Requested by eunhae1004
"(Y/N) AKAN MAKAN SIANG DENGANKU!"
"Tidak! (Y/n) akan makan sianv denganku hari ini!"
Kau memandangi kedua orang di hadapanmu dengan tatapan kesal.
Mereka sama sekali tidak mempedulikan dirimu melainkan membawa namamu dalam perdebatan mereka.
"Bisakah kalian berhenti berdebat? Aku benar-benar pusing mendengar perdebatan kalian." Ujarmu berusaha melerai kedua temanmu.
"TIDAK!"
"(Y/N)-YA!"
Kau menutup telingamu rapat-rapat saat kedua orang tersebut berteriak di hadapanmu. Seungcheol menatapmu dengan mata berapi-api sedangkan Jeonghan menatapmu dengan tatapan memohon.
Jangankan makan siang, yang kau pikirkan adalah kabur secepatnya dari hadapan kedua orang ini. Ralat! Tiga orang. Seorang lagi tidak ikut berdebat melainkan memandangi kedua temannya yang sedang berdebat.
"Lebih baik kau makan siang denganku." Ujar Jisoo saat Seungcheol dan Jeonghan tidak memperhatikan.
Kau menatapnya dengan pandangan lemah dan pasrah saja mengikuti Jisoo saat ia menarikmu pergi meninggalkan Seungcheol dan Jeonghan yang sama sekali tak sadar bahwa kau dan Jisoo pergi meninggalkan mereka.
"Jisoo-ya, lebih baik aku makan sendiri saja." Ujarmu saat Jisoo melepaskan tanganmu.
"Hah?"
"Sampai jumpa nanti." Kaupun segera berlari meninggalkan Jisoo.
Kau berlari ke atap tempat persembunyianmu dan memutuskan untuk beristirahat di sana.
Baru beberapa menit kau memejamkan matamu sebuah tangan mengelus wajahmu dengan lembut. Kau mencium aroma parfum Jeonghan bersamaan dengan kehangatan tubuhnya yang saat ini terasa dari sampingmu.
"Akhirnya kalian berhenti berdebat." Ujarmu tanpa membuka mata dan kau mengistirahatkan kepalamu di pundaknya.
"Kau tahu Seungcheol orang yang tidak mau kalah." Balas Jeonghan seraya menautkan tangan kalian dan memainkan jari-jari tanganmu, membuatmu tersenyum kecil seraya ikut bermain dengan jarinya.
"Bagaimana dengan makan siangmu?" Tanyamu seraya membenarkan posisi tubuhmu agar bisa menatapnya.
"Aku akan makan sebentar lagi." Jawabnya lalu tersenyum padamu.
"Kalau begitu nikmati makan siangmu Jeonghan. Aku akan pergi berjalan-jalan sebentar." Jawabmu sebelum bangkit berdiri.
Jeonghanpun bangkit berdiri lalu menghampirimu. "Kau juga nikmatilah waktu jalan-jalanmu."
Sebelum ia pergi meninggalkanmu ia mencium keningmu.
Kau hanya diam membatu akan perlakuannya hingga Jeonghan menghilang dari pandanganmu.
Sikap Jeonghan padamu jika sedang sendiri selalu saja seperti itu dan jantungmu selalu berdebar keras karenanya.
Setelah menenangkan jantungmu, kau segera turun dan pergi ke taman kampus untuk berjalan-jalan.
Belum sampai kau ke taman Jisoo menghampirimu dengan wajah cemas.
"(Y/n), dari mana saja kau? Jangan pernah pergi meninggalkanku seperti itu lagi." Serunya seraya memelukmu.
"Jisoo, kau mencariku?" Tanyamu pelan.
"Tentu saja! Kau membuatku khawatir." Jawabnya masih memelukmu.
Kau membalas pelukannya dan mengusap punggungnya dengan perlahan.
"Aku baik-baik saja Jisoo-ya. Tak ada yang perlu kau khawatirkan."
Jisoo melepaskan pelukannya lalu menatapmu lekat-lekat. "Benarkah?"
Kau mengangguk seraya tersenyum. Jisoo menghela nafas lega lalu membalas senyumanmu.
"Kau sudah makan siang?" Tanya Jisoo seraya menggandeng tanganmu dan berjalan menuju taman.
Jantungmu kembali berdebar kencang saat mendapatkan perlakuan lembut dari Jisoo. Sensasi yang jauh berbeda dengan genggaman Jeonghan tadi.
"Belum." Jawabmu dengan susah payah.
"Kalau begitu ayo kita makan bersama. Jeonghan bilang ia akan menunggu kita di cafetaria." Seru Jisoo.
Kau tersenyum menanggapi ajakannya tapi kau menolak. "Aku akan menyusul nanti. Kau pergilah duluan dan temani Jeonghan. Aku akan mencari Seungcheol."
Jisoo terlihat ragu sejenak lalu memgangguk setuju. "Ok, cepat ya."
Sebelum ia pergi, Jisoo sempat mencium tanganmu yang tadi digandeng olehnya. Membuat wajahmu panas seketika.
Saat kau tengah mengipasi wajahmu yang panas sebuah tangan besar memelukmu dari belakang.
"Panas?" Ujarnya rendah di telingamu. Membuatmu merasakan getaran di seluruh tubuhmu.
"Ung." Balasmu, rasanya tubuhmu kehilangan setengah dari tenaga yang kau miliki. Kau benar-benar merasa lemas seketika.
"Apa yang baru saja kau lakukan bersama Jisoo hm?" Tanya suara yang kau kenali itu.
"Hanya mengobrol biasa." Jawabmu dengan susah payah.
"Oh." Seiringan dengan seruan itu, Seungcheol melepaskan pelukannya dan memutar tubuhmu sehingga sekarang matanya menatap wajahmu.
Mata tajam Seungcheol menyorotkan sinar mata yang lembut membuatmu tak dapat mengalihkan pandanganmu darinya.
"Ku dengar kita akan makan siang bersama?" Tanyanya dengan senyum kecil yang membuat jantungmu menari-nari.
Kau mengangguk.
"Walaupun aku lebih senang kita makan berdua." Serunya dengan nada kecewa. "Kurasa Jisoo dan Jeonghan juga ada rasa padamu."
Kau mengedipkan matamu berulang kali. 'Ada rasa? Juga?'
"Aku yakin kau tak akan menyadarinya." Gumam Seungcheol lebih pada dirinya sendiri.
Kau menatapnya penuh rasa ingin tahu. "Maksudmu?"
Seungcheol memandangmu dari ekor matanya lalu menyeringai jahil. "Tunggu saja dengan sabar. Aku yakin suatu saat nanti kau akan mengerti. Atau kau bisa cari tahu sendiri."
Kau menatapnya bingung. "Hah?"
"Ayo kita makan!" Ujar Seungcheol seraya menggendongmu.
Otomatis tanganmu melingkar di lehernya. "Seungcheol-ah, jangan coba-coba menjatuhkanku!"
"Tidak akan pernah putri (Y/n)." Setelah mengahut seperti itu Seungcheol berlari menuju cafetaria sambil tertawa bersamamu sedangkan orang lain termasuk Jeonghan dan Jisoo hanya bisa menggelengkan kepala mereka melihat tingkah laku Seungcheol.
♡♡♡♡
Gimana? Semoga suka ya....
Beneran deh ini susah banget bikinnya 😂😂
Cinta segi 4..
Gimana nasib 96 Line?? Cinta segi lima? Huaaaa 😭😭😭
Doakan aku berhasil bikin yg 96 line ya..
Don't forget to voment 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine [END]
FanfictionFor Indonesian Carat Only! Don't forget to check Seventeen Imagine Season 2 ^^ Highest Rank: #1 In Search Seventeen Imagine 161030 ♡ #3 In Random 170110 ♡ #11 In Fanfiction All the pict I used're not mine! I save it from Seventeen Masternim twitter...