85. The8

14.4K 1.1K 25
                                    

Requested by Arisa_Chikanatsu

Lagi-lagi kau menatap ke arah Myungho yang sedang sibuk dengan alat bela dirinya yang terbuat dari besi. Apa ya namanya? Um nunchuk? Nuchak? Ah Nunchaku!

Ia benar-benar mengabaikanmu dan terus bermain dengan alat tersebut hingga kau benar-benar bosan dan kesal dibuatnya. Padahal kau sangat merindukannya sehingga kau datang ke rumahnya, tapi sekarang kau malah di abaikan begini.

Dengan bosan kau pun bermain dengan anjingnya, Wen Wen, yang tentu saja menyambutmu dengan senang hati.

Baru bermain sebentar, Myungho tiba-tiba memanggilmu.

Kau mengabaikan panggilan tersebut karena masih merasa kesal. Kau menyadari bahwa Myungho berjalan mendekatimu, namun kau tetap bersikeras untuk mengabaikannya hingga sebuah benda dingin mengenai pipimu dan kau terperanjat karenanya.

Kau segera menoleh dan mendapati Nunchaku Myungho berada di sampingmu.

"Tolong pegang ini sebentar, aku meninggalkan tongkatku di dalam." Kau mendongak ke arah Myungho yang menatapmu datar sebelum ia berbalik dan masuk ke dalam rumahnya, meninggalkanmu yang masih bingung seraya memegang Nunchaku miliknya.

Kau menatap alat yang walau terlihat simple namun memiliki berat yang melebihi ekspetasimu itu dengan wajah penasaran.

Kau berdiri lalu mencoba untuk mengikuti gerakan yang tadi diperagakan oleh Myungho secara perlahan. Saat benda itu mengenai pinggangmu, kau spontan meringis dan menatap benda tersebut dengan kesal namun masih tidak mau melepaskan benda itu. Kau mencoba untuk memutarnya sekarang namun karena kau memutarnya terlalu kencang, benda itu langsung terlepas dari tanganmu dan melambung tinggi ke atas.

Kau menutup matamu rapat-rapat saat tahu bahwa benda itu akan jatuh mengenai kepalamu. Tepat sebelum Nunchaku itu membentur kepalamu dengan keras, Myungho menarik tanganmu dan langsung memelukmu dengan nafas tak beraturan.

"Kau tak apa-apa?" Tanyanya setelah beberapa saat.

Kau mendongak untuk menatapnya dan mengangguk kaku. Kau melihatnya menghela nafas panjang sebelum membopongmu memasuki rumah.

"Wen Wen, masuk! Temani (Y/n)." Kau hanya diam saat ia mendudukanmu di sofa dan saat Wen Wen dengan setia menuruti perintahnya dan langsung duduk di sampingmu sementara Myungho menghilang entah kemana.

Kau mengelus kepala Wen Wen dengan lembut hingga Myungho kembali.

"Buka bajumu." Ujarnya tenang.

"Hah?"

"Cepat buka bajumu sebelum aku yang membukanya sendiri."

Kau segera memegangi ujung kaosmu erat-erat. "Apa yang akan kau lakukan?"

Ia memutar bola matanya sebelum menarik tanganmu dan mendekatkan wajahnya padamu.

"Mengobati pinggangmu sebelum berubah menjadi lebam." Dengan sigap ia mengangkat kaosmu dan menatap tubuhmu lebih tepatnya ke arah pinggangmu yang memerah bekas pukulan Nunchaku miliknya.

Kau terlonjak kaget saat merasakan tangannya yang hangat menyentuh pinggangmu dengan lembut dan sedikit meringis saat ia mengoleskan obat di tempat tersebut.

"Lain kali hati-hati." Ujarnya lembut.

Kau menatapnya tanpa berkedip hingga ia balas menatapmu.

"Apa?"

Kau menggelengkan kepalamu sebelum menurunkan kaosmu kembali.

"Maafkan aku karna sejak tadi aku tidak memperhatikanmu. Kau tahu pertandingan sebentar lagi dimulai dan aku harus berlatih. Selain itu aku merasa tertekan karena di pertandingan nanti aku harus melawan pemenang pertandingan tahun lalu." Ujarnya seraya mengelus pipimu dengan lembut.

Kau mendesah kecil lalu tersenyum kecil. "Tak masalah. Walaupun sebenarnya aku bosan dan merasa diabaikan olehmu setelah kita tidak saling bertemu selama seminggu penuh."

Ia balas tersenyum sebelum mengecup keningmu. "Maafkan aku oke?"

Kau mendongak lalu menatapnya dalam-dalam. "Kalau kau menyesal.. cium aku, peluk aku, habiskan waktumu bersamaku walaupun hanya 2 jam."

Ia menatapmu kaget sebelum tersenyum. "Baiklah pacarku tersayang. Tapi setelah itu aku akan kembali berlatih."

"Jangan memaksakan dirimu." Ujarmu seraya menggenggam tangannya.

Ia mengecup bibirmu singkat sebelum tersenyum. "Iya aku mengerti."

Setelah itu Myungho benar-benar menghabiskan 2 jam waktunya bersamamu sebelum kembali berlatih.

Kau sempat menenangkan dan memberinya semangat guna memperingan beban dan stress yang ia alami sebelum pulang ke rumah.

Kau berharap jika ia dapat memenangkan pertandingan tersebut.

♡♡♡♡♡

킅!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seventeen Imagine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang