95. Aktivitas

1.3K 148 24
                                    

“Herjunno Abyaksa. Mantan anggota Kopassus dan pernah bergabung dalam beberapa misi operasi khusus. Samudera Hindia, Selat Malaka, Selat Sunda, sebut saja. Dia terlibat dalam banyak misi besar di dalam tim gabungan TNI dan interpol. Khususnya untuk masalah penyelundupan narkoba dan hal-hal seperti itu. Dia bahkan ikut dalam misi penyergapan perompak Somalia. Tapi karirnya terhenti setelah dia melakukan penembakan terhadap seorang pria yang diduga selingkuhan istrinya.” Beberapa dokumen diserahkan kepada Bima setelah penyelidikan berhari-hari.

“Aku tau dia bukan orang sembarangan. Itu sebabnya punya keberanian besar menghalangi jalanku.” Foto-foto Junno dalam balutan pakaian militer Bima tatap penuh kebencian. Tentu saja, pada pria dalam gambar inilah dirinya mempercayakan keselamatan Camelia. Tetapi pada kenyataannya dia malah menjadi pengkhianat dan memiliki perempuan itu seutuhnya.

Bima memejamkan mata sambil meremat foto itu kuat-kuat. Otaknya terasa buntu, tapi dia tak ingin berhenti sampai di sini saja. Kenyataan bahwa perasaannya pada Camelia semakin besar bahkan setelah tahu jika mereka menikah adalah penyebabnya.

“Aku tidak bisa hanya begini saja. Aku sudah mengorbankan banyak hak untuk Camelia. Bahkan karierku sudah diambang kehancuran dan sudah dipastikan tak ada yang tersisa setelah ini.” Lalu dia menatap surat pemecatan dari partai yang mengusungnya tahun-tahun belakangan. 

Segala usaha, upaya, dan perjuangan dari bawah hingga dirinya ada di titik ini, malah hampir tiba di parlemen dan tinggal selangkah lagi menuju puncak pencapaian, bencana itu datang tanpa permisi.

“Dia harus bersamaku, entah bagaimana caranya.” Kemudian Bima meraih foto Camelia yang tampak ceria. Dia yang dalam balutan bikini berwarna tosca selalu terlihat mempesona. Senyum menawan itu memang mampu menghipnotis siapa saja yang memandang bahkan setelah dia menjadi milik orang lain. Dan dirinya merasa tidak rela akan hal itu.

“Cari tau kelemahannya, dan bagaimana aku bisa merebut Camelia kembali.” Bima menatap sang ajudan yang sudah dengan susah payah mendapatkan sedikit informasi tentang Junno.

“Ini tidak akan mudah, Pak. Riwayat Junno yang mantan anggota Kopassus jadi alasannya. Dia dikelilingi orang-orang kuat dan cukup berpengaruh di sana.”

“Tugasmu untuk mencari cara, dan melakukan hal yang aku minta. Aku tidak ingin mendengar alasan, Bara!”

Pria bernama Bara itu hampir saja membuka mulut untuk berbicara tetapi Bima lebih dulu mengangkat tangannya. “Keluarlah, jalankan tugasmu!” katanya yang menyulut rokok di tangan kemudian meneguk minuman berwarna merah pekat di gelas kristal.

Sang ajudan tidak bisa membantah, maka dia pun segera pergi untuk menjalankan perintah sang atasan.

***

Tawa Camelia terdengar renyah di telinga setiap kali Junno mengarahkan kamera ke arahnya. Matahari sudah hampir berada di ufuk barat tetapi mereka masih menikmati suasana pantai yang sepi itu.

“Apa kau belum mau masuk?” Junno memastikan kameranya sudah tersetting kemudian dia berlari ke dekat Camelia. Pria itu duduk sambil merangkul tubuhnya yang hanya berbalut two pieces bikini berwarna biru.

Suara jepretan dari kamera terdengar beberapa kali yang menandakan jika tangkapan gambar sedang berlangsung dan secara refleks Camelia berpose di dalam pelukan Junno. Mereka sedang merekam momen berharga yang pertama kali dilakukan setelah pernikahan.

“Tidak. Susana nya sekarang semakin indah dan pemandangan pantai sangat bagus.” Perempuan itu merapatkan tubuhnya pada Junno tapi pandangannya tetap pada lensa kamera.

Cekrek.

Cekrek.

Cekrek.

Tiga kali benda itu mengeluarkan suara, dan gambar dengan pose yang cukup bagus pun sudah terekam di dalamnya. Sementara Junno membiarkannya saja berbuat seperti itu karena kegiatan ini membuatnya senang. Tentu saja, dunia model dan hiburan adalah sumber kehidupan Camelia sehingga dia tidak mungkin bisa meninggalkannya begitu saja.

My Hot BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang