Tanpa sadar Camelia berpegangan pada lengan Junno begitu melihat kerumunan di depan mereka. Puluhan wartawan dan penggemar yang sudah berkumpul di sebuah hotel terkenal Jakarta yang dengan tidak sabar menanti peluncuran episode pertama dari sinetron yang dibintanginya.
Yang telah menjadi berita paling viral pada saat itu, dan hal tersebut digadang-gadangkan sebagian ajang comebacknya Camelia di dunia akting.
Namun ini tak seperti yang dia bayangkan. Pada kenyataannya, Camelia mulai merasa takut dengan keramaian ini.
"Kau baik-baik saja?" Junno mengedarkan pandangan ke setiap sudut. Namun dia tak mengabaikan perempuan di sampingnya.
"Ya, aku mencoba untuk baik-baik saja." Camelia menjawab, meski dia sedikit menyembunyikan dirinya di belakang pria itu.
"Kau bisa menolak jika tidak bisa menghadirinya, karena kenyamananmu lebih penting dari pada promosi ini. Katakan saja."
"Tidak!" Perempuan itu meremat lengannya lebih keras. "Aku profesional," katanya kemudian.
Junno tak menjawab, dan dia membiarkan Camelia untuk maju bersama artis-artis lainnya yang sudah lebih dulu muncul di hadapan media.
"Dan yang sudah tidak asing lagi, Teman-teman. Mari kita sambut Camelia Abigail, yang aksinya sudah kita tunggu-tunggu!" Pembawa acara menyambut kehadirannya, dan segera saja semua lensa kamera menyorot kepadanya, diikuti lampu blitz yang menyilaukan mata.
Camelia mencoba untuk tetap berdiri di kakinya yang gemetaran, dan dia berusaha untuk tetap tenang. Meski rasa takut mulai mendominasi, dan paranoid menguasai pikirannya.
Namun dia menoleh kepada Junno yang tetap siaga di sisi mereka. Dan seketika, hal itu membuatnya merasa tenang.
Dengan penampilannya yang luar biasa menawan, Camelia tentu saja menjadi pusat perhatian. Melebihi acara launching itu sendiri, membuat siapa pun yang ada di sana seperti tak begitu berarti.
Gaun silver off shoulder lima senti di atas lutut memamerkan bagian tubuhnya yang indah. Rambut hitamnya yang dibuat bergelombang menambahkan kesan seksi, dan make up menawan membuatnya terlihat semakin sempurna. Dan dia adalah definisi kecantikan sesungguhnya. Setidaknya, begitulah yang dikatakan para pembawa acara setiap tayangan gosip dan talkshow di televisi.
Bahkan dua pemeran utama lain yang menjadi karakter protagonis pun tak se menarik auranya ketika bertemu dengan lampu blitz dan lensa kamera. Segera saja, dia meraih simpati semua orang dan menjadi bintangnya pada malam itu.
Selain itu, semuanya berkaitan juga dengan gosip dan rumor yang merebak di kalangan entertainment. Yang meskipun belum mendapatkan klarifikasi yang jelas, tetap menjadi buah bibir di antara mereka.
"Mbak Camelia, sudah sehat? Gimana keadaannya, Mbak?" Kali ini wartawan lebih hati-hati menyapanya. Apalagi penyebabnya kalau bukan keberadaan Junno di sana?
Camelia hanya tersenyum.
"Gimana syutingnya, Mbak? Lancar?"
Perempuan itu tersenyum lagi.
"Interaksi dengan pemain lainnya gimana? Asik kah?"
Camelia hanya menganggukkan kepala.
Kemudian sesi tanya jawab terus berlangsung hingga semuanya selesai dan acara tersebut berlanjut pada penayangan perdana sinetron yang dimaksud. Hingga semuanya berakhir memuaskan dan mendapat sambutan yang cukup baik dari dari media.
Yang tanpa diduga juga, menjadi rating tertinggi pada penayangan perdananya malam itu.
Aktingnya dipuji, penampilannya juga mendapatkan apresiasi yang tak kalah dari artis baru yang sedang naik daun. Dan Camelia sudah membuktikan hal itu.
Semua orang bertepuk tangan, dan pujian tentu saja didapatkan oleh para pemain, sutradara dan seluruh crew. Sehingga membuat mereka merasa senang atas keberhasilan kali ini. Serta menambah kepercayaan diri setiap orang, bahwa untuk selanjutnya mungkin saja akan berhasil juga.
Camelia pun mulai bisa menyesuaikan diri, dan dia tak segugup tadi. Semuanya dapat kembali dia pahami sehingga kepercayaan dirinya pun meningkat lagi. Dan perempuan itu mulai menikmati perannya di lingkungan tersebut, sehingga membuatnya perlahan menurunkan proteksi dirinya sendiri sendiri, dan membiarkan wartawan mendekat.
Meski Junno mengisyaratkan jika itu bukanlah hal yang baik untuk dilakukan, tapi Camelia tidak terlalu menggubrisnya. Dia terlalu menikmati hal ini.
Dan Junno, apa lagi kalau bukan terus mengawasi keadaan sekitar? Mata elangnya tetap waspada, dan telinganya dia pasang baik-baik. Senjata di balik jasnya bahkan sudah dia siapkan untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan.
"Terima kasih atas kehadiran kalian. Sekarang kita harus membiarkan para artis luar biasa ini ke tempatnya masing-masing. Bukankah mereka harus kembali syuting?" Pembawa acara kembali berbicara, dan artis-artis itu pun segera beranjak.
Lampu blitz masih menyala dan mereka tidak membiarkan momen ini terlewatkan walau hanya sedetik saja. Setiap detail kegiatan terekam dengan baik dan akan menjadi berita paling ditunggu dalam beberapa jam terakhir.
Lalu para pemeran drama itu pun segera meninggalkan set secara berurutan, masih diiringi teriakan permintaan untuk berpose.
"Camelia, aku mencintaimu!" Seorang fans pria melemparkan seikat bunga ke arah Camelia yang dengan sigap ditangkap oleh Junno tepat di depan wajah perempuan itu. Tentu, hal tersebut membuat siapa saja merasa terkejut.
Lalu mereka menjadi semakin terkejut ketika sang pengawal menjatuhkan ikatan mawar merah tersebut saat tangannya terasa panas.
"Sial!" geram Junno yang memeriksa keadaan telapak tangannya yang ternyata melepuh.
Pria itu mendongak, dan dengan cepat mengedarkan pandangannya. Lalu dia mengunci sasaran ketika seorang di belakang wartawan perlahan mundur dengan gerak-gerik yang mencurigakan.
"911!" Pria itu berteriak. "Ah, sial!" Junno lupa jika ini bukan medan tempat Pasukan Hantu beraksi, dan teman-temannya tidak ada di sana bersamanya.
Yang akhirnya membuat ia bergerak sendiri setelah memanggil Lina bersama staffnya untuk menjaga Camelia.
Dia melesat memecah kerumunan dan tanpa menemukan kesulitan segera mencapai seorang pria bertopi di antara wartawan dan penggemar.
Jeritan menggema dan kepanikan terjadi ketika pria yang Junno tangkap melakukan perlawanan. Mereka bahkan sempat berkelahi sebelum akhirnya pria itu mampu melumpuhkannya.
"Panggil polisi!" Junno berteriak seraya mengunci pria itu dengan sebelah lututnya.
Kedua tangannya diikat dengan dasi yang dia lepaskan dari kerah kemejanya, dan tak ada kesempatan bagi pria itu untuk melepaskan diri.
"Seseorang, panggil polisi. Cepat, sialan!" Junno berteriak lagi dengan pandangannya yang kembali dia edarkan ke tempat semula.
Dia melihat keadaan Camelia yang mengkeret di belakang Lina dan petugas keamanan yang ada di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hot Bodyguard
RomanceJunno yang baru saja bebas dari penjara setelah 3 tahun menjalani hukuman karena melakukan penembakan terhadap selingkuhan istrinya, tahu-tahu ditawari pekerjaan oleh sahabatnya, Adam. Yakni menjadi pengawal bagi seorang aktris, Camelia Abigail yang...