Requested by noranekosbuddy BlossomRa
"Jadi kita sepakat ya kalau Lee Chan akan menjadi perwakilan OSIS untuk mengatur susunan acara Pentas Seni kita!" Seru sekertaris OSIS seraya tersenyum lebar.
"SETUJU!" Hampir semua anghota OSIS berteriak, menyetujui perkataan sang sekertaris kecuali ketua OSIS yaitu dirimu dan Chan selaku wakil ketua OSIS.
"Aku tidak mau." Serunya dengan malas-malasan. "Kenapa harus aku?"
"Karna kau wakil ketua!" Seru seseorang.
"Itu karna kau pintar!"
"Karena kau pandai menari." Seru yang lain.
"Karena kau kecil!"
Chan langsung menoleh ke arah suara itu berasal. Apa hubungannya kecil dengan menjadi penyusun acara?
"Hei! Apa hubungannya kecil deng...."
"Karena jika kecil kau akan mudah mengatur segalanya tanpa memakan banyak tempat." Jawabmu dengan senyum jahil.
Chan memandangimu dengan tatapan tak percaya lalu beralih pada pengurus OSIS lainnya yang mengangguk setuju.
Chan mendengus kesal lalu memalingkan wajahnya.
Kau tersenyum kecil melihat respon Chan lalu beralih kepada anghota lain.
"Bagaimana kalau kita bermain petak umpet?" Usulmu.
Dengan segera seluruh anggota OSIS telah menatapmu dengan pandangan setuju termasuk Chan.
Tradisi kalian adalah bermain petak umpet untuk menentukan siapa yang akan mendapatkan tugas yang paling tidak diinginkan di suatu acara. Sang pencari, yaitu orang yang mendapatkan tugas yang tidak diinginkan pada acara selanjutnya, akan menemukan orang lain untuk menjalani tugas selanjutnya. Jika ia tidak menemukan orang lain maka ia harus mengemban tugas seperti itu lagi.
"Aku akan mencari Chan!" Ujar Seungkwan yang menjadi 'penangkap' kali ini.
Chan sendiri terlihat cukup percaya diri dan tidak terlihat takut sama sekali.
Saat Seungkwan mulai menghitung seluruh anggota mulai berpencar di gedung sekolah yang sudah mulai sepi, tak terkecuali kau dan Chan.
Saat kau melewati ruang guru kau mendengar nama Chan di sebut-sebut sehingga kau memutuskan untuk menguping pembicaraan mereka.
"Jadi Lee Chan akan segera pindah tepat sebelum acara pentas senu dimulai ya?"
"Iya, surat-surat kepindahannya pun telah selesai diurus."
"Pindah?" Gumammu kecil.
"Sayang sekali jika kita harus kehilangan salah satu murid teladan."
"Betul, tapi Chan bilang ia akan pergi meneruskan studinya sekaligus mengasah kemampuan dancenya di Amerika."
"Hah?" Kau tak sengaja mengeluarkan suara keras hingga suasana menjadi hening.
Saat kau kebingungan untuk menentukan tempat persembunyian agar tidak ketahuan guru, kau mendapati sebuah tangan menarik tanganmu dan membawamu ke atap sekolahan. Kau melihat Chan yang segera mengunci pintu atap tersebut dan kau menatapnya kebingungan.
"Apa yang kau lakukan di depan ruang guru?" Tanyanya.
"Um, menguping?" Jawabmu sepolos mungkin.
"(Y/N)..." Chan menghela napas lalu berjalan menjauh darimu. Dengan cepat kau meraih tangan Chan.
"Apa itu benar?" Tanyamu pelan, menundukkan kepalamu.
Chan menatapmu dalam-dalam tanpa berkata satu katapun.
"Apa benar kau akan pindah?"
"Aku..."
"Apa itu alasanmu kenapa kau tidak mau menjadi pengurus acara pentas seni?" potongmu dengan wajah murung.
"(Y/n)-ya." Chan meraih dagumu sehingga kau dan dia bertatapan.
Kau melihat ia tersenyum kecil.
"Kau tahu, aku menyukaimu."Kau membelalakan matamu mendengar pengakuan tiba-tiba dari Chan.
"Hah?"
"Alasan kepindahanku adalah untuk melanjutkan studiku agar dapat menjadi lebih baik lagi dan untuk melatih kemampuan danceku agar aku dapat membuatmu kagum padaku."
"Tapi, aku sudah mengagumi kemampuan dancemu." Balasmu bingung.
"Tapi tak cukup untuk membuatmu menjadi perempuanku." Jawab Chan dengan senyum polos.
Wajahmupun memerah. Sebenarnya kau sedikit menyukai Chan sejak kau tak sengaja melihat Chan menari. Kau jatuh hati pada karisma dan pesona seorang Lee Chan saat menari.
Kau berdeham pelan lalu mengigit bibir bawahmu. "Maafkan aku Chan, tapi aku belum siap untuk menjadi pacarmu."
Chan tersenyum lebar mendengar penolakanmu.
"Itu artinya aku hanya perlu mempersiapkan dirimu bukan?" Kau mendongak saat Chan mengucapkan perkataan itu.
"Karena itulah aku akan pergi ke Amerika untuk memberikanmu waktu untuk berpikir." Tambah Chan seraya menatapmu.
Kau mengerjabkan matamu berulang kali sebelum sebuah nada dering mengagetkanmu.
"Ah, sepertinya permainan petak umpetnya sudah berakhir." Seru Chan seraya mematikan ponselnya lalu berbalik memunggungimu.
Kau menatapnya lalu menghela nafas singkat. "Kau janji akan kembali?"
Chan melirik ke arahmu lalu tersenyum kecil. "Tentu."
Kau pun menyunggingkan senyum kecil lalu berjalan menyusul Chan. Saat kau berada di sampingnya Chan segera mencium pipimu dengan cepat, ia sempat menyeringai sebelum meninggalkanmu yang diam mematung seraya memegangi pipimu yang baru saja dicium oleh Chan.
Saat kau sadar bahwa kau baru saja dicium oleh Chan kau terduduk dengan lemas di lantai.
"Keterlaluan." Gumammu dengan wajah merah padam menahan malu, senang, dan rasa kagetmu yang bercampur menjadi satu.
♡♡♡♡♡♡
Done... ini juga plotnya di req oleh adders looh..
Hihihi..
Maaf lama ya updatenya & maaf juga kalau ceritanya jadi begini 😷Sebagai bonus & permintaan maaf, nih aku kasih liat draft Imagine yang akan di post selanjutnya....
Apakah ada requestan kamu di situ???
Jangan lupa vomment ya..
Yg mw ngobrol boleh kirim message ke aku 😆
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine [END]
FanfictionFor Indonesian Carat Only! Don't forget to check Seventeen Imagine Season 2 ^^ Highest Rank: #1 In Search Seventeen Imagine 161030 ♡ #3 In Random 170110 ♡ #11 In Fanfiction All the pict I used're not mine! I save it from Seventeen Masternim twitter...