40. Pengawal Pribadi

1.7K 138 30
                                    

"Terima kasih, Pak. Kami pastikan kasus ini akan cepat ditangani." Komandan di kantor polisi setempat mengulurkan tangan untuk bersalaman begitu Adam menyelesaikan urusan mereka.

Dia bersama Rama tiba tak lama setelah Junno menghubunginya untuk memberikan penjelasan sebagai saksi, bawa senjata yang digunakannya memiliki izin resmi.

Begitupun dengan dirinya yang punya lisensi soal persenjataan. Dan tindakannya melakukan penembakan pada anggota gembong narkoba di klub adalah merupakan pertahanan diri saja.

"Ya, saya harap ini cepat selesai. Karena seperti yang sudah diketahui bahwa rekan kami ini melakukannya karena pekerjaannya sebagai pengawal pribadi Mbak Camelia. Dan orang-orang itu membahayakannya." Rama ikut bersuara.

"Kami mengerti, Pak. Hanya saja diperukan kehadiran Pak Junno dan Mbak Camelia untuk melakukan prosedur pemeriksaan saja. Selebihnya, biar kami tangani."

"Baik." Pria-pria itu bersalaman sebelum akhirnya mereka memutuskan untuk pergi.

"Kau yakin mereka tidak akan memperpanjang masalah?" Ketiga pria itu berjalan beriringan.

"Sudah pasti. Mereka tidak ingin dipermalukan karena proses penggerebekan bandar narkoba yang sangat sulit ditangkap itu ternyata diakhiri oleh seorang bodyguard artis sepertimu. Apa lagi? Mereka akan melakukan segala cara untuk menutupinya." Adam menjawab.

"Lalu soal media?"

"Mereka juga berjanji akan memastikan bahwa tidak ada media manapun yang meliput atau memberitakan soal insiden itu."

"Hmm … kaummu benar-benar melakukan segala cara agar tetap aman ya, Ram?" Junno beralih kepada Rama.

"Tutup mulutmu! Aku tidak ada hubungannya dengan mereka." Rama terdengar menggeram, namun hal tersebut membuat Adan dan Junno tertawa.

"Sudah! Jangan seperti itu. Institusinya tidak salah, tetapi beberapa oknum di dalamnya yang melakukan kesalahan." Adam mengingatkan.

"Bagaimana keadaan Camelia? Apa dia baik-baik saja?" Lalu Adam melirik ke arah mobil Camelia yang kaca belakangnya terbuka.

"Aku rasa ya. Dia hanya shock." Junno melakukan hal sama.

"Bagaimana tidak shock? Baku tembak terjadi di depan matanya dan dia berada di garis depan dengan pria paling gila di dunia." Rama sedikit mencibir, yang lagi-lagi membuat kedua rekannya tertawa.

"Kau tahu lah …."

"Ya ya, sudah sana! Bawa artismu pulang. Kasihan dia kena serangan panik, nanti." ucap Rama lagi, dan mereka pun berpisah setelahnya.

Tak ada yang bersuara sepanjang perjalanan pulang. Mereka hanya fokus dengan pikirannya masing-masing terutama Camelia yang belum bisa melupakan peristiwa barusan.

Dengan jelas dia menyimak baku tembak di mana pria yang selama ini menjadi pengawal pribadinya pun melakukan penembakan terhadap orang-orang yang bahkan tak dia ketahui. Dan kehadiran Rama juga Adam semakin menambah pertanyaan-pertanyaan di dalam kepalanya.

Soal siapa Junno, dan apa saja yang bisa dia lakukan. Lalu bagaimana pria itu bisa menjadi seperti sekarang dan mengapa hal itu terjadi. Semuanya menjadi misteri yang mulai dia pikirkan sejak saat ini.

"Mel?" Suara pria itu membuyarkan lamunannya.

Camelia mendongak dan pintu di sampingnya sudah terbuka.

"Kita sudah sampai. Kau mau turun sekarang?" tanya Junno.

Camelia mengerjap. Rupanya mereka telah tiba di depan apartemen, dan sesaat kemudian ia menurunkan kedua kakinya.

My Hot BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang