"Lihat lihat!" Entah sudah yang ke berapa kalinya teman masa kecilmu itu mengatakan hal yang sama.
Sejak tadi pagi Lee Chan terus menerus menarikmu ke sana ke mari. Memang sejak kemarin kau dan keluarga Chan melakukan camping di gunung.
"Oh ayolah Chan! Aku lelah kau ajak berkeliling sejak pagi."
"Tapi kau kan suka bunga!"
Akhirnya kau kembali mengalah dan mengikuti kemauan Chan.
Setibanya di ladang bunga, Chan mulai memetik beberapa tangkai bunga sedangkan kau berbaring di atas rumput. Saat melihat ke sekeliling kau melihat bunga yang sangat menarik bagimu dan kau memutuskan untuk memetik bunga tersebut.
Bunga tersebut terletak tak jauh dari tempatmu berada namun kau jalan menuju bunga tersebut menanjak sehingga mau tak mau kau harus mendaki ladang buga tersebut.
Karena terlalu fokus dengan bunga yang kau inginkan, kau tidak memperhatikan bahwa tidak ada lagi tempat untuk kakimu berpijak.
"Eng?" Saat kau menyadarinya, badanmu telah terjatuh ke bawah dan kau menyadari bahwa kau jatuh ke dalam air.
Kau tidak dapat berenang! Saat kepalamu berhasil muncul kau meneriakan nama Lee Chan.
Setelah beberapa kali berusaha kau mulai mencari pegangan sebelum kau tenggelam namun tenagamu tidak mendukung aksimu tersebut.
"(Y/N)!" Teriakan tersebut terdengar tepat sebelum sebuah tangan menarikmu ke permukaan.
Kau terbatuk-batuk dengan tangan memeluk leher Chan.
Chan memandangmu sejenak lalu berenang ke tepian dan membantumu naik ke luar dari air.
"Kau ini benar-benar membuatku kaget setengah mati!"
"Maaf." Ujarmu di sela-sela batukmu, tubuhmu menggigil karena masih shock dengan apa yang baru saja kau alami.
Chan yang baru saja keluar dari air langsung membuka kemejanya yang basah dan memerasnya.
"Pakai ini." Ia memakaikan kemejanya di pundakmu lalu memelukmu dengan erat.
"Chan."
"Kau akan baik-baik saja." Chan memelukmu erat lalu menggendongmu dengan bride style kembali ke tempat orang tua kalian berdua berada.
Malamnya kau duduk di depan api unggun sendirian karena tidak bisa tidur. Ayah dan ibumu sudah tidur begitu pula dengan keluarga Chan.
Tiba-tiba saja sebuah selimut tersampir di pundakmu.
"Kau bisa sakit." Ujar Chan saat kau menatapnya.
"Kau belum tidur?" Tanyamu pelan sambil merapatkan selimut yang ia berikan padamu.
"Belum. Kau sendiri kenapa belum tidur?" Tanyanya sbil tersenyum.
"Tidak bisa tidur."
"Ooh." Setelah itu kau menyenderkan kepalamu di bahunya.
"Terima kasih."
"Tentu." Jawab Chan yang kepalanya juga sekarang bertumpu dengan kepalamu.
Keadaan menjadi hening. Kau menikmati kehangatan dari Chan dan api unggun di depanmu.
"Ah!" Chan tiba-tiba merogoh saku celananya sehingga kau duduk tegak sambil melihatnya.
"Apa?"
"Ini." Chan menunjukan sebuah rangkaian bunga yang menyerupai sebuah gelang.
"Apa itu?"
"Gelang. Aku membuatnya untukmu tadi." Chan memasangkan gelang tersebut di tanganmu.
"Woa.. Cantik sekali."
Chan tersenyum senang melihatmu menyukai gelang buatannya.
"Kau tahu betapa takutnya aku saat melihat kau menghilang begitu saja?"
Kau diam tanpa berkata apa-apa. Kau tahu benar Chan sangat panik.
"Aku tahu. Maafkan aku."
Chan menarikmu ke pelukannya. "Jangan pernah melakukannya lagi. Bagaimana mungkin aku bisa hidup dengan tenang jika kau menghilang dari hidupku?"
"Hei, aku bukan pacarmu." Kau terkekeh di pelukannya.
"Memang. Tapi akan."
Kau balas memeluknya dengan erat. "Coba saja."
![](https://img.wattpad.com/cover/70670471-288-k933424.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine [END]
FanfictionFor Indonesian Carat Only! Don't forget to check Seventeen Imagine Season 2 ^^ Highest Rank: #1 In Search Seventeen Imagine 161030 ♡ #3 In Random 170110 ♡ #11 In Fanfiction All the pict I used're not mine! I save it from Seventeen Masternim twitter...