Requested by anintyaspr xoxohosh
Hari ini kau tidak berselera makan dan hal itu membuat suamimu, Jeon Wonwoo khawatir.
Sejak pagi kau merasa pusing sekali sehingga tidak nafsu makan.
"(Y/n), kau harus makan. Aku tahu kau pusing namun pikirkan juga anak kita." Ujar Wonwoo seraya mengusap rambutmu.
"Kemarin-kemarin kan aku sudah makan banyak." Jawabmu lemas.
Tak seperti biasanya kau begini. Saat ini kehamilanmu telah mencapai bulan ke-5, di bulan-bulan sebelumnya walaupun kau mual dan sebagainya kau masih mau makan banyak namun entah kenapa hari ini kau benar-benar tidak selera makan.
Wonwoo menatapmu khawatir, ia bahkan tidak pergi bekerja hari ini karena mengkhawatirkanmu.
"(Y/n)-ya." Kau meliriknya lalu tersenyum lemah.
"Aku tidak apa-apa."
Ia menghela nafas singkat sebelum berbaring di sebelahmu dan menarikmu ke dalam pelukannya.
Ia menyelipkan tangannya di bawah kepalamu dan kau menatap wajahnya yang tengah memandangimu.
Ia mengusap puncak kepalamu dengan lembut.
"Apa kau perlu sesuatu?"
Kau menggelengkan kepalamu lalu masuk ke dalam pelukannya hingga wajahmu benar-benar tersembunyi di dadanya.
Wonwoo memelukmu semakin erat sebelum mengecup puncak kepalamu.
Tanpa kau sadari kau telah tertidur dengan pulas di pelukan Wonwoo sedangkan ia sibuk memandangi wajahmu.
Entah berapa lama kau tertidur saat kau bangun, kau tidak menemukan Wonwoo di sampingmu. Kau hanya mendengar alunan piano di kamar kalian yang sepi.
Gorden kamarmu tertutup rapat sehingga kau harus membiasakan penglihatanmu di kamar yang remang-remang. Tak hanya itu, kau mencium bau yang aneh dari arah luar kamar kalian.
"Wonwoo?" Panggilmu.
"Ya?" Tak lama kemudian sosok Wonwoo muncul dari balik pintu. "Kau sudah bangun?"
Ia segera menghampirimu dan mengecup dahimu dengan lembut.
"Sudah baikan?" Tanyanya dengan senyum kecil di wajahnya.
Kau mengangguk. "Sedang apa kau?"
"Ah, aku mencoba membuat bubur untukmu tapi sepertinya gagal." Ujarnya dengan senyum kecut.
Kau tersenyum kecil mendengar pengakuannya. "Benarkah? Tapi aku lapar karena harumnya masakanmu."
Wajah Wonwoo menjadi lebih cerah tapi ia berusaha menutupinya. "Tidak-tidak. Jika kau memakannya maka anak kita akan sakit begitu pula denganmu."
Kau tertawa mendengar perkataannya. "Kalau begitu kita bisa coba menyelamatkan bubur buatanmu itu dulu baru aku makan. Bagaimana?"
Wonwoo menatapmu sejenak lalu mengangguk setuju. Ia menjulurkan tangannya dan kau meraihnya sebelum ia menuntunmu turun dari tempat tidur.
Ia merangkul pinggangmu dan tangan yang satunya memegangi tanganmu saat kalian berjalan ke dapur.
Kau cukup kaget saat melihat dapurmu berantakan. "Um, Wonwoo."
"Ya?"
"Apa kau mengamuk di sini atau bagaimana?" Tanyamu tanpa menyembunyikan kekagetanmu.
"Ah, tadi aku mencoba membuat makanan kesukaanmu tapi gagal dan saat sedang mencari bahan-bahannya aku menjatuhkan beberapa barang." Jawabnya sambil menggigit bibir bawahnya. "Maafkan aku."
Kau menghela nafas panjang. "Tak apa, kita bisa bereskan nanti. Sekarang aku benar-benar lapar jadi lebih baik kita makan dulu."
Kau segera bergerak mendekati masakan Wonwoo lalu mencobanya. Seperti perkiranmu, masakannya benar-benar tidak enak. Kau segera membubuhkan bermacam-macam bumbu untuk membuatnya menjadi lebih layak untuk di makan.
Setelah selesai kau segera meletakannya di atas meja makan.
"Woah, kelihatannya enak."
Kau tersenyum seraya menggelengkan kepalamu.
Kau pun mulai menyantap makananmu tanpa menyadari bahwa Wonwoo sedang memandangimu.
Kau melirik ke arahnya dan ia hanya tersenyum padamu.
"Apa?"
Ia menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa."
Kau meletakan sendokmu lalu menatapnya.
Kalian saling bertatapan untuk beberapa saat lalu Wonwoo bangkit dan duduk di sampingmu.
Ia mengelus perutmu dengan penuh kasih sayang. "Aku tak sabar bertemu dengan anak kita."
Kau tersenyum saat meihat Wonwoo menempelkan telinganya di perutmu dan kau mengelus puncak kepala Wonwoo.
Ia mendongak untuk menatapmu lalu tersenyum padamu.
"Cepatlah besar anakku sayang. Appa ingin cepat-cepat bertemu denganmu."
Kau tersenyum lembut padanya sebelum mengelus perutmu.
Ia menegakan posisinya lalu mengecup hidungmu singkat. Ia lalu merangkulmu dan kaupun menyenderkan badanmu padanya.
Kau sangat yakin bahwa anakmu akan sangat bahagia kelak karena mempunyai ayah seperti Wonwoo.
♡♡♡♡
Semoga suka yaaaw 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine [END]
FanfictionFor Indonesian Carat Only! Don't forget to check Seventeen Imagine Season 2 ^^ Highest Rank: #1 In Search Seventeen Imagine 161030 ♡ #3 In Random 170110 ♡ #11 In Fanfiction All the pict I used're not mine! I save it from Seventeen Masternim twitter...