54. Lee Jihoon

14.8K 1.1K 52
                                    

Requested by Jihoonie55

Angst, Sad end!

"Mempelai wanita dipersilahkan untuk memasuki ruang pernikahan." Seru MC dengan bersemangat.

Kau menarik nafas panjang dan mempersiapkan dirimu untuk menjalani seluruh persepsi pernikahan ini dengan baik tanpa menangis.

FLASHBACK

3 tahun yang lalu.

"Jihoon-ah." Isakmu keras saat melihat Jihoon, pacarmu, terbaring lemah tak berdaya di ranjang rumah sakit.

Kau dan Jihoon baru saja terlibat kecelakaan mobil beruntun 3 hari yang lalu. Hari ini kau baru saja siuman dan Jihoon yang berada di sebelahmu masih berada dalam keadaan koma.

"Ini semua salahku! Kalau saja pada waktu itu kami tidak bertengkar, mungkin kami bisa menghindari kecelakaan ini." Isakmu.

Ibu Jihoon segera memelukmu dari belakang seraya menitikan air matanya.

"(Y/n)-ya, ini bukan salahmu." Ujar ayah Jihoon seraya menepuk punggungmu pelan.

Mendapat perlakuan seperti itu kau menangis semakin jadi. Kau menggelengkan kepalamu keras sebelum meraih tangan Jihoon dan menggenggamnya kuat-kuat.

"Jika saja waktu itu Jihoon tidak melindungiku." Isakmu seraya menempelkan pipimu di lengan Jihoon. "Jika saja kau membiarkanku yang telah berkata jahat padamu, aku yakin kau tidak akan menjadi seperti ini."

Kau memandangi wajah Jihoon yang penuh luka, kepalanya diperban dan sekujur tubuhnya penuh memar sedangkan kau hanya memiliki beberapa luka saja.

"(Y/n)-ya." Ibu Jihoon memelukmu semakin erat dan erat.

------

Satu minggu telah berlalu dan Jihoon masih tak sadarkan diri. Kau mengelus wajahnya dengan sangat hati-hati. Kau merindukan tatapan matanya yang tajam, kau rindu pada omelannya, kau rindu akan kehadiran dan kehangatan tubuhnya, dan kau merindukan suaranya saat memanggilmu.

Air mata kembali menetes dari matamu tanpa kau sadari. "Aku benar-benar lemah tanpamu Lee Jihoon."

Kau tersenyum getir padanya lalu segera bangkit dan keluar dari kamar sebelum air matamu keluar lebih banyak lagi.

Saat kau baru keluar dari kamar Jihoon, kau melihat perempuan yang telah menjadi sainganmu selama beberapa tahun.

Ia mendengus saat melihatmu. Kau segera mengusap bekas air mata di pipimu dengan kasar.

"Kau masih berani diam di samping Jihoon?" Tanyanya dengan nada menyebalkan.

"Kenapa tidak?" Jawabmu kesal.

"Dasar tidak tahu diri!" Teriaknya.

Beberapa pengunjung rumah sakit dan beberapa suster beserta dokter melihat ke arah kalian.

Kau mengabaikan sekitarmu lalu memelototi perempuan di hadapanmu itu.

"Bisakah kau jaga volume suaramu?" Tanyamu rendah.

"Kenapa? Kau malu? Atau kau takut? Hah?" Bentaknya seraya jarinya mendorong-dorong tubuhmu dengan kasar.

Kau menepis tangannya lalu menatapnya tajam. "Yejin-ssi."

"Kau yang telah membuat Jihoon berada di atas ranjang itu dalam keadaan koma!" Serunya keras. "Ia bahkan rela melindungimu padahal kalian sedang bertengkar!"

Kau menutup matamu, dahimu mulai mengerut karena menahan amarah.

"Dia adalah pacarku. Kenapa kau repot-repot kemari?" Balasmu dingin.

Seventeen Imagine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang