Requested by MwzN012211 dhqymgjk
Sudah sejak 10 menit yang lalu kau berdiri menunggu kedua teman baikmu. Memang masih ada sekitar 15 menit lagi hingga waktu janjian tapi rasanya kau sudah sangat bosan.
Kau kembali menatap layar handphonemu yang sejak tadi masih menunjukan pukul 9.45 pagi. Kau menghela nafas kesal, kau bahkan melirik beberapa orang yang memasuki taman bermain di belakangmu.
"(Y/n)-ya!" Seruan seseorang tersebut membuatmu menoleh secepat kilat ke arahnya. Kau sempat tersenyum sebentar lalu berdeham dan memasang wajah kesal.
"Kalian seharusnya sampai lebih dulu dibandingkan aku." Serumu pura-pura kesal.
"Maaf, maaf, Jihoon tidak mau bangun saat kubangunkan tadi." Jawab Soonyoung dengan jarinya menunjuk ke arah Jihoon yang pura-pura cuek.
Kau memandang Jihoon dengan tatapan tajam lalu menghela nafas kecil sebelum tersenyum lebar.
"Ayo kita masuk!" Serumu seraya mengamit lengan kedua pria di hadapanmu.
Kalian segera masuk ke dalam taman bermain Lotte World.
"Ayo kita naik roller coaster!" Serumu bersemangat seraya menarik Jihoon dan Soonyoung yang tersenyum kecil melihat tingkah lakumu yang seperti anak kecil.
Belum sampai di wahana roller coaster, kau berhenti dan melihat estalase yang menjual bando-bando dengan berbagai macam bentuk telinga hewan.
"Kenapa? Kau mau?" Tanya Jihoon mengikuti arah pandanganmu.
Kau mengedipkan matamu lalu tersenyum seraya menatap Jihoon. "Tidak usah."
Jihoon dan Soonyoung bertatapan sebelum tersenyum kecil.
Setelah itu kalian bermain beberapa permainan hingga kau mengajak Jihoon dan Soonyoung ke dalam rumah hantu.
Tentu saja Soonyoung segera menolak mentah-mentah ajakan itu sehingga mau tak mau hanya kau dan Jihoon yang memasuki rumah hantu.
"Dasar pengecut." Keu menjulurkan lidahmu pada Soonyoung sebelum memasuki rumah hantu seraya bergandengan tangan dengan Jihoon.
"Hei, lihat ke depan." Ujar Jihoon seraya tertawa.
"Sepupumu itu penakut sekali sih." Ujarmu pada Jihoon seraya melihat ke depan.
Jihoon tak menjawab perkataanmu melainkan berjalan pelan-pelan bersamamu.
Tiba-tiba saja kau tersandung sesuatu dan tangan Jihoon segera menahan tubuhmu agar tidak terjatuh.
"Kau tak apa-apa?" Tanyanya dengan tangan masih menahan tubuhmu.
"Ung." Kau mengangguk kaku. Jihoon segera membantumu berdiri.
Saat kau baru saja berdiri tegak sesuatu seperti rambut ada di pundakmu. Kau membelalakan matamu horror sedangkan Jihoon berusaha keras untuk menahan tawanya.
"Ji...Ji....hooooon....aaah...." Serumu terbata-bata.
"Apa kau memanggilku?" Suara itu berasal dari belakangmu dan kau berteriak sangat kencang karenanya. Kau bahkan langsung meloncat ke pelukan Jihoon.
Awalnya kau hanya diam di pelukan Jihoon tanpa merasakan apapun kecuali ketakutan. Namun saat tangan besar Jihoon meraih pinggangmu dan memelukmu semakin erat, kau merasa jantungmu ingin menerobos keluar dari dadamu dan kau merasa nyaman di pelukannya.
"Sudah tak apa-apa. Dia sudah pergi." Bisij Jihoon seraya membelai rambutmu lembut.
Kau menarik kepalamu dari pekukanya agar dapat menatap wajah Jihoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine [END]
FanfictionFor Indonesian Carat Only! Don't forget to check Seventeen Imagine Season 2 ^^ Highest Rank: #1 In Search Seventeen Imagine 161030 ♡ #3 In Random 170110 ♡ #11 In Fanfiction All the pict I used're not mine! I save it from Seventeen Masternim twitter...