Requested by alfiorenza Hyunrijisoo Sllyseyi_ josephine_svt17 nakyungie_ bunnyseol jishunim_
Kau menutup matamu saat melihat dokter Hong mengeluarkan jarum suntik dan menyuntikan entah cairan apa itu pada keponakanmu yang baru berusia 4 tahun.
Tentu saja tak lama setelahnya kau mendengar keponakanmu itu menangis dan mendengar orang tuanya, kakak perempuanmu, menenangkannya.
"Aigoo, bukankah kau anak yang manis Min Jimin? Kenapa kau menangis?" Tanya dokter Hong lembut.
Kau membuka matamu dan mendapati ia sedang mengelus puncak kepala keponakanmu dengan senyum manisnya.
"Nah sekarang berhentilah menangis dan bermainlah bersama tante (Y/n)." Ujar kakakmu seraya menunjuk ke arahmu.
Jimin segera berlari ke arahmu dengan pipinya yang tembam sudah basah total akibat air matanya.
"Jimin-ah, jangan menangis. Lihat, ada boneka beruang kesukaanmu dan ia memakai dress dengan warna yang sama dengan dressmu." Ujarmu menenangkan seraya berjalan keluar ruangan.
Kau tidak menyadari bahwa dokter Hong Jisoo tengah mengamatimu dengan senyuman lembut di wajahnya.
"Jika kau suka nyatakan saja padanya, Hong Jisoo." Ujar kakakmu setelah kau menutup pintu.
"Bukankah kau yang tidak memperbolehkanku mendekat padanya?" Jawab Jisoo dengan senyum tipisnya.
Kakakmu memutar bola matanya. "Dia sudah dewasa lagipula aku tidak keberatan jika kau yang menjadi pasangan (Y/n)."
Jisoo mengangguk setuju. "Kalau begitu bisa bantu aku?"
"Tentu."
Kau menemani Jimin bermain seraya menunggu kakak perempuanmu selesai berkonsultasi sekitar 30 menit.
"Kau suka anak kecil?" Kau terlonjak kaget mendengar suara samar-samar di sampingmu.
Kau menoleh dan mendapati dokter Hong ada di belakangmu.
"Kau mengagetkanku dokter." Ujarmu pelan.
"Ayo, aku perlu memeriksamu."
"Eh?" Dokter Hong menarik tanganmu dan membawamu ke ruang prakteknya lagi.
Kau mengikutinya dengan bingung dan menatap kakak perempuanmu yang tersenyum penuh arti padamu.
"Eonni!" Panggilmu memelas.
"Jimin-ah, ayo kemari. Biarkan tante (Y/n) diperiksa dulu." Ujar kakakmu seraya mengedip ke arahmu.
Kau membelalakan matamu tak percaya akan perbuatan kakakmu dan dengan pasrah kau mengikuti dokter Hong keruangannya.
Saat pintu tertutup, dokter Hong mempersilahkan kau untuk duduk dan kau menurutinya.
"Um... Kalau boleh tahu kenapa aku dibawa kemari?" Tanyamu ragu.
"Bukankah sudah jelas?" Tanyanya seraya menempelkan telapak tangannya di dahimu. "Kau demam ringan."
Kau mengerjabkan matamu berulang kali. "Bagaimana kau tahu?"
"Itu mudah. Kau tidak terlihat seperti dirimu yang biasanya."
Kau mengerucutkan bibirmu sebal. Kenapa dari semua orang yang kau kenal, hanya dia yang mengetahui bahwa kau sedang sakit?
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine [END]
FanfictionFor Indonesian Carat Only! Don't forget to check Seventeen Imagine Season 2 ^^ Highest Rank: #1 In Search Seventeen Imagine 161030 ♡ #3 In Random 170110 ♡ #11 In Fanfiction All the pict I used're not mine! I save it from Seventeen Masternim twitter...