6. Imagine S.Coups

36.9K 3K 64
                                    

"Apa lagi?" Kau berjalan cepat untuk menghindari pria yang setiap hari menunggumu di depan pintu apartementmu.

"Menunggumu keluar dari rumah." Jawabnya dengan senyuman manis seperti biasa.

Kau menghela nafas kesal. "Seungcheol-sshi, apakah kau tidak punya kegiatan lain selain menungguku di depan pintu rumahku? Setiap hari?"

"Tentu saja tidak." Ia membukakan pintu depan apartement dan mempersilahkan kamu lewat.

Kau berjalan semakin cepat untuk menghindarinya. Tapi semakin cepat kau berjalan ia pun semakin cepat berjalan hingga ia sejajar bahkan hampir mendahuluimu.

Dengan kesal kau berhenti berjalan. Ia sempat maju beberapa langkah sebelum berhenti dan melihat ke arahmu. "Kenapa berhenti?"

Kau tidak menjawab melainkan berbalik dan bergegas berjalan menuju arah yang berlawanan. "JANGAN IKUTI AKU!"

Kau melihatnya diam di tempat melalui ekor matamu. Kaupun bernafas lega. Namun hal itu tidak bertahan lama. Seungcheol kembali berlari dan menarik tanganmu tepat sebelum sebuah mobil menabrakmu.

Kau terperanjat saat mengetahui kau hampir di tabrak mobil jika Seungcheol tidak menarikmu, tapi kau lebih terkejut saat mendapati dirimu berada di pelukan Seungcheol.

"Kau ini melihat ke mana sih?" Ia menggerutu dengan nafas tak beraturan.

"Maaf." Hanya itu yang dapat kau katakan. Sedari tadi yang ada di pikiranmu adalah melepaskan diri dari Seungcheol, namun sekarang kalau bukan karena Seungcheol kau pasti sudah bertemu malaikat-malaikat di atas sana.

"Karena kejadian-kejadian seperti inilah aku selalu mengikutimu, bodoh!" Seungcheol menjitak kepalamu pelan.

"Sakit tahu." Kau mengerucutkan bibirmu lalu menjauhkan diri darinya.

"Kau masih mau aku pergi?"

"Iya."

"Kenapa?"

"Karena kau menyebalkan."

Seungcheol mendekat padamu. "Bagian mana dari diriku yang menyebalkan?"

"Semuanya." Kau menatapnya yang semakin mendekat padamu.

"Kau membenciku?"

"Iya." Kau menjawab pertanyaan Seungcheol tanpa ragu-ragu.

"Tapi aku menyukaimu." Ujarnya dengan wajah serius.

"Oooh.... APA?!" Kau menatapnya dengan mata terbelalak.

Dia mendekatkan wajahnya ke wajahmu.

"A-KU ME-NYU-KA-I-MU (Y/N)." Ia mengulanginya dengan wajah serius dan menekan setiap kata yang ia ucapkan.

Kau kehabisan kata-kata.

'Choi Seungcheol? Menyukaiku? Dia bercanda ya?' Pikirmu

Kau menganggap pria di depanmu ini hanyalah tetangga yang tidak punya kerjaan melainkan mengikutimu ke manapun kau pergi. Selain itu dia juga tiba-tiba sok dekat denganmu sejak pertama kali kalian bertemu.

"Jangan bercanda Seungcheol-sshi."

"Aku serius." Jawabnya.

"Apa buktinya?" Kau berusaha menjauhkan wajahnya dari wajahmu, namun gagal. Ia memegangi kedua tanganmu hingga kau tidak dapat bergerak.

"Kalau ku tidak menyukaimu, untuk apa aku mengikutimu setiap hari?"

"Entahlah.."

Ia menjilat bibir atasnya laluberujar, "Bagaimana kalau kita bertaruh?"

Kau tidak menjawab melainkan melihatnya dengan tatapan aneh.

"Kita bertaruh tentang apakah aku bisa membuatmu, (y/n), menyukaiku atau tidak." Ia tersenyum kecil.

"Kenapa harus?" Nada bicaramu meninggi hingga beberapa orang yang sedang berjalan melihat ke arahmu.

"Karena aku tidak akan menyerah untuk mendapatkan hatimu."

DEG! Entah kenapa jantungmu berdegup kencang mendengar perkataan tersebut.

"Kalau kau kalah?"

"Aku tidak akan mengikutimu lagi." Jawabnya yakin.

Setelah kau berpikir sejenak akhirnya kau setuju. "Baiklah. Pegang kata-katamu."

"Tentu saja." Ia menyunggingkan senyum terbaiknya.

Entah kenapa perasaanmu mengatakan bahwa kau akan kalah dalam taruhan ini.

Seventeen Imagine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang