Requested by Novitanssari seungkuan
Kau terisak pelan di balik selimutmu. Kau baru saja pulang dari rumah sakit setelah menemukan kekasihmu yang tidak menghubungimu beberapa hari ini berbaring di ranjang rumah sakit dengan kaki dibebat.
Kau tak sengaja mendengar perkataan Jeonghan di telepon ketika kau melihatnya cafe dekat kantormu. Kau mendengar bahwa Seungcheol di rawat di rumah sakit S selama 1 minggu ini dan besok ia diperkenankan untuk pulang.
Tentu saja kau kaget setengah mati mendengar kabar tersebut. Setahumu, minggu lalu Seungcheol mengabarimu bahwa ia akan pulang ke kota kelahirannya sehingga ia mungkin tidak akan mengabarimu, namun nyatanya ia berada di rumah sakit karena berusaha menyelamatkan seorang anak kecil yang hampir saja tertabrak truk yang bannya tergelincir di jalanan yang licin oleh salju.
Tanpa pikir panjang kau segera berderap ke rumah sakit dan menemukannya berbaring di ranjang rumah sakit dengan kaki kanan dibebat, wajahnya memiliki bekas goresan, lalu tangannya yang memar. Tentu saja bukan hanya kau yang kaget melainkan Seungcheo dan juga Jihoon yang berada di kamar rumah sakit tersebut.
"Jadi, kau berbohong padaku?"
"(Y/n)-ya.. aku... bisa menje.."
"Kau kecelakaan?"
"Aku.."
"Dan kau menyembunyikannya dariku?"
Seungcheol menutup matanya sebelum memandang ke arahmu yang meneteskan air matamu.
"Kau sungguh jahat. Aku tak percaya bahwa kau tega berbohong padaku."
"(Y/n)..."
Kau menatapnya tajam sebelum berbalik dan segera pulang ke rumah dengan air mata mengalir deras menuruni pipimu.
Jam sudah menunjukan pukul 1 pagi dini hari namun kau masih terisak dan tidak bisa tidur.
"(Y/n).." Panggilan tersebut membuat tubuhmu kaku. Suara Seungcheol! Bagaimana ia bisa berada di apartemenmu? Bukankah ia seharusnya masih berada di rumah sakit?
Kau mengusap air matamu lalu berjalan menuju pintu tanpa berniat untuk membukanya.
"(Y/n)? Apa kau masih bangun?"
Kau menolak untuk memberikan jawaban sehingga kau hanya diam seraya bersender pada pintu tersebut.
"Maafkan aku, aku hanya tidak ingin membuatmu khawatir jadi aku berbohong padamu." Ujarnya pelan. "Aku tidak mau menggangu proyek mall yang sedang kau kerjakan jadi aku berusaha sekeras mungkin untuk tidak memberitahumu, tapi sepertinya aku salah. Saat aku melihat wajahmu tadi siang aku merasa kesal akan keputusanku sendiri dan aku rasa aku tidak dapat mengampuni diriku sendiri karna telah membuatmu menangis."
Matamu mulai berkaca-kaca lagi.
"Maaf. Maaf (Y/n)-ya. Maafkan aku." Ucapan permintaan maaf itu lama kelamaan semakin lemah.
Hening untuk beberapa saat hingga kau berpikir bahwa ia sudah pergi. Baru saja kau akan membuka pintu kamarmu, kau kembali mendengar suara Seungcheol.
"Tidurlah yang nyenyak. Kuharap kau tidak terbangun karenaku. Aku akan meminta maaf padamu ketika pagi menjelang. Aku mencintaimu (Y/n)..."
Kau segera membuka pintu kamarmu dan menghempaskan tubuhmu padanya yang tentu saja langsung terjatuh akibat sebelah kakinya yang terluka sehingga ia tidak kuat untuk menahanmu.
"Bodoh!" Gumammu seraya memeluknya erat.
Seungcheol awalnya kaget namun sedetik kemudian ia mengelus punggungmu dengan lembut. "Maaf."
Kau melepaskan pelukanmu dan meraih wajah Seungcheol dengan senyum tertahan. "Kenapa kau disini?"
Seungcheol menatap wajahmu lalu mencium kedua kelopak matamu. "Sebab aku tahu kau akan menangis seharian karenaku."
"Kau jahat."
"Aku tahu, makannya aku minta maaf bukan?"
"Kau membuatku khawatir setengah mati."
Seungcheol diam dan menatapmu yang saat ini sedang menahan tangismu.
"Kau berbohong padaku dan kau terluka!" Ujarmu mulai terisak. "Kau tahu bagaimana perasaanku saat melihatmu di rumah sakit tadi? Aku benar-benar kaget dan rasanya jantungku ber..."
Ia menarikmu ke dalam pelukannya. "Aku tahu, karena itulah aku keluar dari rumah sakit secepatnya untuk memeriksa keadaanmu. Maafkan aku hm?"
Kau mengangguk dalam pelukan Seungcheol. "Bagaimana kakimu?"
"Bukan masalah besar. Kau sendiri bagaimana?"
"Hm?"
"Matamu sangat besar dan menyerupai bola pingpong. Hampir saja aku tidak mengenali wajah cantik kekasihku sendiri."
Mendengar perkataannya, kau memberengut lalu mencoba melepaskan diri dari pelukannya namun seperti biasa, Seungcheol menahanmu sambil tertawa.
Tak lama kemudian Seungcheol melepaskan pelukannya lalu menatapmu dengan senyum lembut. Ia mengusap puncak kepalamu lalu mengambil beberapa helai rambutmu dan menciumnya. "Aku merindukanmu."
"Aku juga."
Seungcheol menatapmu dalam-dalam lalu mendekatkan wajahnya padamu dan mencium bibirmu dengan sangat lembut.
"Apa kau besok bekerja?"
Kau menggelengkan kepalamu sambil menatapnya yang saat ini tersenyum padamu.
"Kalau begitu kita bisa tidur seharian."
Kau mengerjabkan matanya berulang kali. "Kita?"
"Tentu saja kita. Aku masih sakit ingat? Aku butuh perawat yang cantik sepertimu agar aku cepat sembuh. Apalagi kalau perawatku ini mau menciumku sebelum tidur dan saat terbangun, menyiapkan sarapan, menyuapinya, membantunya bercukur, memijatnya, me..."
Kau menghentikan perkataannya dengan mengecup bibirnya singkat.
Seungcheol tersenyum padamu lalu mencubit hidungmu pelan. "Aku mencintaimu (Y/n)-ya."
Kau tersenyum lalu berdiri. "Nah sekarang lebih baik aku bantu kau berdiri dan berjalan masuk ke kamar supaya kita bisa tidur."
Seungcheol mengangguk lalu membiarkanmu membantunya berdiri dan masuk ke kamarmu, tak lupa ia menutup pintu kamarmu saat kau sudah berhasil memapahnya ke dalam kamarmu.
♡♡♡♡
Done! Semoga suka ya 😉😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine [END]
FanfictionFor Indonesian Carat Only! Don't forget to check Seventeen Imagine Season 2 ^^ Highest Rank: #1 In Search Seventeen Imagine 161030 ♡ #3 In Random 170110 ♡ #11 In Fanfiction All the pict I used're not mine! I save it from Seventeen Masternim twitter...