31. Scars

1K 81 3
                                    

Dengan cepat Junno berlari menuju unitnya. Dia bahkan memilih untuk melewati tangga saja karena tak mau menunggu hingga lift tiba. Dan setelahnya, segera saja dia menerobos pintu yang tertutup rapat.

"Mell?" Panggilnya, dan di saat yang bersamaan Camelia berlari dari kamar dengan hanya mengenakan handuk saja.

"Kecoa terbaaaanng!" Perempuan itu menjerit, dan tanpa bisa dielakkan lagi tabrakan pun terjadi.

BRUUKK!!

Junno yang tidak siap pun tak sempat menghindar, dan alhasil mereka jatuh berguling di lantai.

"Haaa, tidak mau! Di kamarku ada kecoa terbang-terbang! Menakutkan!" Camelia membenamkan wajah di dada telanjangnya.
Dan Junno tertegun untuk beberapa saat.

Camelia bangkit dan duduk di atas perutnya sambil membenahi handuk yang melilit di dada. Rambut basahnya bahkan masih mengalirkan titik-titik air yang berjatuhan di tubuh Junno.

"Tadi aku habis mandi, dan kecoa ini terbang begitu saja. Padahal aku merasa kalau kamarku cukup bersih, tapi  …." Dia menggantung kalimatnya.

Lalu mereka sama-sama tertegun dan saling menatap untuk beberapa saat. Kemudian Camelia cepat bangkit begitu ia tersadar tengah menduduki pria itu.

"Umm  … maaf, aku tidak sengaja." Katanya yang menahan lilitan handuk dengan kedua tangannya.

"Itu  … tadi kecoanya  … ada di  … kamarku." Ia mundur ketika Junno juga bangkit.

Pria itu tak banyak bicara, namun dia segera masuk ke dalam kamar Camelia dan memeriksa keadaan.

"Ada? Kau menemukannya?" Lalu dia mengikutinya dari belakang.

Junno tak menjawab. Namun dia mencari ke seluruh ruangan yang dulu merupakan kamar tidurnya bersama Lingga, dan kembali menghadirkan kenangan yang tidak menyenangkan.

"Tidak ada," katanya seraya menyingkap beberapa hal.

"Aku serius, tadi itu ada dua kecoa yang  …." Camelia kembali menghentikan ucapan ketika dalam jarak sedekat ini dia melihat punggung pria itu.

Ada terdapat begitu banyak bekas luka samar yang jika diperhatikan tampak mengerikan. Sepertinya pria pemilik punggung kokoh itu telah mengalami  banyak hal yang menyakitkan.

"Mungkin kau harus menyingkirkan beberapa hal di sini." Junno menarik beberapa kotak sepatu milik Camelia.

"Benda-benda seperti ini menjadi sarang yang nyaman untuk serangga." Dia membuka kotak-kotak sepatu mahal tersebut yang Camelia bahkan tak ingat pernah membelinya.

"Atau sebaiknya kau memiliki ruangan lain untuk sepatu-sepatu ini agar aman dan ruang tidurmu nyaman?" Pria itu berbalik.

"Umm  …." Dan Camelia melihat hal yang sama di sekitar dada dan perut kotak-kotaknya, yakni bekas luka yang sama banyaknya.

"Dan aku rasa ruangan itu belum kau manfaatkan ya?" Junno menunjuk satu pintu di ujung ruangan yang merupakan tempat penyimpanan yang diingatnya, dulu dipakai untuk meletakkan barang-barang yang cukup penting.

"Eee  … bagaimana kau tahu?" Camelia memalingkan perhatian ke arah tangan Junno menunjuk.

"Hanya  … tahu saja." Pria itu menjawab.

Mereka kembali terdiam dan Junno memindai ruangan itu dalam beberapa saat. Barang-barang dan letaknya memang sudah berbeda tapi suasananya tetap sama. Hanya saja pemiliknya adalah  Camelia Abigai. Dan itu benar-benar tidak diduga.

"Sebaiknya kau berpakaian, Mell. Nanti aku bantu membongkar dan memindahkan barang-barangmu," ucap Junno, dan setelahnya dia segera keluar.

***

My Hot BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang