67. Woozi

15.3K 1.2K 23
                                    

Requested by ZeeSyl ashiltodo0610

"Ah! Sungguh melelahkan!" Ujarmu seraya meletakan gitarmu di tempat yang telah disediakan.

"Lee Jihoon memang sangat tegas kalau mengajar."

Kau mengerucutkan bibirmu pada Seungcheol a.k.a oppamu. Ia dengan santainya bertumpu tangan di atas kepalamu.

"Aku bertanya-tanya kenapa aku bisa suka padanya." Ujarmu dengan bahu terkulai. "Oppa, apa kau tahu?"

"Mana kutahu!" Seungcheol mengacak-acak rambutmu dengan lembut. "Yang terpenting aku sudah membantumu agar kalian bisa tampil di pertunjukan bulan depan bersama bukan?"

Tiba-tiba saja pintu terbuka kau segera duduk dengan tegak sedangkan Seungcheol segera menarik tangannya dari kepalamu.

"Hyung, kau sebaiknya keluar." Seru Jihoon yang baru kembali dari entahlah itu dengan raut wajah datar.

"Jihoon-ah, ingat ya, ini adikku. Jangan terlalu sadis padanya." Ujar Seungcheol ringan seraya mengedikan bahunya.

"(Y/n) hwaiting!"

Setelah Seungcheol keluar ruangan kembali hening. Kau melirik Jihoon yang sedang membaca tangga nada di hadapan piano.

"Mulai dari bagian awal." Ujarnya tanpa memandangimu.

Kau dengan segera mengambil gitarmu dan memulai permainan gitarmu.

Tepat ditengah-tengah lagu ia menekan tuts piano keras-keras, membuatmu terperanjat dan hampir saja melemparkan gitarmu.

"(Y/n)-ya, sudah kubilang kan kalau di bagian itu kau harus memasukan perasaanmu saat memetik senar gitarmu." Ujarnya seraya menghela nafas panjang.

"Aku tidak bisa Jihoon-ah. Bagaimana mungkin aku bisa? Jari-jariku saja hampir tak bisa menekan kunci F." Ujarmu frustasi.

"Kan sudah kubilang kalau kau harus terus melatihnya!"

Kau agak kaget saat ia menaikan nada bicaranya sehingga kau segera membuang muka dan tidak sekalipun kau memiliki niat untuk menatapnya.

Jihoon menatapmu sekilas lalu segera berpindah ke kursi yang lebih besar.

"Kemarilah."

Kau meliriknya sekilas lalu kembali menatap ke arah luar jendela. Kau mendengar Jihoon menghela nafas panjang sebelum merasakan dua buah tangan memelukmu dari belakang.

Ah bukan memeluk melainkan melingakar di tubuhmu dengan tangan kirinya memegang jari-jarimu dan tangan kanannya memegang tangan kananmu.

Kau merasakan bahwa tubuhmu menegang dan rasa panas menjalar ke seluruh tubuhmu.

"Kau bisa mengakalinya seperti ini." Ujar Jihoon sangat dekat di telingamu.

"Cobalah."

Kau sama sekali tidak memperhatikan apa yang Jihoon lakukan sehingga kau tak tahu harus berbuat apa.

"Eh? Um? Begini?"

Jihoon tersenyum kecil saat melihatmu yang kebingungan.

"Begini." Ujarnya tepat di samping wajahmu namun kau tak menyadarinya.

Kau mencoba mengikuti trik dari Jihoon dan berhasil!

"Bisa! Aku bisa!" Kau segera menoleh ke arah Jihoon yang sedang tersenyum seraya memandangimu.

Rasanya jantungmu sempat berhenti berdetak sebelum mulai memompa dengan lebih cepat.

Kau merasakan tubuhmu sulit untuk digerakan dan ia meraih tanganmu.

Seventeen Imagine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang