Tak terdengar jawaban apa-apa. Tiba-tiba beberapa saat kemudian, kembali terdengar suara orang itu.
"Aku...... aku berada di ruang tengah dari gedung ini," kata orang itu, "Go-bi Sam-hiap, lekaslah kemari, aku akan memberitahu tentang diri Siau Mo kepada kalian......"
Mendengar itu Leng Bu-sia dan Bwe Hui-ji terus melesat ke ruang tengah. Melihat kedua sute dan sumoaynya masuk, Ong Han-thian pun juga hendak menyusul.
Tetapi sekonyong-konyong terdengar suara aneh berteriak: "Leng Bu-sia, Leng Bu-sia, Bwe Hui-ji, Bwe Hui-ji......, Ong Han-thian, Ong Han-thian...... lekaslah kalian kemari...... lekaslah kalian kemari. Aku berada di sebelah muka......"
Suara itu beda dengan suara yang tadi. Nadanya kecil tajam dan mangandung keharuan dan kesedihan. Tetapi pun memiliki suatu daya pesona yang kuat sekali.
Hanya dua kali namanya dipanggil, tetapi cukuplah sudah hati Ong Han-thian tergetar keras. Semangatnya merana dan kesadaran pikirannya pun lenyap. Dia seolah-olah jatuh ke dalam kekuasaan orang itu.
Ong Han-thian memiliki tenaga-dalam yang tinggi dan diapun seorang tokoh tua yang banyak pengalaman. Cepat sekali ia menyadari akan suara yang telah menyerang kesadaran pikirannya.
"Ji-sute, Sam-sumoay, Suara Aneh Kumandang Lembah, ilmu yang sudah lenyap ratusan tahun yang lalu......"
Ia meneriaki kedua sute dan sumoaynya tetapi saat itu Leng Bu-sia dan Bwe Hui- ji sudah melangkah ke dalam pintu.
Tiba-tiba terdengar suara orang tertahan. Leng Bu-sia dan Bwe Hui-ji serempak terhuyung dan rubuh......
Sudah tentu Ong Han-thian terkejut bukan kepalang. Cepat ia mencabut pedangnya, ah...... saat itu ia rasakan lengan kanannya seperti digigit nyamuk atau disengat tawon. Ia mengerang pelahan. Tetapi seketika itu pula ia rasakan pandang matanya gelap, kepala berputar-putar......
Kejut jago tua dari Go-bi itu tak terkira. Dia adalah seorang ketua dari sebuah perguruan yang termasyhur. Dalam detik-detik yang menentukan itu, dia masih dapat memikirkan bagaimana cara untuk meloloskan diri. Bukan saja jiwanya tertolong, pun ia harus menyelamatkan jiwa ribuan kaum persilatan. Ya, ia telah menemukan sebuah rahasia besar yang menyangkut kepentingan dunia persilatan.
Dengan kerahkan sisa tenaga dalamnya, ketua Go-bi-pay itu segera bersuit panjang lalu berputar tubuh dan lari keluar dari gedung.
Sambil tak henti-hentinya menghamburkan suara yang aneh, ia terus pesatkan larinya menuju ke luar kota.
Lari, ya, larilah ketua Go-bi-pay itu sekencang sang kaki dapat membawanya. Ketika tiba di sebuah gerumbul di sebelah utara luar kota Lok-yang, rubuhlah jago tua itu......
◄Y►
Sekarang marilah kita ikuti lagi Siau Mo dan Bok-yong Kang yang juga lari keluar dari gedung keluarga Nyo.
Melihat pakaian putih dari Siau Mo berlumuran darah, bertanyalah Bok-yong Kang: "Toako, apakah ketika masuk ke dalam ruang tengah engkau bertemu dengan musuh?"
Siau Mo mengangguk.
"Telah kubunuh tigabelas orang tetapi tetap tak dapat mencari keterangan tentang keadaan Nyo Jong-ho dan rombongannya. Selain ketigabelas orang berpakaian hitam yang kubunuh itu, aku tak melihat lain orang lagi."
Bok-yong Kang kerutkan alis, "Kalau begitu, anak buah Nyo Jong-ho telah dibunuh habis oleh Wanita Suara Iblis itu......"
Kemudian iapun menceritakan tentang berpuluh mayat yang berada di ruang besar serta timbulnya salah paham dengan ketiga tokoh Go-bi.
Siau Mo menghela napas.
"Aii, memang perangaiku beda dengan lain orang...... aku tak suka berunding dan bertukar pendapat dengan orang. Itulah sebabnya maka sering timbul salah paham dan mengalami peristiwa-peristiwa yang tak diinginkan. Saat ini untuk mengejar jejak musuh, memang sukar. Dan dimana nona Ing, lebih sukar diketahui lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar 100 Hari
Fiksi UmumSuatu peristiwa aneh telah terjadi. Kho Ing-ti diam saja, tak menangkis maupun menghindari sehingga lengannya tertusuk dan darahnya menyembur keluar. Tetapi Hun-ing pun terkapar rubuh di bawah kaki Kho Ing-ti. Rupanya nona itu juga terkena sebuah pu...