35. Wonu

21.1K 1.8K 96
                                    

Requested by Rosikyo Risma_kim Aasyrh

"Wonwoo-yaaaaa...." Ujarmu dengan nada manja pada pacarmu.

"Hm.." Kau mengerucutkan bibirmu saat pacarmu, Jeon Wonwoo, hanya membalas tanpa menaruh sedikitpun perhatian padamu. Sudah lebih dari 3 jam ia memperlakukanmu seperti itu.

Tapi kau tak menyerah. Kau segera memeluk lehernya dari belakang namun sama seperti tadi, atau bahkan lebih parah, Wonwoo tak menunjukan sedikitpun reaksi.

"Aah, Wonwoo-ya...." Serumu agak kesal kau merebut buku yang sedang ia baca dan segera menjauh darinya.

Wonwoo berbalik lalu menatapmu datar. Ia mengulurkan tangannya tanda meminta buku yang kau ambil. "(Y/n)-ya, kembalikan bukuku."

"Tidak." Jawabmu sebelum berlari ke arah tangga tempat di mana kamar Wonwoo berada. Rumah Wonwoo memiliki model one room, yaitu hanya ada satu ruangan besar dan toilet saja. Kamar tidur, ruang tamu, dapur, dan lain-lain menyatu tanpa ada sekat atau dinding pembatas. Begitu pula dengan kamarnya, kau hanya perlu menaiki tangga dan di situlah kasurnya berada.

Kau menatap Wonwoo dari sela-sela besi yang menjaga dirimu agar tak jatuh ke bawah.

Wonwoo menatapmu datar sebelum menghela nafas panjang dan menyusulmu ke atas.

"Kau mendapatkan perhatianku, apa yang kau inginkan?" Tanyanya setelah berada tepat di depanmu.

"Aku ingin kau memperhatikanku dan melupakan buku-bukumu untuk satu hari ini saja." Ujarmu.

"Seperti ini?" Wonwoo mendekatkan dirinya padamu, tatapannya terpaku pada dirimu, dan ia menggigit bibir bawahnya.

Saat wajahnya hanya berjarak 10 cm dengan wajahmu, ia menatap bibirmu lalu tersenyum menggoda. Ia kembali mendekatkan wajahnya padamu. Kau menutup matamu rapat-rapat menunggu bibirnya menempel dengan bibirmu. Namun bibir itu tak kunjung menempel dengan bibirmu sehingga kau membuka matamu dan mendapatkan Wonwoo sedang berbaring di kasurnya dengan buku yang sempat kau ambil tadi di tangannya.

"Apa yang..."

Wonwoo melirik ke arahmu dengan senyum liciknya. "Aku baru saja mempermainkanmu."

Kau membelalakan matamu, kau tak mempercayai apa yang baru saja ia katakan.

Kau menatapnya penuh dengan kekecewaan lalu berjalan turun ke bawah meninggalkannya sendirian. Sebelum kau menghilang ke bawah kau sempat berbalik untuk melihatnya, berharap bahwa ia akan menyesali perbuatannya, tapi nyatanya ia sama sekali tak mempedulikanmu.

Itulah Jeon Wonwoo. Selalu tenggelam dalam dunia bukunya.

Kau membuka kulkas yang berada di dapur, mengambil sekaleng bir, membawanya ke meja makan, dan meneguknya. Kau masih kesal dengan perlauan Wonwoo padamu sehingga kau menegak seluruh birmu dan mengistirahatkan kepalamu di atas meja. Tak lama kemudian kau jatuh tertidur.

Entah sudah berapa lama kau tertidur, kau terbangun saat merasakan tubuhmu melayang. Kau membuka matamu perlahan dan samar-samar kau melihat wajah Wonwoo yang menatapmu dengan lembut. Kau merasakan tangan besarnya menopang leher dan kakimu, kau sedang di gendong olehnya.

"Maaf, apa aku membangunkanmu?" Tanya Wonwoo dengan nada lembut.

