10. Imagine The8

26.7K 2.6K 193
                                    

"Minghao!"

"Woaaah." Minghao dengan cekatan menghindarimu yang menerjang ke arahnya.

Kau berhenti dan langsung berpaling padanya dengan wajah kesal.

"Minghaooooo...."

"Berhentilah menerjangku! Kau bisa langsung memelukku layaknya pasangan normal." Ujarnya sambil tersenyum kecil.

"Tapi kan kita bukan pasangan normal." Jawabmu.

"Baiklah baik. Sini." Minghao merentangkan tangannya, siap untuk menerimamu dalam pelukannya.

Dengan segera kau menerjangnya dan memeluknya dengan wajah gembira.

Kau dan Minghao baru berpacaran sekitar 3 minggu yang lalu. Bisa di bilang kau dan Minghao sama-sama pemula dalam hal berpacaran.

"Hey Minghao, kau benar-benar jahat membiarkan perempuan secantik (Y/n) menunggumu selesai latihan selarut ini." Mingyu dan Jihoon memandang kalian berdua dengan senyum kecil di wajah mereka.

"Bukan salahku. Dia yang ingin kemari setiap hari." Pembelaan tersebut membuat Jihoon dan Mingyu tertawa.

"(Y/n), kau benar-benar perempuan yang aneh." Tambah Jihoon.

"Ah, hyung!" Rengek Minghao.

"Iya, iya. Kau antar (Y/n) sampai ke rumah ya."

"Kami duluan. Dah (Y/n)."

Kau melihat wajah Minghao yang memerah.

"Aduh bayiku yang lucu." Ujarmu gemas.

"Hei! Aku bukan bayi mereka."

"Aku tahu."

Minghao menggandeng tanganmu dan menuntunmu ke arah rumahmu berada.

"(Y/n)." Panggil Minghao.

"Hm?"

"Apa yang kau suka dariku?"

Blush. Wajahmu merona.

"Kenapa tiba-tiba?"

"Kenapa? Karena aku ingin tahu." Jawabnya sambil berhenti berjalan.

"Um, kalau begitu kau duluan." Jawabmu menghindari tatapan matanya.

"Apa?"

"Pertanyaan yang sama. Apa yang kau suka dariku."

"Aku bertanya duluan." Ujar Minghao sambil mencubit pipimu.

"Biarkan aku berpikir sebentar."

"Baiklah. Kalau begitu aku jawab duluan." Jawab Minghao mengalah.

"Kau (Y/n), perempuan tercantik yang pernah ku temui. Kau jujur akan perasaanmu sendiri dan itu membuatmu terlihat manis dan imut. Kau juga perempuan pertama yang membelaku saat yang lain mentertawai nada bicaraku. Selain itu kau sangat mencintaiku."

Kau terharu dengan perkataan Minghao. Kau mencium pipi Minghao dengan cepat.

"Aku menyukaimu apa adanya. Kau tidak pernah berpura-pura menjadi orang lain, kau keren, kau tidak takut untuk membela temanmu, kau bekerja keras, dan aku suka akan kepolosanmu yang membuatmu sangat lucu dan menggemaskan bagiku."

Minghao menatapmu lekat-lekat. "(Y/n), boleh aku menciummu?"

Kau menunduk lalu mengangguk kecil.

Minghao menarik dagumu untuk mendongak lalu mendekatkan wajahnya padamu. Kau menutup matamu erat-erat saat bibirnya mendarat di bibirmu dengan lembut.

Setelah itu kalian berdua sama-sama diam karena malu dan melanjutkan perjalanan. Kalian tidak berani menatap satu sama lain dan hanya tangan kalian yang menghubungkan perasaan kalian saat ini.

Tak terasa kalian sampai di depan rumahmu. Kalian sama-sama diam di depan pintu. Kau enggan masuk ke dalam rumah dan Minghao enggan untuk pergi.

Lalu Minghao melepaskan genggaman tangan kalian dan mengecup keningmu.

"Aku mencintaimu, (Y/n)."

"Aku juga." Jawabmu malu-malu.

"Selamat tidur dan sampai bertemu besok." Ujar Minghao sambil tersenyum canggung. "Masuklah."

"Um." Lalu kau masuk ke dalam rumahmu dan langsung terduduk lemas di lantai.

"Kalau begini ceritanya bisa-bisa aku mati sebelum kami menikah." Ujarmu sambil memegangi dadamu yang berdetak kencang.

Di sisi lain Minghao tersenyum terus hingga sampai di dormnya dan berteriak, "Hyung! Aku melakukannya!"

Lalu ia berlari menuju kamar Seungcheol.

Seventeen Imagine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang