Requested by -vernonion CamilliaS_ Putrilistyarifah_ hansolvc_luki
"Kan sudah aku bilang jangan pulang terlalu malam!" Seru Hansol agak keras ketika kau baru pulang ke apartemen kalian.
"Maafkan aku sayang, tapi profesor Kwon membutuhkan bantuanku. Kau tahu bukan kalau dia yang membantuku menyelesaikan tesisku?" Ujarmu memohon.
Hansol mendengus. "Kalau ada apa-apa dengan anak kita bagaimana?"
"Hansol-ah, aku tidak seceroboh itu. Buktinya aku baik-baik saja."
Hansol memutar bola matanya kesal. "Kenapa kau tidak ambil cuti saja? Sudah tahu sedang hamil malah memaksakan kuliah!"
"Aku bosan kalau diam di rumah sendirian. Kan kau pergi kerja hingga malam." Ujarmu semanis mungkin.
Hansol menghela nafas panjang, tanda bahwa ia mengalah lalu berjalan menghampirimu yang masih berdiri di dekat pintu masuk lalu memelukmu. "Lain kali katakan pada profsormu bahwa aku melarangmu pulang malam."
Kau tersenyum kecil lalu mengangguk. "Aku mengerti."
Hansol mengecup bibirmu singkat sebelum tersenyum padamu.
"Sudah makan malam?"
Kau menggeleng. "Belum."
"Kalau begitu kau mau makan apa? Biar kubelikan."
Kau berpikir sejenak. "Aku mau mie dingin."
"Hah? Di musim dingin begini?" Seru Hansol kaget.
Kau mengagguk cepat sambil tersenyum.
"Aku harus cari kemana?" Tanyanya bingung.
"Entahlah, pokoknya aku mau mie dingin, titik."
Hansol menutup matanya rapat-rapat. Entah kenapa kau selalu mengidam makanan yang aneh-aneh. Kemarin itu kau pernah mengidam samgyetang, kemarinnya lagi mie daging khas Jeju, kemarinnya lagi kau mengidam namjak mandu yang hanya di jual di Busan. Untunglah Hansol memiliki teman seorang koki yaitu Mingyu, sehingga ia dapat meminta bantuan Mingyu untuk membuatkan makanan-makanan tersebut.
"Aku mengerti, aku akan membelikannya. Sekarang kau mandi dan hangatkan tubuhmu hingga aku kembali. Ok?"
Kau mengangguk lalu membantu Hansol memakai jaketnya sebelum menuruti perkataannya.
Dalam waktu 10 menit kau sudah berada di atas kasur lengkap dengan selimut tebal menutupi tubuhmu sambil menunggu Hansol.
Namun tak sampai 5 menit menunggu, matamu terasa berat dan tanpa kau sadari kaupun tertidur.
"(Y/n)-ya, aku tidak dapat menemukan mie dingin. Sebagai gantinya Mingyu membuatkan udon kesukaanmu." Seru Hansol ketika ia kembali.
Karna tak mendengar jawaban darimu, Hansol meletakan tas berisi makanan di dapur dan masuk ke kamar kalian.
Ia menemukanmu sedang tertidur pulas dan tersenyum. Ia perlahan membuka jaketnya dan menggantungnya di dalam lemari sebelum menghampirimu. Ia mengusap kepalamu dengan lembut namun tangannya yang dingin mengusik tidurmu.
"Uung..."
Hansol segera menarik tangannya dan perlahan-lahan kau membuka matamu.
"Dingin." Gumammu.
"Maafkan aku, aku lupa menghangatkan tanganku sebelum menyentuhmu." Ujar Hansol seraya mengusap-usap kedua tangannya.
Kau menggeleng. "Tidak masalah."
"Kau mau makan sekarang? Biar kuambilkan makananmu. Tapi aku tidak mendapatkan mie dinginnya."
"Aku tidak lapar." Ujarmu dengan mata tertutup.
"Begitukah? Tapi aku membawakan udon kesukaanmu."
"Aku tidak mau makan."
Hansol menghela nafas panjang. A tahu benar kondisimu yang sedang hamil saat ini sehingga ia menahan diri untuk tidak meneriakimu.
Hansol mengusap pipimu lembut sebelum berdiri. "Kalau begitu tidurlah. Aku akan memasukan udonnya ke dalam kul..."
"Peluk aku." Ujarmu manja seraya menarik bagian bawah sweater Hansol.
Hansol menatapmu yang masih menutup matamu.
"Apa?"
"Peluk aku. Aku kedinginan. Begitu pula dengan anak kita."
"Tunggu sebentar y.."
"Peluk aku!" Rengekmu seraya menarik keras-keras sweater Hansol hingga ia hampir terjatuh menimpamu kalau saja ia tidak menahan tubuhnya dengan tangannya di sampingmu.
"(Y/n)-ya, bagaimana jika aku menimpamu dan anak kita? Jangan menarikku seperti itu." Ujar Hansol agak keras karena kaget.
Kau mengerucutkan bibirmu sambil menatapnya.
Hansol menghela nafas sebelum pada akhirnya mengalah. Ia bangkit dan berputar ke sisi kasur yang lain lalu berbaring di sana.
Ia menyelimuti dirinya lalu berbalik ke arahmu. "Kemarilah."
Kau segera bergeser dan masuk ke dalam pelukannya. "Lain kali hati-hati. Aku tak ingin anakku kesakitan karna aku menimpanya, begitu pula dengan istriku."
Kau mengangguk kecil sebelum memeluk pinggangnya.
Hansol mengecup puncak kepalamu dengan lembut dan tangannya mengusap punggungmu berulang kali. "Tidurlah."
Kenyamanan yang diberikan Hansol membuatmu kembali ke dunia mimpi dengan cepat begitupula dengannya yang tak membutuhkan waktu lama untuk menyusulmu ke dunia mimpi.
♡♡♡♡
Jangan lupa vomment ya
Ciaaaooo
Btw aku udah mulai kuliah lagi nih ㅠㅠ
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine [END]
FanfictionFor Indonesian Carat Only! Don't forget to check Seventeen Imagine Season 2 ^^ Highest Rank: #1 In Search Seventeen Imagine 161030 ♡ #3 In Random 170110 ♡ #11 In Fanfiction All the pict I used're not mine! I save it from Seventeen Masternim twitter...