155. Jun

12.4K 1.1K 16
                                    

Requested by Nnnnnjmlda

Kau baru saja selesai membersihkan diri dan sedang bersiap-siap untuk tidur ketika Jun masuk ke dalam kamar.

"Kau mau tidur sekarang?" Tanyanya seraya memperhatikanmu bak elang memperhatikan mangsanya.

Kau menatapnya balik sebelum mengangguk kecil. "Kenapa?"

"Bukankah kau berjanji untuk menonton film bersamaku?" Ujarnya seraya berjalan ke arahmu dan memelukmu dari belakang. Kau merasakan dagunya di atasmu.

"Benarkah?"

"Kau lupa?"

Kau tersenyum kecil. "Jujur saja, iya."

"Apa kau lelah?" Tanyanya.

"Sedikit."

"Kau mau aku pijat?"

Kau melepaskan pelukannya lalu menatapnya.

"Kau tahu aku tidak suka dipijat."

"Kalau begitu kita tidur saja." Ujarnya dengan bibir mengerucut seraya berjalan ke arah kasur.

Kau menatapnya bingung. Biasanya ia akan tetap memaksamu untuk menonton bersamanya namun entah kenapa hari ini Jun malah menyerah dengan mudah.

Kau berjalan ke arah kasur dan berbaring di sampingnya. "Apa yang terjadi padamu?"

"Aku? Bukan apa-apa." Jawab Jun tanpa menatapmu.

Kau menatapnya curiga sebelum bangkit dan duduk di sampingnya.

"Katakan." Ujarmu seraya menusuk pinggangnya, membuat Jun meronta karena geli.

"Ap.. hahaha.. apa... haha... mak.. sud.. mu... hahaha...."

Karena tidak mendapatkan jawaban yang kau mau, kau mulai mengelitiki perut Jun.

"(Y/n)... hahaha... hentikan... hahaha...." Ujar Jun setengah memohon.

"Tidak sampai kau menjawab pertanyaanku."

"Baik... baik..." Ujarnya seraya menangkap tanganmu.

Ia menarik nafas panjang berusaha mengatur nafasnya yang tak beraturan.

Kau sendiri menatapnya yang sekarang berkeringat bahkan bajunya pun naik dan memperlihatkan perutnya tanpa berkata apapun.

Setelah Jun agak tenang ia menatapmu dalam-dalam. "Kau tahu..."

Kau menaikan alismu, menunggu kelanjutan kata-kata Jun.

"Aku merasa kalau belakangan ini kita kurang menghabiskan waktu bersama. Aku sibuk dengan pekerjaanku sedangkan kau sibuk dengan pekerjaanmu sendiri." Ujarnya dengan senyum sedih. "Aku hanya merindukan saat-saat kita bisa menghabiskan waktu bersama. Maksudku, kita sudah menikah dan seharusnya kita memiliki lebih banyak waktu untuk melakukan aktifitas bersama."

Kau tersenyum kecil mendengar pengakuan Jun. "Aku juga merasa begitu."

Jun menatapmu lekat-lekat. "Benarkah?"

Kau menganggukkan kepalamu dengan tangan kananmu mengusap rambut Jun yang berantakan.

"Aku merasakan hal yang sama denganmu. Belakangan ini kita memang hampir tidak punya waktu bersama." Ujarmu. "Dan aku merasa sedikit kesepian."

Jun meraih pipimu dan mengusapnya.

"Kapan terakhir kali kita berciuman?" Tanyanya, membuatmu sedikit panik.

"Entahlah... rasanya.." Jawabmu sedikit malu-malu. "Sudah lama sekali."

Jun tersenyum kecil sebelum mengangkat kepalanya sedikit mendekatimu.

"Jika ada orang yang bertanya begitu jawab saja hari ini." Ujarnya sebelum menciummu dengan lembut.

Tangannya merangkul lehermu dan menarikmu sehingga saat ini kau berada di atasnya.

"Aku merindukanmu." Bisiknya setelah kau berbaring di sampingnya.

"Merindukanku atau merindukan ciumanku?" Tanyamu jahil.

"Keduanya." Jawabnya seraya merangkulmu lebih erat.

Kau tersenyum kecil mendengar jawabannya.

"Bagaimana jika akhir minggu ini kita pergi kencan?" Usulmu.

"Kencan?"

"Ung."

"Ide yang bagus." Jawabnya.

Tiba-tiba saja kau menguap, Jun yang melihatmu menguap tertawa pelan.

"Sepertinya kau benar-benar lelah. Sebaiknya kita tidur sekarang."

"Bagaimana dengan film yang ingin kau tonton?"

"Kita bisa menontonnya lain kali." Jawabnya seraya mengecup puncak kepalamu sebelum mematikan lampu lewat saklar di samping tempat tidur kalian.

"Selamat tidur ratuku." Ujarnya seraya menyelimutimu dan kembali memelukmu.

Kau berbaring di sampingnya dengan tangannya menjadi bantalmu.

"Selamat tidur juga rajaku." Ujarmu seraya mengecup bibirnya sebelum membalas pelukannya.

♡♡♡♡♡

Done! Jangab lupa Vomment ya!

Done! Jangab lupa Vomment ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seventeen Imagine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang