Requested by Auliaa17 re_disec2 hansolvc_luki putmrshaaa
Kau menatap dingin wajah Wonwoo yang tertidur di atas meja setelah menegak entah berapa gelas alkohol.
Baru saja seseorang meneleponmu dan memintamu untuk menjemput Wonwoo.
Tentu saja kau mengerang kesal karna kau bukanlah siapa-siapanya Wonwoo! Kau tipikal orang yang dingin dan cenderung tidak peduli namun entah kenapa kau merasa harus datang. Padahal kau tahu benar bahwa kehadiranmu disini bukanlah sesuatu yang perlu dilakukan.
Kau duduk di samping Wonwoo seraya memesan segelas minuman non-alkohol pada bartender.
Saat kau sedang menunggu minumanmu seorang pria duduk di sampingmu. Tentu saja kau mengabaikannya.
"Sendirian?"
Kau tidak menjawab.
"Sepertinya pasanganmu sudah tak bisa minum lagi, bagaimana jika kau minum denganku?"
Kau meliriknya tajam sebelum membuang muka.
"Ayolah, apa bagusnya diam bersama lelaki payah yang ada di sebelahmu?" Ujar pria tersebut seraya merangkul pundakmu denga gaya santai, membuatmu risih dan langsung menepis tangannya.
"Enyahlah." Ujarmu rendah.
"Oh... rupanya kau bukan wanita murahan. Boleh juga, akan kubuat kau memohon-mohon padaku untuk menemanimu minum." Ujar pria tersebut seraya mendekatkan dirinya padamu dan dengan kurang ajar menyentuh wajahmu.
Kau segera menepis tangannya dan memelintir tangannya.
"Aw!" Seru pria tersebut. Saat kau melepaskan tangannya dan menatapnya dingin ia segera menyeringai. "Boleh juga kau.."
Tanpa bisa kau duga, ia menarik tanganmu dengan kencang. Kau meronta dan berusaha melepaskan genggaman tangannya. "Lepas!"
Saat sedang meronta sebuah tangan menyentakkan lenganmu hingga genggaman pria tadi terlepas dan sekarang tanganmu berada dalam genggaman orang tersebut.
Kau mendongak dan menemukan Wonwoo yang masih dalam keadaan mabuk tengah menatap dingin ke arah pria tadi. "Jangan sentuh wanita ini. Dia milikku."
Setelah itu ia langsung menarikmu keluar dari club menuju tempat parkir. Ia melepaskan genggaman tangannya ketika kalian sudah sampai di luar club.
"Apa yang kau lakukan di dalam sana?" Tanyanya tajam.
Kau memutar bola matamu.
"Apa aku perlu menjawabnya?" Balasmu tak kalah dingin.
Wonwoo mendekat padamu berusaha memerangkapmu di antara dirinya dan tembok di belakangmu namun kau sama sekali tidak merasa terintimidasi olehnya sehingga kau hanya diam sambil menatapnya tajam.
"Kau ingin membuatku marah?" Tanyanya seraya meraih dagumu dengan kasar.
Kau menyeringai sedikit lalu menepis tangannya. "Kau mabuk. Lebih baik aku tidak berurusan denganmu."
Kaupun segera berbalik dan berjalan meninggalkannya sendirian. Namun kau tidak menyangka bahwa Wonwoo akan menahan tanganmu dan menarikmu menuju hotel yang berada tepat di samping club. Kau meronta sekuat tenaga namun tenaga Wonwoo tetap lebih kuat. Dalam sekejab kau telah berada di dalam kamar hotel bersama dengan Wonwoo yang sama sekali tidak berniat untuk melepaskanmu.
Namun kau sama sekali tidak mengira bahwa Wonwoo akan mendorongmu ke atas kasur, memelukmu lalu tertidur begitu saja. Tentu saja kau berusaha melepaskan diri darinya namun hal itu menjadi sia-sia ketika ia semakin erat memelukmu. Pada akhirnya kau menyerah, selain karna kau tidak bisa lepas darinya kau juga merasa lelah setelah bekerja seharian.
Keesokan paginya kau bangun terlebih dahulu dan memutuskan untuk membersihkan dirimu. Untungnya ketika kau bangun, Wonwoo sudah tidak memelukmu.
Ketika kau keluar dari kamar mandi, kau menatap Wonwoo yang sedang memegangi kepalanya dengan posisi duduk.
"Sudah sadar?" Tanyamu ketus seraya mendengus.
"(Y/n)? Apa yang kau lakukan di rumahku?" Tanyanya linglung.
"Kau mabuk, ingat? Dan kau menyeretku ke dalam kamar hotel ini." Jawabmu seraya mengambil botol minum yang berada di dalam kulkas.
"Hah?" Wajahnya terlihat bingung namun sedetik kemudian ia menampilkan ekspresi datar dan dinginnya. "Kau bohong."
"Terserah." Ujarmu seraya melangkah ke meja kecil di samping tempat tidur.
Kau sama sekali tidak menghiraukan Wonwoo yang diam-diam menatapmu dengan tatapan memuja. Bukan rahasia bahwa Jeon Wonwoo yang bahkan berlaku kasar pada semua wanita itu menyukaimu.
Kau memoles wajahmu dengan make-up yang kau bawa. Setelah selesai merias wajahmu kau langsung melangkah ke arah pintu kamar.
"Mau kemana?" Tanya Wonwoo seraya berjalan mendahuluimu dan menghentikanmu.
"Pulang." Jawabmu singkat.
Wonwoo tentu saja menghalangimu dengan menahanmu di antara dirinya dan tembok.
"Apa aku melakukan sesuatu padamu?" Tanyanya dengan suara rendah.
"Menurutmu?" Balasmu datar.
"Apapun yang kulakukan padamu tadi malam... aku minta maaf. Tapi ketahuilah bahwa apa yang kulakukan padamu itu bukanlah candaan. Kau tahu kan bahwa aku menyukaimu?"
"Tentu, terserah apa katamu."
Wonwoo menatapmu dalam-dalam sebelum mempertimbangkan sesuatu. Tanpa bisa kau perhitungkan, Wonwoo menarik tanganmu dan memeluk pinggangmu.
"Jeon Wonwoo!"
"Tak bisakah kau melihatku sebagai seorang pria?"
"Bodoh, tanpa kau melakukan ini semuapun kau adalah seorang pria dimataku. Jadi lepaskan aku." Balasmu sambil meronta.
"Kau tahu bukan itu maksudku." Ujarnya seraya menempelkan dahinya pada dahimu. "Tak bisakah kau menyukaiku?"
Kau menatapnya sejenak. "Kau tahu? Aku sedikit menyukaimu, tapi aku tidak akan berpacaran denganmu. Tidak sampai kau dapat meyakinkan diriku bahwa kau adalah pria yang pantas untuk bersanding denganku. Karakterku yang keras kepala dan dingin ini banyak menantang para pria dan kuharap kau bukan salah satu dari mereka melainkan kau benar-benar tertarik padaku."
"Aku memang tertarik padamu awalnya karna karaktermu, tapi aku lebih tertarik padamu karena matamu yang terlihat kesepian." Ujar Wonwoo seraya menatapmu dalam-dalam.
Jujur saja kau terhipnotis dengan tatapan matanya yang tulus padamu.
"Aku benar-benar menyukaimu." Ujarnya seraya mendekatkan wajahnya pada wajahmu.
Seketika kau mendapati kesadaranmu kembali dan kau segera menutup mulut Wonwoo. "Maaf, tapi aku butuh bukti. Kuharap kau dapat membuktikan ketulusanmu padaku."
Wonwoo terlihat kesal namun ia melepaskanmu.
"Kalau begitu aku pergi dulu. Jika kau mau, aku bersedia menerima ajakan kencan darimu. Tapi kau harus berhenti bersikap kasar pada wanita lain. Akan kupertimbangkan ajakan kecanmu jika kau sudah melakukannya." Ujarmu seraya membuka pintu. "Jika kau serius menyukaiku, kau akan melakukannya bukan?"
Wonwoo tersenyum lalu mengangguk. "Tentu, akan kupastikan kau akan menerimaku dalam waktu dekat."
Kau tersenyum simpul sebelum menutup pintu dan berjalan pergi meninggalkan Wonwoo yang tersenyum girang karna berhasil mendapatkan perhatianmu.
♡♡♡♡
Done! Maaf kalau mengecewakan..
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine [END]
FanfictionFor Indonesian Carat Only! Don't forget to check Seventeen Imagine Season 2 ^^ Highest Rank: #1 In Search Seventeen Imagine 161030 ♡ #3 In Random 170110 ♡ #11 In Fanfiction All the pict I used're not mine! I save it from Seventeen Masternim twitter...