For Indonesian Carat Only!
Don't forget to check Seventeen Imagine Season 2 ^^
Highest Rank:
#1 In Search Seventeen Imagine
161030 ♡ #3 In Random
170110 ♡ #11 In Fanfiction
All the pict I used're not mine! I save it from Seventeen Masternim twitter...
Sebagai supervisor, kau perlu melakukan pengawasan dan pemantauan setiap tenaga kerja dalam perusahaan. Namun kali ini kau datang untuk urusan lain.
"Masuk." Terdengar jawaban ketus dari dalam.
Kau segera membuka pintu dan tatapan matamu langsung mengarah pada sosok Choi Seungcheol yang sibuk dengan berkas-berkas laporan di tangan dan mejanya.
"(Y/n)?" Serunya bingung.
Seharusnya kau memang sudah pulang sejak 1 jam yang lalu jadi wajar saja jika Seungcheol kaget melihat sosokmu yang seakan tenggelam dalam jaket tebalmu berdiri di pintu ruang kerjanya sambil membawa tas.
Kau menutup rapat pintu ruang kerjanya dan menguncinya lalu menutup kaca yang memperlihatkan beberapa orang karyawan yang sedang bekerja lembur.
Setelah memastikan semua aman tak terlihat, kau menghampiri Seungcheol yang sedang menatapmu bingung.
"Oppa, aku baru saja melakukan tes dan hasilnya positif."
Seungcheol mengerjabkan matanya berulang kali. Tak mengerti dengan apa yang kau katakan.
Kau berdecak sebelum berjalan ke arahnya dan melepaskan kacamata yang dipakainya. "Aku hamil."
Seungcheol yang awalnya diam menatapmu langsung tersenyum lebar. "Benarkah?"
Kau mengangguk dan ia segera menarikmu sehingga kau sekarang duduk di pahanya. Ia menatap wajahmu lekat-lekat lalu mencium bibirmu singkat. "Kau tidak bercanda kan?"
Kau memutar bola matamu lalu mencubit hidungnya. "Oppa mau lihat testpacknya? Aku baru saja mengetesnya tadi."
"Tidak terima kasih." Jawab Seungcheol cepat dengan raut wajah agak jijik.
Ia lalu menatap mejanya yang penuh dengan berkas-berkas sebelum menatapmu.
"Bagaimana ini? Aku ingin merayakannya tapi pekerjaanku masih banyak." Ujarnya dengan nada menyesal.
Kau menggelengkan kepalamu. "Tidak apa-apa. Kita dapat merayakannya besok dengan ibumu."
Seungcheol menatapmu dengan perasaan bersalah. Kalau saja salah satu karyawannya tidak melakukan kesalahan maka saat ini ia sudah berada di ruang kerjamu seraya membantumu bersiap pulang.
Kau merapatkan jaketmu sebelum berdiri dan menghadap Seungcheol. "Aku pulang sekarang ya."
Seungcheol menatapmu sebelum menghela nafas panjang. "Biar kutemani hingga kau mendapatkan taxi."
Kau menatapnya yang sedang menatapmu dengan wajah serius. Tentu saja kau mengerti bahwa ia tidak menerima penolakan dalam bentuk apapun.
Seungcheol mengambil syal dan jaketnya sebelum membuka kunci dan membukakan pintu untukmu.
Kau mengucapkan salam pada beberapa karyawan sebelum mengikuti Seungcheol berjalan ke arah lift.
Di dalam lift, Seungcheol memakai jaketnya lalu melingkarkan syal yang ia bawa tadi di lehermu.
"Oppa, jika kau memakaikan syal ini di leherku maka orang-orang akan menganggap jika jaket ini melayang." Candamu.
"Aku tak peduli dengan pandangan orang lain. Yang terpenting adalah istriku ini merasa hangat." Jawabnya dengan senyum lembut.
Kau menggumamkan terima kasih saat Seungcheol selesai melilitkan syal tersebut dengan sempurna di lehermu.
Ding!
Seungcheol melirik ke arah pintu lift yang terbuka secara perlahan lalu menggenggam tanganmu dan menarikmu keluar dari lift.
"Kau tunggu di sini. Aku akan memanggilkan taxi." Ujar Seungcheol padamu tepat sebelum keluar dari pintu utama kantor kalian.
Kau mengangguk kecil dan Seungcheol segera berlari keluar dari kantor menuju tepi jalan raya.
Tak butuh waktu lama, Seungcheol sudah kembali dengan sebuah taxi menunggumu tepat di depan pintu.
Kau berjalan keluar lalu menghadap ke arah Seungcheol.
"Aku pulang ya oppa. Jangan pulang terlalu malam karna aku tidak akan bisa tidur jika oppa belum sampai di rumah." Ujarmu seraya mencium pipi Seungcheol.
"Aku mengerti." Jawabnya lalu membukakan pintu taxi.
Kau segera masuk ke dalam taxi dan menatap Seungcheol yang tersenyum ke arahmu.
"Paman, antarkan istriku yang cantik ini beserta anak kami dengan selamat ya." Ujar Seungcheol pada supir taxi yang langsung dibalas dengan acungan jempol.
"Oppa!" Serumu malu."
Seungcheol hanya tersenyum simpul. "Hati-hati di jalan, jangan lupa makan malam dan jaga dirimu tetap hangat."
Kau mengangguk kecil dan melambaikan tanganmu pada Seungcheol sebelum ia menutup pintu taxi.
Kau menatap Seungcheol yang melambaikan tangannya terus menerus hingga taxi yang kau tumpangi berjalan menjauh.
"Aigoo, anda pasti senang memiliki suami yang baik sepertinya." Ujar supir taxi setelah kalian keluar dari kawasan kantor.
Kau tersipu malu. "Begitulah. Aku sangat mencintainya."
♡♡♡♡
Done.. Maaf kalau ga sesuai ekspetasi 🙇 Hari ini pencerahannya kecil jadilah sulit untuk menulis cerita 😂😂😂 Maafin ya.. Aku lgi fokus ke Imagine natal jadi butuh waktu ekstra buat nyari idenya Jangan lupa vomment ya ^^
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.