enam tiga

99 5 0
                                    

Lisa berkacak pinggang dan terus menerus merutuki sahabatnya. Sudah hampir satu jam berlalu dan Jejes masih tetap membawanya tanpa arah.

"Jes, serius deh. Kita mau ngapain lagi sih? Ini kan buku udah dapet. Ayo ke kafe aja, gue udah laper nih. Ngapain muter-muter lagi?"

Sesuai janji yang sudah mereka buat di sekolah, Lisa dan Jejes berencana untuk mencari buku materi yang diberikan oleh sang guru. Karena esok hari sudah libur, Jejes mengajak Lisa untuk pergi ke mall dan bukan toko gramedia biasa. Katanya sekalian saja bermalam mingguan. Lisa setuju dan menerima tawaran itu, lagi pula banyak sekali hal yang ingin ia ceritakan kepada sahabatnya saat ini.

Tetapi semenjak datang ke rumahnya sore tadi, Jejes bergelagat aneh. Ia memerintahkan Lisa untuk berdandan cantik dan berpakaian menarik. Lisa dibuat keheranan oleh itu, padahal biasanya Jejes sendirilah yang sering menggerutu jika dirinya sudah menghabiskan waktu lebih dari tiga menit untuk memakai lip tint. Pada akhirnya, Lisa pun menyanggupi paksaannya. Ia mengenakan knit top berwarna champange peach dengan low rise jeans senada. Rambutnya pula ia ikat mengenakan pita berwarna putih tulang. Kalung berbentuk hati pun menggantung rapih di lehernya.

Setelah sampai di mall, Jejes menarik Lisa untuk segera bergegas menuju toko buku di lantai ke dua. Lisa dibuat keheranan lagi. Bukankah tujuan mereka pergi ke tempat ini agar bisa bersantai-santai? Mengapa Jejes terlihat seperti sedang terburu-buru sekali? Saat sudah ditanya pun, respon yang ia berikan hanya sebuah cengiran lebar. Setelah mendapatkan buku yang dimaksud, Lisa menggandeng Jejes menuju salah satu stan makanan berniat untuk mengisi perut di sana. Tetapi Jejes menolak keras permintaannya, ia malah menarik Lisa menuju bangku panjang yang berada di rooftop mall. Lisa mengerutkan dahinya saat Jejes bersikeras melarang dirinya untuk membeli makanan. Ditambah alasan yang ia berikan tak membantu sama sekali, Jejes hanya berkata 'Tunggu dulu, pokonya nanti'.

Sembari menahan perutnya yang keroncongan, Lisa memutuskan untuk tetap bercerita saja, sekalian menunggu hal yang Jejes sedari tadi nantikan. Ia bercerita mengenai—siapa lagi kalau bukan tambatan hati rahasianya—Bara. Walaupun sudah menjadi rutinitas bagi Lisa untuk membicarakan hal-hal kecil mengenai laki-laki itu. Tapi rasanya kali ini berbeda, Bara sudah menyadari kehadirannya. Mereka sudah berbagi kata walaupun tak seberapa. Tapi bagi Lisa, ini cukup. Bisa bertegur sapa dengan laki-laki yang sudah ia sukai selama 7 tahun lamanya, ini lebih dari cukup.

Reaksi Jejes saat menanggapi semua ucapannya juga terasa berbeda. Entah mengapa, perempuan yang mengenakan pakaian serba biru tua itu sedari tadi terus tertawa cekikikan. Maksudnya—ya, Jejes memang selalu bersikap seperti itu saat ia bercerita tentang Bara. Tapi bedanya, Jejes kali ini benar-benar bertingkah berlebihan dan memandanginya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Lisa mulai curiga. Sebenarnya apa yang sedang ia pikirkan?

Saat masih sibuk mengobrol ria, tiba-tiba sebuah notifikasi dari ponsel Jejes terdengar. Dengan kilat, ia membuka pesan yang baru saja masuk. Senyum diwajahnya semakin terangkat. Lalu netranya kembali diadukan dengan tatapan lugu milik Lisa. Seperti menyadari bahwa perempuan dengan tampilan sugarplum itu hendak bertanya, Jejes segera menarik tangan Lisa untuk bangkit dan menyeretnya. Lisa awalnya menurut saja walaupun Jejes masih enggan memberikan jawaban. Ia pikir, mungkin Jejes harus pergi mencari sesuatu atau semacamnya. Tapi setelah berkali-kali mengelilingi ruko dan lantai yang berbeda-beda, Lisa akhirnya naik pitam juga.
Sebenarnya sedari tadi apa yang hendak Jejes cari? Kepalanya sibuk celingukkan ke segala arah dengan lengannya yang berpura-pura memeriksa satu-persatu barang dari rak.

Setelah memasuki satu ruko, Jejes kembali berjalan menuju ruko lain.
Begitu saja terus.

"Udah ah, lo jangan banyak komplain dulu. Nanti juga lo pasti berterimakasih sama gue."

Arkana dan AlbaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang