baiklah, tinggi sebentar di sini, bisa?" ucap pria itu kemudian.
"Kau mau ke mana?" Camelia balik bertanya.
"Aku akan mencari sesuatu untukmu, jadi tetaplah di sini, oke?"
Perempuan itu terdiam.
"Sebentar saja. Hanya tunggulah disini dan jangan ke mana-mana sebelum aku kembali."
Camelia menganggukkan kepala.
Dan Junno hampir saja meninggalkannya ketika dia kembali lagi dan membenahi topi agar menutupi sebagian wajahnya.
"Jangan sampai orang-orang mengenalimu," katanya, kemudian ia pergi.
Camelia menuruti ucapannya. Dia diam saja di tempat yang Junno pilihkan. Meja paling ujung yang jauh dari jangkauan siapa pun, dan dia bisa fokus pada makanannya. Yang tanpa disangka-sangka, itu seolah menjadi makanan terenak yang pernah dia temukan.
Hingga saat pria itu kembali, Camelia masih berada di sana dalam posisinya semula.
"Kau penurut juga rupanya?" Junno meletakkan sebuah bungkusan di kursi.
"Hum? Cepat sekali? Kau dari mana?" Camelia menoleh, dan dia sudah menghabiskan makanannya.
Junno tak menjawab, namun dia menggeser kursi sehingga bisa berjongkok di depan perempuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hot Bodyguard
RomanceJunno yang baru saja bebas dari penjara setelah 3 tahun menjalani hukuman karena melakukan penembakan terhadap selingkuhan istrinya, tahu-tahu ditawari pekerjaan oleh sahabatnya, Adam. Yakni menjadi pengawal bagi seorang aktris, Camelia Abigail yang...