Kau mengerjabkan matamu berulang kali agar lebih fokus melihat Wonwoo. Kau menggelengkan kepalamu pelan sebelum kau menyadari bahwa sekelilingmu gelap dan hanya ada sedikit cahaya kuning yang membantumu melihat wajah Wonwoo.

Kau mengedarkan pandangamu ke sekeliling dan menemukan kau dan Wonwoo dikelilingi oleh lilin dan kelopak bunga mawar merah.

"Wonwoo-ya, apa yang terjadi?" Tanyamu terperangah pada pemandangan di sekitarmu.

Kau melihat wajah Wonwoo tersenyum puas sebelum menurunkanmu dari gendongannya.

"Sebenarnya aku ingin mengejutkanmu saat kau datang sore hari. Tapi ternyata kau datang lebih awal dan mengacaukan rencanaku, oleh sebab itu aku mengabaikanmu." Jelasnya seraya merangkulmu.

Kau memandang sekelilingmu dengan penuh haru lalu mendongak untuk menatap Wonwoo. "Memangnya ini hari apa?"

Wonwoo tersenyum mendengar pertanyaanmu. "Ini hari ke-1000 sejak kita bertemu dan hari ke-300 sejak kita berpacaran."

"Kau ingat?" Tanyamu takjub.

"Tentu saja ingat. Aku tidak secuek yang kau kira." Ujarnya seraya mengusap hidungnya dengan hidungmu, membuatmu tersenyum senang.

"Maafkan aku telah datang 4 jam lebih awal dari waktu janjian." Serumu penuh penyesalan.

"Tak apa, pada akhirnya aku tetap berhasil mengejutkanmu bukan?"

Kau memeluknya dengan erat. "Ya ampun, aku benar-benar mencintaimu."

"Aku lebih mencintaimu." Balas Wonwoo.

"Ah, aku punya hadiah untukmu. Ku kira hanya aku yang ingat bahwa hari ini adalah hari ke-1000 sejak kita bertemu." Serumu tiba-tiba lalu melepaskan pelukanmu.

Tepat sebelum kau pergi untuk mengambil tasmu, tangan Wonwoo menarik tanganmu sehingga kau kembali berada dalam pelukannya.

"Dari pada hadiah, aku lebih senang jika kita melanjutkan apa yang kita lakukan tadi siang." Ujar Wonwoo dengan nada menggoda.

"Huh?"

Wonwoo dengan cepat mengecup bibirmu lalu menyeringai saat melihat wajah terkejutmu.

"Bagaimana? Bisa kita lanjutkan?" Tanya Wonwoo dengan nada menggoda, membuatmu sadar dan menatapnya malu-malu.

"Suasana ruangan ini mendukung." Ujarmu pelan seraya menatap lilin dan kelopak bunga mawar yang berserakan di lantai.

Wonwoo ikut menatap sekelilingnya lalu menatapmu bersamaan dengan ketika kau menatapnya. "Kuharap kau tidak mempermainkanku seperti tadi."

"Tidak akan malaikatku yang cantik." Ujarnya seraya menunduk dan mendekatkan wajahnya padamu.

Kali ini Wonwoo benar-benar mencium bibirmu dengan sangat lembut dan kau merasakan darahmu berdesir saat tangannya mulai mendekapmu lebih erat.

"I love you." Suara rendah Wonwoo terdengar tepat di telingamu saat ia berhenti menciummu. Kau tersenyum mendengar perkataannya dan memeluknya lebih erat lagi.

"I love you more."

Satu hal yang melintas di pikiranmu. Jeon Wonwoo adalah pria cuek, terobsesi pada buku, terkadang aneh, dan pria yang pemikirannya sangat sulit di tebak, namun ia juga pria yang sempurna bagimu dan kau sangat mencintainya lebih dari apapun juga di dunia ini.

♡♡♡♡♡

끝!!!!
Gimana??? Suka gaa? 😊😊😊
Moga suka yaaa..
Vommentnya jangan lupa
Hihihi..

Vommentnya jangan lupaHihihi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seventeen Imagine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang