70. Jihoon

14.7K 1.1K 11
                                    

Requested by RenaCheolSooBaby

Seharusnya hari ini hari yang membahagiakan bagimu. Bagaimana tidak? Hari ini adalah hari dimana kau dan Jihoon mulai berpacaran tahun lalu.

Tapi, bukannya merasa senang kau malah merasa tertekan.

"Kau tidak akan bertemu Jihoon?"

Kau mengangkat kepalamu yang sedari tadi kau baringkan di atas meja. Kau menatap Wonwoo sekilas lalu menggeleng kecil dan kembali membaringkan kepalamu.

"(Y/n)-ya, apapun yang kau pikirkan itu semuanya tidak benar." Sebuah botol yang berisi air berwarna-warni tiba-tiba berada di hadapanmu. Kau menatap pemilik tangan yang meletakannya tanpa mengangkat kepalamu.

"Lalu apa?" Tanyamu datar. "Kau tahu kan belakangan ini ia sama sekali tidak menghubungiku."

Soonyoung menghela nafas singkat lalu duduk di sebelah Wonwoo.

"(Y/n)-ya." Panggil Wonwoo. "Jihoon tidak mungkin selingkuh. Kau tahu dia sangat kaku jika perempuan mendekatinya."

"Aku tahu."

Wonwoo dan Soonyoung bertatapan sejenak.

"Lalu apa?"

Kau menghela nafas singkat lalu duduk tegak seraya menatap mereka berdua.

"Aku rasa ia sudah tidak menyukaiku." Jawabmu.

Wonwoo segera mengambil handphonenya dan Soonyoung jelas-jelas shock mendengar hal tersebut.

"Itu tidak mungkin!" Seru Soonyoung.

Kau mengerucutkan bibirmu lalu melirik Wonwoo yang sedang sibuk dengan handphonenya.

"Ayo kita pastikan." Seru Wonwoo seraya menelepon seseorang.

"Eh?"

Sebelum kau sempat merebut handphone Wonwoo, Soonyoung menahan tubuhmu.

"Halo?"
"Jihoon-ah kau dimana sekarang?"
"Oooh... ah, kebetulan aku sedang bersamanya. Kenapa?"

Wonwoo menatapmu lalu mengangguk kecil.

"Oke."

Masih menatapmu Wonwoo mematikan sambungan teleponnya dengan Jihoon dan mengetikan sesuatu sebelum handphonemu berdering.

Soonyoungpun segera melepaskan pegangannya padamu.

"Jihoon bilang kau harus pergi ke sana." Ujar Wonwoo seraya menunjuk handphonemu.

Kau segera meraih handphonemu dan melihat lokasi yang dikirimkan Wonwoo.

"Selamat berjuang." Ujar Soonyoung dengan senyuman di wajahnya. "Jihoon menyiapkan semuanya dengan sepenuh hati."

Kau menatap Soonyoung dan Wonwoo bergantian lalu mengangguk kecil.

"Terima kasih."

Kau segera keluar dari cafe dan berlari ke tepi jalan dan memberhentikan sebuah taxi.

"Cheonggyecheon!" Ujarmu pada supir taxi yang kau tumpangi.

Kau memikirkan apa yang seminggu terakhir ini kau lakukan pada Jihoon. Seminggu yang lalu kau memprotes pada Jihoon bahwa ia tak romantis sama sekali. Setelah itu kau menolak seluruh telepon dari Jihoon. Kau bahkan sempat berpikir bahwa ia sudah tak menyukaimu lagi karena ia tak pernah berusaha untuk mendatangi rumahmu sama sekali setelah kejadian tersebut.

Tak butuh waktu lama kau telah sampai di Cheonggyecheon.

"Jihoon-ah!" Panggilmu seraya mencari sosok mungil pacarmu itu.

Kau sangat merindukannya dan menyesali seluruh perbuatanmu. Kau mencari sosok Jihoon dari ujung ke ujung yang lain untuk mencarinya di tengah-tengah kerumunan orang yang sedang berjalan-jalan.

Saat hari mulai menggelap dan sekelilingmu mulai sepi, kau masih belum menemukan sosok Jihoon dimanapun kau akhirnya memutuskan untuk menelepon Jihoon.

'Halo.'

"Jihoon-ah." Panggilmu hampir terisak. "Kau dimana? Aku mencarimu kemana-mana dan aku tidak dapat menemukanmu."

'Apa kau sudah melihat ke belakangmu?'

Dengan perlahan kau menoleh ke belakang dan menemukan Jihoon telah berdiri di sana dengan senyum khasnya.

Kau segera berlari untuk memeluknya.

"Kau kemana saja? Aku mencarimu kemana-mana." Isakmu.

Jihoon memeluk tubuhmu dengan sangat lembut.

"Maafkan aku. Banyak yang harus kulakukan."

Setelah berkata seperti itu Jihoon melepaskan pelukannya. Ia mengelap ujung matamu yang agak basah karena hampir menangis lalu ia menyerahkan sebuah kotak kecil padamu.

"Apa ini?" Tanyamu.

"Happy anniversary (Y/n)." Ujarnya.

Kau menatapnya sejenak lalu membuka kotak yang ia berikan padamu.

Kalu melihat sebuah kalung dengan bandul huruf J.

"Jihoon." Ujarmu tercekat saat ia menunjukan kalung dengan bandul inisial namamu yang menempel di lehernya.

Ia menunjukan senyumannya padamu.

"Oh, Jihoon. Maafkan aku." Ujarmu seraya meraih tangannya.

"Untuk apa?"

"Untuk apa yang kulakukan padamu seminggu terakhir ini." Ujarmu.

Ia menarikmu ke dalam pelukannya. "Tidak apa-apa. Memang apa yang kau katakan padaku itu benar. Kau tidak perlu meminta maaf."

Kau menggelengkan kepalamu dalam pelukannya.

"Jiho.." Ia menciummu dengan lembut. Memotong seluruh perkataanmu.

Ia masih menutup matanya saat menjauh darimu lalu membukanya perlahan-lahan, kau melihat pipinya merona.

"Apa dengan begini aku sudah romantis?" Tanyanya malu-malu.

Kau tersenyum lembut.

"Kau memberikanku hadiah terbaik." Ujarmu pelan. "Kau memberikanku sebuah ciuman yang kutunggu-tunggu selama satu tahun ini."

Jihoon tersenyum malu.

Kau pun meraih wajahnya untuk menciumnya kembali.

"Aku mencintaimu Lee Jihoon. Aku mencintaimu apa adanya." Bisikmu.

Ia meraih pinggangmu dan memelukmu. "Aku juga mencintaimu dan aku akan belajar untuk menjadi romantis sedikit demi sedikit."

"Terima kasih."

"Um..." Ujar Jihoon malu-malu.

Kau mendongak untuk menatap wajahnya yang merah seperti tomat.

"Bolehkan aku menciummu lagi?" Tanyanya setengah berbisik.

Kau terkikik geli lalu mengangguk pelan sebelum ia menciummu lagi.

Pada akhirnya kau kembali pada sosok Jihoon yang pemalu namun sungguh peduli dan perhatian padamu.

♡♡♡♡♡

Done..
Semoga suka ya eonni, saeng, dan semua readers 😊
Ditunggu vommentnya hehehe
Salam dari istrinya Jihoon, Lee Yeonmi😆

Semoga suka ya eonni, saeng, dan semua readers 😊Ditunggu vommentnya heheheSalam dari istrinya Jihoon, Lee Yeonmi😆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seventeen Imagine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang