Requested by thisisfii
Seperti biasa kau duduk manis menanti kekasihmu yang sedang berlatih vocal di ruang musik dengan bandnya agar kalian bisa pulang bersama.
Seokmin yang sedang bernyanyi sesekali melirik ke arahmu dan mengedipkan sebelah matanya padamu yang langsung tersipu malu.
Cukup lama kau menunggu Seokmin selesai latihan, kau mulai terkantuk-kantuk. Apalagi suara Seokmin sangat lembut dan menenangkan saat bernyanyi.
Seokmin yang sedari tadi memperhatikanmu tersenyum kecil dan berjalan mendekatimu setelah memutuskan untuk menyudahi latihan hari itu.
Setelah semua anggota band pulang, ia menatapmu yang kepalanya tertunduk sejenak lalu meraih kepalamu dan menyenderkannya di bahunya.
Seokmin memperhatikan baik-baik wajahmu yang sedang tertidur lalu tiba-tiba saja ia melihat bayangan seseorang. Seseorang yang dulu adalah teman masa kecilnya di Seoul sebelum pindah ke tempat asal orangtuanya. Semakin dilihat, bayangan teman masa kecil Seokmin semakin jelas sehingga ia segera mengambil dompetnya dan mengeluarkan sebuah foto yang warnanya sudah sedikit pudar lalu membandingkannya dengan wajahmu.
"Aneh, kenapa muka mereka mirip? Bukankah nama mereka berbeda? (Y/n) dan.... (Nama panggilanmu sewaktu kecil)." Gumam Seokmin.
Mendengar gumaman Seokmin kau perlahan membuka matamu. Hal pertama yang kau lihat adalah foto. Foto dirimu dengan Dokyeom, teman masa kecilmu yang pada umur 8 tahun menghilang entah kemana. Kau menatap foto itu sebelum membelalakan matamu dan segera bangkit seraya merebut foto tersebut. "Dokyeom?"
Seokmin yang awalnya diam merenung langsung terlonjak kaget dan menatapmu bingung.
"(Y/n)?"
Seakan tersadar, kau langsung menoleh ke arah Seokmin yang sedang menatapmu bingung.
Kau mengalihkan pandanganmu dari Seokmin lalu ke foto dan kembali lagi ke Seokmin.
"Bagaimana kau bisa memiliki foto ini?" Tanyamu bingung.
"Itu juga yang ingin kutanyakan padamu, kenapa kau bisa mengenali foto itu dan mengetahui bahwa itu Do....." Seokmin menatapmu dengan bola mata membesar. "Kau... jangan-jangan kau.... (Nama panggilanmu sewaktu kecil)?"
Kau menatapnya bingung. "Bagaimana kau tahu bahwa itu adalah namaku sewaktu aku kecil?"
Seokmin membelalakan matanya lalu memegang kedua pundakmu, membuatmu menatapnya bingung.
"Ini aku, Dokyeom!"
"Hah?"
"Iya, ini aku Dokyeom."
Kau mengerjabkan matamu bingung. "Kau kan Lee Seokmin."
"Seokmin adalah nama asliku. Dari dulu aku dipanggil Dokyeom oleh orang-orang. Jadi...."
"Kau Dokyeom? Si bodoh Dokyeom?" Tanyamu tak percaya.
Ia mengangguk. "Aku tak percaya kalau kau adalah (Nama panggilanmu sewaktu kecil)! Dan yang lebih ajaib adalah sekarang kau menjadi pacarku! Kau, (Y/n) yang merupakan cinta keduaku ternyata orang yang sama dengan cinta pertamaku!"
"Woah..." Ujarmu agak linglung. Bagaimana tidak? Baru saja kau bangun dan kau harus memproses semua hal ini. "Woah... aku.."
"Hebat bukan?"
"Tapi... tapi kau tidak bodoh."
Seokmin mengerjabkan matanya berulang kali lalu tertawa. "Tentu saja tidak. Aku ingin menjadi pria yang keren saat dewasa nanti, karena itulah aku merubah imageku."
Kau menatapnya dengan mulut terbuka dan ekspresi tidak percaya.
Seokmin tersenyum geli sebelum mencium pipimu. Kau mengerjabkan matamu berulang kali seraya memegangi pipimu.
"Ingat janji kita?"
Kau menatapnya bingung sebelum mengangguk kaku.
"Janji bahwa aku akan menikahimu saat kita dewasa." Tambahnya. "Aku kira kita tidak akan bertemu lagi tapi lihatlah kita sekarang, kita menjalin hubungan! Apakah mungkin kita disatukan dengan benang merah?"
Kau tersipu mendengar kata-kata Seokmin.
"(Y/n)-ya, bagaimana jika kita langsung menikah setelah lulus SMA?"
Kau membelalakan matamu dan langsung menggeleng cepat. "Kau gila? Aku punya masa depan yang harus kuraih!"
"Jadi kau tidak mau menikah denganku?"
Melihat ekspresi sakit hati di wajah Seokmin, kau menjadi tak tega. Kaupun meraih tangan Seokmin dan menggenggamnya. "Tentu saja aku mau, tapi kita harus punya pekerjaan dulu sebelum menikah. Memangnya kau mau memberi makan anakmu dengan apa?"
Seokmin menatapmu lalu menyeringai. "Cinta."
Iapun mengecup bibirmu cepat membuatmu tersipu.
"Kau..."
Seokmin kembali menciummu. "Aku tahu, aku tahu. Kalau begitu ayo kita menikah secepatnya."
Kaupun bungkam khususnya saat Seokmin mencium punggung tanganmu dengan gaya yang sangat keren.
♡♡♡♡♡
Maaf klo slow update
Serius, aku lagi banyak tugas ㅠㅠ
Semester ini memang keterlaluan sibuknya..
Mohon pengertian kalian ya
Kalau aku ada waktu kosong aku pasti usahain update kok..
Maaf sekali lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine [END]
FanfictionFor Indonesian Carat Only! Don't forget to check Seventeen Imagine Season 2 ^^ Highest Rank: #1 In Search Seventeen Imagine 161030 ♡ #3 In Random 170110 ♡ #11 In Fanfiction All the pict I used're not mine! I save it from Seventeen Masternim twitter...